Report Abuse

Stats

Comment

Kenangan Mejelis Ta’Lim Ansharullah Di Smaku Dulu

Post a Comment

Ansharullah terlalu panjang perjalanan kita jikalau kutuliskan semua di sini. Ini yakni sepenggal episode perjalanan kita untuk mengenal Agama ini,,, Terima Kasih. Sungguh 4 tahun telah berlalu, tetapi indahnya ukhuwah ini terus menggetarkan hati ini.
Kelas 3
Kita berinovasi! Kita mengajak dia untuk taklim malam hari. 
Diputuskan taklim hari jumat sehabis isya. Kalian masih ingat bahan yang pertama dia sampaikan?
Manajemen Takut.
Hei, bukankah kita sangat ketakutan ketika tinggal di asrama, tidak dapat tidur di malam pertamanya. Cerita-cerita senior masa kemudian masih menghantui benak kita, melihat sendiri bagaimana senior-senior yang kesurupan ketika di awal-awal asrama dulu.
Bergidik!
“takut itu ibarat cinta, Muridku. Jika kalian hanya takut pada Allah maka makhluk-makhluk itu akan takut kepada kalian. Takutlah kepada Allah”, terperinci beliau.
Ah, kita behasil menghilangkan rasa takut itu. Dan kehidupan asrama pun berjalan dengan normal. Tak peduli mau ke rumah umi malam-malam untuk membeli makan. Haha,,
                                                                                            Ansharullah terlalu panjang perjalanan kita jikalau kutuliskan semua di sini Kenangan Mejelis Ta’lim Ansharullah Di SMAku Dulu
 Foto Kenangan Ta'lim Dengan Ustad Firdaus Di Sekolah Menengan Atas 1 ME    

Beliau selalu hadir di jum’at malam. Tak peduli pada cuaca dan jarak. Selalu dia sempatkan untuk hadir.

Ingatkah, ketika kita mendapat PR,
Menulis beberapa kalimat yang dimulai dengan kata “Aku” dan sebuah surat cinta untuk ALLAH.
^! Lokasi KT5, jumat malam.
“woi, saya belum buat PR”
“aku jugo belum”
“aku belum selesai”
“udah dak papo, pela taklim”

 ^! Masjid Taliburrahman
Hei, ternyata ketika itu sedikit sekali yang mengumpulkan PR, 3 orang jikalau tidak salah. Beliau tampak kecewa, dan kita sudah siap dengan berjuta alasan untuk membela diri.
Tapi semua itu beku, ketika dia berucap seraya menunduk.

“Muridku, Allah menghendaki kalian untuk menciptakan surat ini dan Allah pun menghendaki kalian untuk tidak menciptakan surat ini”

Kita terdiam! Menusuk sekali.
Teringat hadist yang dulu kita hafal.
-Barang siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan padanya, maka Allah akan membuatnya paham dalam agama!-
Beliau selalu memiliki pilihan kata yang sempurna dan di ketika yang sempurna pula.

Kawan, insiden berikut ini saya lupa tepatnya kapan!
Peristiwa yang tak kalah besar.
Agenda: Penyelamatan Akidah seorang adik kelas di usianya yang hampir 17 tahun!

Masih ingatkah?
Ia seorang perempuan yang terjaga rapi, namun lantaran sebuah alasannya jawaban masa lalu. Di usia ke 17 tahun ia harus dibaptis. Dan itu sebentar lagi!
Dan isunya sudah melebar kemana-mana, memenuhi dialog di kantin, kelas, ruang guru, bahkan ruang kepala sekolah.
Benar-benar panas. Karena kali ini sudah melibatkan pihak luar sekolah!

Hingga balasannya sang ustadz berkata,
“Untuk yang putra, adakah yang bersedia saya kerahkan jam berapa pun dan kapan pun jikalau terjadi sesuatu terkait saudara kita? Silahkan tulis nama kalian dan nomor hp. Saya sedang menyiapkan 100 cowok Muara enim-tanjung enim untuk siap dikerahkan.

Wow, Heroik!
Tapi, ternyata informasi itu bocor. Dari pihak lawan pun mengancam beliau, bahwa mereka pun dapat menyiapkan jumlah yang lebih besar dari kita.

Hem, ketika itu kita belum diajarkan perihal “amniyah”. Hanya Allah yang tahu bagaimana isu itu hingga bocor.
Dan kisah ini semakin melebar perkaranya dan semakin memunculkan iklim yang cukup panas apalagi di asrama.
Hingga sang adek kelas pindah sekolah. Semoga ia masih mencicipi nikmat dogma ini!

Semester 2.
Kita sibuk sekali, mulai dikejar try out setiap minggunya. Dan aktivitas kelas malam pun bertambah, jum’at malam. Terpaksa menggeser aktivitas taklim ke hari ahad malam.

Konsekuensinya: kita harus pulang ke asrama ahad sore. Tidak dapat lagi senin pagi. Tapi tak problem kita melakukannya dengan bahagia hati.

Waktu berputar amat cepat, dan taklim memasuki hari-hari akhir.
Kita diajarkan doa yang indah,
Doanya Nabi Ibrahim, Doanya Nabi Luth ketika diusir, doanya Nabi Nuh ketika ke Gunung Turji dan doanya Nabi Sulaiman ketika terbang bersama angin ke Khasmir.
“Ya Allah, tempatkan saya ditempat yang Engkau berkahi, lantaran Engkau sebaik-baik pemberi tempat”. (QS. 23:29)

Karena kita akan berhijrah ke perguruan tinggi tinggi!
Kemudian bahan yang cukup berat dia sampaikan perihal pergerakan-pergerakan yang ada.
Hayo,, siapa kini yang belum punya jama’ah?? Hehe,,

Menjelang pertemuan terakhir, jikalau tidak salah ini hari terakhir kita Ujian Nasional. Beliau berkisah perihal sesuatu yang mencengangkan, perihal dia dulu yang ibarat apa.

“kisah ini sengaja saya ceritakan kepada kalian ketika kalian mau lulus, jangan ceritakan ke adek-adek kalian ya, nanti mereka ilfeel”, kelakar beliau.

Hem, masuk akal saja dia kurus, hehe,,
Tapi kisahmu perihal Sang Nabi sungguh menciptakan iri wahai guruku!

Hingga tibalah pada pertemuan terakhir, lantaran setelahnya kita akan bertebaran ke muka bumi.
Saat itu dia meminta kita untuk menyiapkan 2 lembar kertas dan diberi nama. Kemudian kertas itu di tempatkan di sekitar musola, terserah mau di mana.
Selanjutnya, biarkan teman-teman untuk mengunjungi kertas tersebut dan menuliskan pesan serta kesan perihal nama yang tertulis di lembaran itu.
Seremonial selanjutnya yakni bernasyid.
Sungguh, nasyid yang diperdengarkan absurd sekali ditelinga, tapi itu tidak mengurungkan niat kita untuk mencatat liriknya dan melagukannya.

Di ketika pengecap ini mulai terbiasa dengan syair dan liriknya.
Suara menjadi bergetar, sudah mulai ada yang berjatuhan membasahi kertas lagu itu.
Kesadaran akan sebuah perpisahan mulai menguras hati.
Kita larut oleh suasana. Makna perpisahan begitu menakutkan!
Rasanya perpisahan sekolah tidak semenyakitkan ini.

Entahlah,, speachless!!
Sungguh kami mencintaimu ustadz! Dan berat sekali untuk mengakhiri kebersamaan ini!
Siangnya,, sms menyebar,
Sms yang begitu panjang dari Beliau.

Sms yang mengisyarakan bahwa dia juga mencicipi hal yang sama dengan yang kita rasa. Sms yang terucap dengan bahasa yang halus dan begitu mengena.
Bahkan rasa rindu itu sudah hadir sebelum kita berpisah seutuhnya.

Padahal kita masih dapat berjumpa di Madinah,
Ah, rasa rindu itu tiba-tiba saja menyelinap halus menggetarkan jiwa.

Pesan Ustad yg tidak pernah ku lupa "Jika engkau menolong Agama Allah maka Allah akan menolongmu"

070707-070711. Hari Ansharullah.

By : Endah (Anggota Ta’lim Ansharullah)

Related Posts

Post a Comment