Ibu Yeni, seorang anggota dewan perwakilan rakyat mengisahkan pengalamannya mengenai sedekah yang membawa keberkahan baginya. Kejadian ini dialaminya sekitar bulan Agustus tahun 2001 yang lalu. Saat itu ia menerima usul seminar di Sumatra Selatan. Karena masih masa nifas dan membawa anak bungsunya yang kala itu masih berusia 35 hari, ia tetapkan membawa ibunya
“Alhamdulillah... kesampaian juga Ibu naik pesawat,” syukurnya. Yeni yang duduk di sebelahnya tersenyum.
“Coba Buya (ayah) masih hidup ya... ia niscaya senang naik pesawat kayak gini,” tuturnya lagi dengan mata berkaca-kaca. Yeni menoleh dan mengusap bahu ibunda tercintanya.
“Sudahlah Bu, Buya niscaya sudah senang sekarang. Selama hidup Buya kan sangat baik, maka Allah niscaya melimpahkan kebahagiaan padanya...”
“Yah...” Ibu menganguk-angguk, “Buya emang baik....” lanjutnya sendu.
Tidak usang kemudian mereka datang di bandara dan diantar oleh panitia ke sebuah penginapan yang sederhana. Ibunya nampak sangat bahagia. Untuk menyenangkan hatinya, Yeni memesankan masakan kesukaannya.
“Dimakan, Bu...” kata Yeni. Ibunya mengangguk dan mulai makan dengan lahap.
Keesokan harinya ketika Yeni ikut seminar, Ibu menjaga cucunya yang masih merah di penginapan. Seminar itu untunglah tidak begitu lama. Jeda makan siang, mereka diajak makan di sebuah restoran khas Sumatra Selatan. Konon restoran ini biasa ditongkrongi oleh para pejabat dari pusat.
Memang suasananya sangat asri, bertingkat dua, dan Subhanallah masakan yang tersaji juga terasa sangat nikmat.
“Pepes ikan dengan duriannya yummy sekali, Yen...” Ibu memperlihatkan evaluasi seraya makan dengan lahap.
“Kalau di Tangerang, kawasan kita durian cuma untuk Kinca sahabat makan ketan ya, ternyata buat pepes juga enak,” imbuhnya kemudian.
“Alhamdulillah... kita di sini jadi nambah ilmu kan, Bu?” balas Yeni tersenyum.
Selesai makan, mereka menuju penginapan lagi untuk berkemas. Ya, mereka harus kembali ke Jakarta hari itu juga. Sebelum berangkat, Yeni mengusut sebuah bungkusan yang diberikan panitia ketika seminar tadi.
“Subhanallah... anggun amat nih kain sutra?” desisnya takjub sambil menyidik materi itu dengan teliti. Yeni bertekad akan menjahitnya setiba di Jakarta nanti.
Saking indahnya kain tersebut, di pesawatpun Yeni tak kuasa membayangkannya. Menjahitnya menjadi baju muslimah yang indah yang akan dikenakannya pada event-event tertentu. Tapi sejenak kemudian hati kecilnya berkata, “Berikan saja pada ibumu....”
“Bagaimana, ya.... anggun banget sih?” sekilas bathinnya tak rela. Rupanya syetan sedang merasuki niat baiknya.
“Sudah... kasih Ibu saja, supaya ia senang, kau kan sanggup beli nanti lagi...” hati kecilnya kembali berkata.
Sejenak Yeni merasa bimbang. Terus-terang saja, ia sangat ingin mempunyai materi itu untuk dirinya. Sudah dibayangkannya begitu manisnya ia dalam balutan baju berbahan sutra itu. Suaminya niscaya memuji, anak-anaknya niscaya juga bangga. Tapi...
“Ah, sudahlah semoga untuk ibuku saja,” hati kecilnya memenangkan pergolakan bathin.
Maka Yeni memperlihatkan kain sutra itu pada ibunya. Mata ibunya bersinar mendapatkan dukungan itu. Paras senang yang tak sanggup ditutupinya. Yeni tak menyesal memberikannya.
Sesampainya di Jakarta, Yeni kembali mengisi hari-harinya dengan seabreg kegiatan yang menunggunya. Ia sudah tak teringat lagi kain sutra indah dukungan panitia seminar di Sumatra Selatan itu. Sampai dua hari kemudian seorang temannya kembali dari Malaysia dan membawa titipan dari sahabat Yeni, yang orang orisinil Malaysia.
“Apaan ini?” Yeni mengerutkan dahinya, menatap bungkusan yang diberikan temannya itu.
“Titipan dari sahabat Malaysiamu, saya nggak tahu isinya, buka aja gih...”
Tanpa menunggu lama, Yeni membuka bungkusan itu dan terbelalak,”Subhanallah anggun banget....” serunya takjub. Temannya pun ternganga.
Selembar materi sutra yang lebih halus dan lembut warnanya...
“Benar-benar Allah Maha Besar...” Yeni berbisik pelan.
Kain sutranya telah digantikan oleh Allah dengan yang lebih anggun dan manis. Yeni kemudian teringat sebuah hadits Rasulullah Saw, bahwa kebaikan yang cepat mendapatkan karenanya di dunia ialah kebaikan kita kepada orang tua....
Post a Comment
Post a Comment