أَخْبَرَنِي زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ الْحُرِّ بْنِ صَيَّاحٍ عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ امْرَأَتِهِ قَالَتْ حَدَّثَتْنِي بَعْضُ نِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَتِسْعًا مِنْ ذِي الْحِجَّةِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ الشَّهْرِ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَخَمِيسَيْنِ
Namun sebagian ulama menganjurkan untuk berpuasa secara berurutan dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, dan kita pun boleh untuk mengikuti ijtihad para ulama tersebut. Dan hal ini memang ada benarnya, sebab kita tidak tahu umur kita hingga kapan. Kita tidak tahu apakah umur kita dapat hingga tanggal 30 Dzulhijjah ? Kalau tahu, mungkin kita dapat rencanakan puasa bulan Dzulhijjah di awal bulan 3 hari, pertengahan bulan 3 hari dan di final bulan 3 hari. Namun sebab ketidaktahuan kita, maka selayaknya gunakan kesempatan yang ada ketika itu untuk berpuasa.
Post a Comment
Post a Comment