Report Abuse

Stats

Comment

Hukum-Hukum Berkaitan Binatang Kurban

Post a Comment
Ada beberapa aturan yang berkaitan dengan binatang kurban. Sepantasnyalah bagi seorang muslim untuk mengetahuinya biar ia berada diatas ilmu dalam melaksanakan ibadahnya, dan di atas keterangan yang faktual dari urusannya. Berikut ini saya sebutkan hukum-hukum tersebut secara ringkas. (Syaikh Ali Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al Atsari)

PERTAMA
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba jantan [1] yang disembelihnya setelah shalat Ied. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan.
"Artinya : Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka tidaklah termasuk kurban sedikitpun, akan tetapi hanyalah daging sembelihan biasa yang diberikan untuk keluarganya" [2]

KEDUA
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada para sahabatnya biar mereka menyembelih jadza' dari domba, dan tsaniyya dari yang selain domba [3]

Mujasyi bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya jadza' dari domba memenuhi apa yang memenuhi tsaniyya dari kambing" [4]
KETIGA
Boleh mengakhirkan penyembelihan pada hari kedua dan ketiga setelah Idul Adha alasannya hadits yang telah tsabit dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : (bahwa) dia bersabda :

"Artinya : Setiap hari Tasyriq ada sembelihan" [5]
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah.
"Ini yaitu madzhabnya Ahmad, Malik dan Abu Hanifah semoga Allah merahmati mereka semua. Berkata Ahmad : Ini merupakan pendapatnya lebih dari satu sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Atsram menyebutkannya dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum"[6]


KEEMPAT
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bagi orang yang ingin menyembelih kurban biar tidak mengambil rambut dan kulitnya walau sedikit, bila telah masuk hari pertama dari sepuluh hari yang awal bulan Dzulhijjah. Telah pasti larangan yang demikian itu.[7]

Berkata An-Nawawi dalam "Syarhu Muslim" (13/138-39).
"Yang dimaksud dengan larangan mengambil kuku dan rambut yaitu larangan menghilangkan kuku dengan gunting kuku, atau memecahkannya, atau yang selainnya. Dan larangan menghilangkan rambut dengan mencukur, memotong, mencabut, aben atau menghilangkannya dengan obat tertentu[8] atau selainnya. Sama saja apakah itu rmabut ketiak, kumis, rambut kemaluan, rambut kepala dan selainnya dari rambut-rambut yang berada di tubuhnya".
Berkata Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (11/96).
"Kalau ia terlanjur mengerjakannya maka hendaklah mohon ampunan pada Allah Ta'ala dan tidak ada tebusan balasannya menurut ijma, sama saja apakah ia melakukannya secara sengaja atau alasannya lupa".
Aku katakan :
Penuturan dari dia rahimahullah mengisyaratkan haramnya perbuatan itu dan sama sekali dihentikan (sekali kali tidak boleh melakukannya -ed) dan ini yang tampak terperinci pada asal larangan nabi.
KELIMA
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menentukan binatang kurban yang sehat, tidak cacat. Beliau melarang untuk berkurban dengan binatang yang terpotong telinganya atau patah tanduknya[9]. Beliau memerintahkan untuk memperhatikan kesehatan dan keutuhan (tidak cacat) binatang kurban, dan tidak boleh berkurban dengan binatang yang cacat matanya, tidak pula dengan muqabalah, atau mudabarah, dan tidak pula dengan syarqa' ataupun kharqa' semua itu telah pasti larangannya. [10]
Boleh berkurban dengan domba jantan yang dikebiri alasannya ada riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang dibawakan Abu Ya'la (1792) dan Al-Baihaqi (9/268) dengan sanad yang dihasankan oleh Al-Haitsami dalam " Majma'uz Zawaid" (4/22).

KEENAM
Belaiu shallallahu 'alaihi wa sallam menyembelih kurban di tanah lapang daerah dilaksanakannya shalat. [11]


KETUJUH
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa satu kambing mencukupi sebagai kurban dari seorang laki-laki dan seluruh keluarganya walaupun jumlah mereka banyak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Atha' bin Yasar [12] : Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari : "Bagaimana hewan-hewan kurban pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ?" Ia menjawab : "Jika seorang laki-laki berkurban dengan satu kambing darinya dan dari keluarganya, maka hendaklah mereka memakannya dan memberi makan yang lain" [13]
KEDELAPAN
Disunnahkan bertakbir dan mengucapkan basmalah dikala menyembelih kurban, alasannya ada riwayat dari Anas bahwa ia berkata :
"Artinya : Nabi berkurban dengan dua domba jantan yang berwarna putih campur hitam dan bertanduk. dia menyembelihnya dengan tangannya, dengan mengucap basmalah dan bertakbir, dan dia meletakkan satu kaki dia di sisi-sisi kedua domba tersebut" [14]
KESEMBEILAN
Hewan kurban yang afdhal (lebih utama) berupa domba jantan (gemuk) bertanduk yang berwarna putih bercampur hitam di sekitar kedua matanya dan di kaki-kakinya, alasannya demikian sifat binatang kurban yang disukai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. [15]
KESEPULUH
Disunnahkan seorang muslim untuk bersentuhan pribadi dengan binatang kurbannya (menyembelihnya sendiri) dan dibolehkan serta tidak ada dosa baginya untuk mewakilkan pada orang lain dalam menyembelih binatang kurbannya. [16]
KESEBELAS
Disunnahkan bagi keluarga yang menyembelih kurban untuk ikut makan dari binatang kurban tersebut dan menghadiahkannya serta berinfak dengannya. Boleh bagi mereka untuk menyimpan daging kurban tersebut, menurut sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Artinya : Makanlah kalian, simpanlah dan bersedekahlah" [17]

KEDUA BELAS

Badanah (unta yang gemuk) dan sapi betina mencukupi sebagai kurban dari tujuh orang. Imam Muslim telah meriwayatkan dalam "Shahihnya" (350) dari Jabir radhiyallahu 'anhu ia berkata.


"Artinya : Di Hudaibiyah kami menyembelih bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam satu unta untuk tujuh orang dan satu sapi betina untuk tujuh orang".
KETIGA BELAS
Upah bagi tukang sembelih kurban atas pekerjaannya tidak diberikan dari binatang kurban tersebut, alasannya ada riwayat dari Ali radhiyallahu ia berkata.
"Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan saya untuk mengurus kurban-kurbannya, dan biar saya berinfak dengan dagingnya, kulit dan apa yang dikenakannya[18] dan saya tidak boleh memberi tukang sembelih sedikitpun dari binatang kurban itu. Beliau bersabda : Kami akan memberikannya dari sisi kami" [19]
KEEMPAT BELAS
Siapa di antara kaum muslimin yang tidak bisa untuk menyembelih kurban, ia akan menerima pahala orang-orang yang menyembelih dari umat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam alasannya Nabi berkata dikala menyembelih salah satu domba.
"Artinya : Ya Allah ini dariku dan ini dari orang yang tidak menyembelih dari kalangan umatku" [20]
KELIMA BELAS
Berkata Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (11/95) : "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al-Khulafaur rasyidun sehabis dia menyembelih kurban. Seandainya mereka tahu sedekah itu lebih utama pasti mereka menuju padanya.... Dan alasannya mementingkan/mendahulukan sedekah atas kurban mengantarkan kepada ditinggalkannya sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

[Disalin dari kitab Ahkaamu Al-'iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthatharah, edisi Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah oleh Syaikh Ali Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, terbitan Putsaka Al-Haura, hal. 47-53, penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Husein]
_________
Foote Note.
[1]. Akan tiba dalilnya pada point ke delapan
[2]. Riwayat Bukhari (5560) dan Muslim (1961) dan Al-Bara' bin azib.
[3]. Berkata Al-Hafidzh dalam "Fathul Bari" (10/5) : Jadza' yaitu citra untuk usia tertentu dari binatang ternak, jika dari domba yaitu yang tepat berusia setahun, ini yaitu ucapan jumhur. Adapula yang menyampaikan : di bawah satu tahun, lalu diperselisihkan perkiraannya, maka ada yang menyampaikan 8 dan ada yang menyampaikan 10 Tsaniyya dari unta yaitu yang telah tepat berusia 5 tahun, sedang dari sapi dan kambing yaitu yang telah tepat berusia 2 athun. Lihat "Zadul Ma'ad" (2/317).
[4]. 'Shahihul Jami'" (1592), lihat " Silsilah Al-Ahadits Adl-Dlaifah" (1/87-95).
[5]. Dikeluarkan oleh Ahmad (4/8), Al-Baihaqi (5/295), Ibnu Hibban (3854) dan Ibnu Adi dalam "Al-Kamil" (3/1118) dan pada sanadnya ada yang terputus. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabari dalam 'Mu'jamnya" dengan sanad yang padanya ada kelemahan (layyin). Hadits ini mempunyai pendukung yang diriwayatkan Ibnu Adi dalam "Al-Kamil" dari Abi Said Al-Khudri dengan sanad yang padanya ada kelemahan. Hadits ini hasan Insya Allah, lihat 'Nishur Rayah" (3/61).
[6]. Zadul Ma'ad (2/319)
[7]. Telah lewat takhrijnya pada halaman 66, lihat 'Nailul Authar" (5/200-203).
[8]. Campuran tertentu yang dipakai untuk menghilangkan rambut.
[9]. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad (1/83, 127,129 dan 150), Abu Daud (2805), At-Tirmidzi (1504), An-Nasa'i (7/217) Ibnu Majah (3145) dan Al-Hakim (4/224) dari Ali radhiyallahu 'anhu dengan isnad yang hasan.
[10]. Muqabalah yaitu binatang yang dipotong bab depan telinganya. Mudabarah : binatang yang dipotong bab belakang telinganya. Syarqa : binatang yang terbelah telinganya dan Kharqa : binatang yang sobek telinganya. Hadits perihal hal ini isnadnya hasan diriwayatkan Ahmad (1/80 dan 108) Abu Daud (2804), At-Tirmidzi (4198) An-Nasa'i (7/216) Ibnu Majah (3143) Ad-Darimi (2/77) dan Al-Hakim (4/222) dari hadits Ali radhiyallahu 'anhu.
[11]. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5552) An-Nasai 97/213) dan Ibnu Majah (3161) dari Ibnu Umar.
[12]. Wafat tahun (103H) biografisnya bisa dibaca dalam "Tahdzibut Tahdzib" (7/217).
[13]. Diriwayatkan At-Tirmidzi (1505) Malik (2/37) Ibnu Majah (3147) dan Al-Baihaqi (9/268) dan isnadnya hasan.
[14]. Diriwayatkan oleh Bukhari (5558), (5564), (5565), Muslim (1966) dan Abu Daud (2794).
[15]. Sebagaimana dalam hadits Aisyah yang diriwayatkan Muslim (1967) dan Abu Daud (2792).
[16]. Aku tidak mengetahui adanya perselisihan dalam permasalahan ini di antara ulama, lihat point ke 13.
[17]. Diriwayatkan oleh Bukhari (5569), Muslim (1971) Abu Daud (2812) dan selain mereka dari Aisyah radhiyallahu 'anha. Adapun riwayat larangan untuk menyimpan daging kurban masukh (dihapus), lihat 'Fathul Bari' (10/25-26) dan "All'tibar" (120-122). Lihat Al-Mughni (11/108) oleh Ibnu Qudamah.
[18]. Dalam Al-Qamus yang dimaksud yaitu apa yang dikenakan binatang tunggangan untuk berlindung dengannya.
[19]. Diriwayatkan dengan lafadh ini oleh Muslim (317), Abu Daud (1769) Ad-Darimi (2/73) Ibnu Majah (3099) Al-baihaqi (9/294) dan Ahmad (1/79,123,132 dan 153) Bukhari meriwayatkannya (1716) tanpa lafadh : "Kami akan memberinya dari sisi kami".
[20]. Telah lewat takhrijnya

Related Posts

Post a Comment