Pernahkah anda adzan? Tahukah anda aturan adzan tanpa berwudhu? Tulisan berikut akan menunjukkan citra pendapat-pendapat hebat ilmu wacana aturan adzan tanpa berwudhu, sah atau tidaknya. Mudah-mudahan sanggup menunjukkan tanggapan pertanyaan Bagaimanakah aturan Adzan tanpa berWudhu?
Disenangi bagi muadzin mengumandangkan adzan dalam keadaan suci.
Dalilnya yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Dalilnya yaitu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طُهْرٍ، أَوْ قَالَ: عَلَى طَهَارَةٍ
“Aku tidak suka berzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Abu Dawud no. 17, dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud dan Ash-Shahihah no. 834)
Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu berkata, “Ahlul ilmi berbeda pendapat dalam persoalan mengumandangkan adzan tanpa berwudhu (sebelumnya). Sebagian ahlul ilmi membencinya, ini pendapat Asy-Syafi’i dan Ishaq. Sebagian ahlul ilmi yang lain menunjukkan rukhshah adzan tanpa berwudhu. Ini pendapat Sufyan Ats-Tsauri, Ibnul Mubarak, dan Ahmad.” (Sunan At-Tirmidzi,
Mari kita simak pertanyaan wacana Hukum adzan tanpa berwudhu, yang pernah ditanyakan pada Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz -Rahimahullahu Ta’ala
Pertanyaan:
Apakah sah azan tanpa berwudhu? [1]
Jawab:
Ya, yang benar yaitu bahwa tidak mengapa adzan dan iqamah semua dilakukan lebih dahulu lalu ia gres berwudhu’, akan tetapi yang terlebih baik yaitu bahwa seseorang yg mengumandangkan adzan hendaknya dalam keadaan telah berwudhu dan ia iqamah dalam keadaan telah berwudhu pula. Namun sekiranya ia adzan tanpa wudhu’ lalu ia iqamah tanpa wudhu maka tetap sah (adzannya) dan iqamahnya sah. Dan kekurangannya yaitu dikala ia hendak shalat ia melaksanakan wudhu dahulu dimana ia kehilangan banyak waktu dari keutamaan shalat dan keutamaan berjamaah. Maka pesan tersirat ku bagi para mu’adzin -yakni merupakan sunnah- bahwa ia mengumandangkan adzan dalam keadaan telah berwudhu’ dan ia iqamah dalam keadaan telah berwudhu’ pula dan ini merupakan sunnah, sebab ada hadits dhaif [2], “Janganlah kalian mengumandangkan adzan kecuali orang yang telah berwudhu”. [3]
[1] Pertanyaan ke-10 dari Kaset No. 352
[2] Dhaif Sunan at-Tirmidzi, Syeikh al-Albani, 1/24; Dhaif Jami’us Shaghir no. 6317
[3] HR. at-Tirmidzi dalam Kitab Adzan, Bab Makruhnya Adzan tanpa Wudhu’ no. 200
[2] Dhaif Sunan at-Tirmidzi, Syeikh al-Albani, 1/24; Dhaif Jami’us Shaghir no. 6317
[3] HR. at-Tirmidzi dalam Kitab Adzan, Bab Makruhnya Adzan tanpa Wudhu’ no. 200
Dijawab oleh Syeikh Abdul aziz bin Abdullah bin Baz -Rahimahullahu Ta’ala-
Naskah Asli
س: هل يصح الأذان بغير وضوء (1) ؟
ج: نعم الصحيح أنه لا بأس الأذان والإقامة جميعا ثم يتوضأ لكن الأفضل أن يؤذن على وضوء ويقيم على وضوء لكن لو أذن على غير وضوء ثم أقام على غير وضوء صح وإقامته صحيحة، والنقص عليه هو عندما يقوم ليتوضأ حيث يفوته كثير من فضل الصلاة والجماعة، ونصيحتي للمؤذنين – وهو السنة – أن يؤذنوا على وضوء وأن يقيموا على وضوء هذا هو السنة، جاء في حديث ضعيف: «لا يؤذن إلا متوضئ (2) »
__________
(1) السؤال العاشر من الشريط رقم 352.
(2) أخرجه الترمذي في كتاب الأذان، باب كراهية الأذان بغير وضوء، برقم (200) .
ج: نعم الصحيح أنه لا بأس الأذان والإقامة جميعا ثم يتوضأ لكن الأفضل أن يؤذن على وضوء ويقيم على وضوء لكن لو أذن على غير وضوء ثم أقام على غير وضوء صح وإقامته صحيحة، والنقص عليه هو عندما يقوم ليتوضأ حيث يفوته كثير من فضل الصلاة والجماعة، ونصيحتي للمؤذنين – وهو السنة – أن يؤذنوا على وضوء وأن يقيموا على وضوء هذا هو السنة، جاء في حديث ضعيف: «لا يؤذن إلا متوضئ (2) »
__________
(1) السؤال العاشر من الشريط رقم 352.
(2) أخرجه الترمذي في كتاب الأذان، باب كراهية الأذان بغير وضوء، برقم (200) .
Baca juga artikel wacana Keutamaan Adzan, klik disini!
Post a Comment
Post a Comment