Report Abuse

Stats

Comment

Arbain Nawawi Dan Terjemahnya Ke 40 Perihal Kehidupan Ini Bagaikan Seorang Pengembara

Post a Comment
Arbain Nawawi dan Terjemahnya Ke 40 Tentang Kehidupan Ini Bagaikan Seorang Pengembara

الحديث التاسع والثلاثون
عن ابن عباس – رضي الله عنهما – أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال - إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ و النسيان ، و ما استكرهوا عليه - حديث حسن رواه ابن ماجه و البيهقي و غيرهما

Terjemahan:
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang pundakku, kemudian bersabda : Jadilah engkau di dunia ini seperti sebagai orang gila atau pengembara. Lalu Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kau sakit dan waktu hidupmu sebelum kau mati”.

[Bukhari no. 6416]
 Tentang Kehidupan Ini Bagaikan Seorang Pengembara Arbain Nawawi dan Terjemahnya Ke 40 Tentang Kehidupan Ini Bagaikan Seorang Pengembara

Penjelasan:

Imam Abul Hasan Ali bin Khalaf dalam syarah Bukhari berkata bahwa Abu Zinad berkata : “Hadits ini bermakna menganjurkan biar sedikit bergaul dan sedikit berkumpul dengan banyak orang serta bersikap zuhud kepada dunia”. Abul Hasan berkata : “Maksud dari Hadits ini ialah orang gila biasanya sedikit berkumpul dengan orang lain sehingga dia terasing dari mereka, alasannya yaitu hampir-hampir dia hanya berkumpul dan bergaul dengan orang ini saja. Ia menjadi orang yang merasa lemah dan takut. Begitu pula seorang pengembara, ia hanya mau melaksanakan perjalanan sebatas kekuatannya. Dia hanya membawa beban yang ringan biar dia tidak terbebani untuk menempuh perjalanannya. Dia hanya membawa bekal dan kendaraan sebatas untuk mencapai tujuannya. Hal ini mengatakan bahwa sikap zuhud terhadap dunia dimaksudkan untuk sanggup hingga kepada tujuan dan mencegah kegagalan, menyerupai halnya seorang pengembara yang hanya membawa bekal sekadarnya biar hingga ke kawasan yang dituju. Begitu pula halnya dengan seorang mukmin dalam kehidupan di dunia ini hanyalah membutuhkan sekadar untuk mencapai tujuan hidupnya.

Al ‘Iz ‘Ala’uddin bin Yahya bin Hubairah berkata : “Hadits ini mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menganjurkan untuk menjiplak sikap orang asing, alasannya yaitu orang gila yang gres tiba di suatu negeri tidaklah mau berlomba di kawasan yang disinggahinya dengan penghuninya dan tidak ingin mengejutkan orang lain dengan melaksanakan hal-hal yang menyalahi kebiasaan mereka contohnya dalam berpakaian, dan tidak pula menginginkan perselisihan dengan mereka. Begitu pula para pengembara tidak mau menciptakan rumah atau tidak pula mau menciptakan permusuhan dengan orang lain, alasannya yaitu ia menyadari bahwa dia tinggal bersama mereka hanya beberapa hari. Keadaan orang merantau dan pengembara semacam ini dianjurkan untuk menjadi sikap seorang mukmin ketika hidup di dunia, alasannya yaitu dunia bukan merupakan tanah air bagi dirinya, juga alasannya yaitu dunia membatasi dirinya dari negerinya yang sebetulnya dan menjadi tabir antara dirinya dengan kawasan tinggalnya yang abadi.

Adapun perkataan Ibnu Umar “Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menunggu sore” merupakan proposal biar setiap mukmin senantiasa siap menghadapi kematian, dan kematian itu dihadapi dengan bekal amal shalih. Ia juga menganjurkan untuk mempersedikit angan-angan. Janganlah menunda amal yang sanggup dilakukan pada malam hari hingga tiba pagi hari, tetapi hendaklah segera dilaksanakan. Begitu pula jikalau berada di pagi hari, janganlah berbiat menunda hingga tiba sore hari dan menunda amal di pagi hari samapi tiba malam hari.

Kalimat “pergunakanlah waktu sehatmu sebelum kau sakit” menganjurkan biar mempergunakan dikala sehatnya dan berusaha dengan penuh kesungguhan selama masa itu alasannya yaitu khawatir bertemu dengan masa sakit yang sanggup merintangi upaya beramal. Begitu pula “waktu hidupmu sebelum kau mati” mengingatkan biar mempergunakan masa hidupnya, alasannya yaitu angan-angannya lenyap, serta akan muncul penyesalan yang berat alasannya yaitu kelengahannya hingga dia meninggalkan kebaikan. Hendaklah ia menyadari bahwa dia akan menghadapi masa yang panjang di alam kubur tanpa sanggup berinfak apa-apa dan tidak mungkin sanggup mengingat Allah. Oleh alasannya yaitu itu, hendaklah ia memanfaatkan seluruh masa hidupnya itu untuk berbuat kebajikan. Alangkah padatnya Hadits ini, alasannya yaitu mengandung makna-makna yang baik dan sangat berharga.

Sebagian ulama berkata : “Allah mencela angan-angan dan orang yang panjang angan-angan”.
Firman-Nya : “Biarkanlah mereka (orang-orang kafir) makan dan bersenang-senang serta dilengahkan oleh angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui akibatnya”. (QS. 15 : 3)
Ali bin Abu Thalib berkata : “Dunia berjalan meninggalkan (manusia) sedangkan darul abadi berjalan menjemput (manusia) dan masing-masingnya punya penggemar, alasannya yaitu itu jadilah kau penggemar darul abadi dan jangan menjadi penggemar dunia. Sesungguhnya masa ini (hidup di dunia) yaitu masa berinfak bukan masa peradilan, sedangkan besok (hari akhirat) yaitu masa peradilan bukan masa beramal”.
Anas berkata bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah menciptakan beberapa garis, kemudian ia bersabda : “Ini yaitu mannusia dan ini yaitu angan-angannya dan ini yaitu ajalnya ketika ia berada dalam angan-angan tiba-tiba tiba kepadanya garisnya yang paling bersahabat (yaitu ajalnya)”.
Hadits ini memperingatkan biar orang mempersedikit angan-angan alasannya yaitu takut kedatangan ajalnya yang tiba-tiba dan selalu ingat bahwa ajalnya telah dekat. Barang siapa yang mengabaikan ajalnya, maka patutlah dia didatangi ajalnya dengan tiba-tiba dan diserang ketika ia dalam keadaan terperdaya dan lengah, alasannya yaitu insan itu sering terperdaya oleh angan-angannya.

Abdullah bin Umar berkata : “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melihat saya ketika saya dan ibuku sedang memperbaiki salah satu pagar milikku. Beliau bertanya:
‘sedang melaksanakan apa ini wahai Abdullah?’
Saya jawab : ‘Wahai Rasulullah, telah ringkih pagar ini, alasannya yaitu itu kami memperbaikinya’. Lalu ia bersabda : ‘Kehidupan ini lebih cepat dari rapuhnya pagar ini’.

Kita memohon kepada Allah semoga kita dirahmati dan dijadikan orang yang zuhud terhadap kehidupan dunia dan menyebabkan kita bersemangat mengejar apa yang ada di sisi-Nya dan menyebabkan kita memperoleh kesenangan di hari kiamat. Sesungguhnya Dia yaitu Tuhan yang Maha Dermawan, Maha Pemurah, Maha Pengampun dan Maha Belaskasih. Wallahu a’lam

Related Posts

Post a Comment