Report Abuse

Stats

Comment

Syafa’At

Post a Comment
Assalamu’alaikum.
Pembaca yang mudah-mudahan diberi hidayah oleh Allah SWT. Pada kesempatan ini penulis menghadirkan goresan pena wacana syafa’at. Tahukah anda definisi syafa’at (pengertian syafa’at), manfaat syafa’at, macam-macam syafaat, bentuk-bentuk safa’t, serta bagaimana caranya semoga mendapat syafa’at? Berikut keterangan wacana syafa’at serta dalil-dalinya dari Quran dan Al Hadits serta pendapat para ‘ulama.
            Firman Allah Subhanahu wata’ala :
]وأنذر به الذين يخافون أن يحشروا إلى ربهم ليس لهم من دونه ولي ولا شفيع لعلهم يتقون[
          “Dan berilah peringatan dengan apa yang telah diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, semoga mereka bertakwa” (QS. Al An’am, 51).
]قل لله الشفاعة جميعا[
“Katakanlah (hai Muhammad) : hanya milik Allah lah syafaat itu semuanya” (QS. Az zumar, 44).
]من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه[
“Tiada seorang pun yang sanggup memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizinNya” (QS. Al baqarah, 225).
]وكم من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلا من بعد أن يأذن الله لمن يشاء ويرضى[
          “Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali setelah Allah mengiizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhoiNya” (QS. An Najm, 26).
]قل ادعوا الذين زعمتم من دون الله لا يملكون مثقال ذرة في السموات ولا الأرض  وما لهم فيهما من شرك وما له منهم من ظهير ولا تنفع الشفاعة عنده إلا لمن أذن له[
          “Katakanlah  : “serulah mereka yang kau anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tak mempunyai kekuasaan seberat dzarrah  (biji atum) pun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi pembantu bagiNya. Dan tiadalah berkhasiat syafaat di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah diizinkaNya memperoleh syafaat itu …” (QS. Saba’, 22).
           Abul Abbas ([2]) mengatakan : “Allah telah menyangkal segala hal yang menjadi referensi kaum musyrikin, selain diriNya sendiri, dengan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun selainNya yang mempunyai kekuasaan, atau bagiannya, atau menjadi pembantu Allah.
           Adapun wacana syafa’at, maka telah ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berkhasiat kecuali bagi orang yang telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firmanNya :
]ولا يشفعون إلا لمن ارتضى[
“Dan mereka tidak sanggup memberi syafa’at, kecuali kepada orang yang diridhoi Allah” (QS. Al Anbiya’, 28).

          Syafa’at yang diperkirakan oleh orang-orang musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Al qur’an.
          Dan diberitakan oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam : “bahwa dia pada hari tamat zaman akan bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala kebanggaan kepadaNya, dia tidak pribadi memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu gres dikatakan kepada dia : “Angkatlah kepalamu, katakanlah pasti ucapanmu pasti akan didengar, dan mintalah pasti permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafa’at pasti syafa’atmu akan diterima”.) HR. Bukhori dan Muslim)
           Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bertanya kepada dia : “siapakah orang yang paling beruntung mendapat syafa’atmu ?”, Beliau menjawab : “yaitu orang yang mengucapkan La Ilaha Illallah dengan tulus dari dalam hatinya” .) HR. Bukhori dan Ahmad)
           Syafa’at yang ditetapkan ini ialah syafaat untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah dengan ikhlas lantaran Allah semata) dengan seizin Allah, bukan untuk orang yang menyekutukan Allah dengan yang lainNya.
          Dan pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah yang melimpahkan karuniaNya kepada orang-orang yang tulus tersebut, dengan memperlihatkan ampunan kepada mereka, dengan alasannya doanya orang yang telah diizinkan oleh Allah untuk memperoleh syafa’at, untuk memuliakan orang tersebut dan menempatkanya di daerah yang terpuji.
          Kaprikornus syafa’at yang ditiadakan oleh Al qur’an ialah yang didalamnya terdapat kemusyrikan. Untuk itu Al Qur’an telah memutuskan dalam beberapa ayatnya bahwa syafaat itu hanya ada dengan izin Allah. Dan Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafa'at itu hanya diperuntukan untuk orang-orang yang bertauhid dan tulus lantaran Allah semata”.


        Kandungan belahan ini :
  1. Penjelasan wacana ayat-ayat diatas ([3]).
  2. Syafa’at yang dinafikan ialah syafa’at yang didalamnya terdapat unsur-unsur kemusyrikan.
  3. Syafa’at yang ditetapkan ialah syafa’at untuk orang-orang yang bertauhid dengan ikhlas, dan dengan izin Allah.
  4. Penjelasan wacana adanya syafa’at kubro, yaitu  : Al Maqom Al Mahmud (kedudukan yang terpuji).
  5. Cara yang dilakukan oleh Rasulullah saat hendak mendapat syafa'at, dia tidak pribadi memberi syafa'at lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah, menghaturkan segala kebanggaan kepadaNya, lalu setelah diizinkan oleh Allah barulah dia memberi syafa'at.
  6. Adanya pertanyaan : “siapakah orang yang paling beruntung mendapat syafa’at dia ?”
  7. Syafa’at itu tidak diberikan kepada orang yang mensekutukan Allah.
  8. Penjelasan wacana hakikat syafa’at yang sebenarnya.



([1])  Syafaat telah dijadikan dalil oleh kaum musyrikin dalam memohon kepada malaikat, nabi dan wali. Kata mereka : “Kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperlihatkan syafa'at kepada kami di sisiNya”, maka dalam belahan ini diuraikan bahwa syafa'at yang mereka harapkan itu ialah percuma, bahkan syirik, dan syafa'at hanyalah hak Allah semata, tiada yang sanggup memberi syafa'at kecuali dengan seizinNya bagi siapa yang mendapat ridhaNya.
([2])  Taqiyuddin Abul Abbas ibnu Taimiyah : Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah An Numairi Al Harrani Ad Dimasqi. Syaikhul Islam, dan tokoh yang gigih sekali dalam gerakan dakwah Islamiyah. Dilahirkan di Harran, tahun 661 H (1263 M) dan meninggal di Damaskus tahun 728 H (1328).
([3])  Ayat pertama dan kedua memperlihatkan bahwa syafa'at seluruhnya ialah hak khusus bagi Allah.
       Ayat ketiga memperlihatkan bahwa syafa'at itu tidak diberikan kepada seseorang, tanpa adanya izin ddari Allah.
       Ayat keempat memperlihatkan bahwa syafa'at itu diberikan oleh orang yang diridhoi Allah dengan izin dariNya. Dengan demikian syafa'at itu ialah hak mutlak Allah, tidak sanggup diminta kecuali dariNya, dan memperlihatkan pula kebatilan syirik yang dilakukan oleh kaum musyrikin dengan mendekatkan diri kepada malaikat, nabi atau orang-orang sholeh, untuk meminta syafaat mereka.
        Ayat kelima mengandung bantahan terhadap kaum musyrikin yang mereka itu menyeru selain Allah, menyerupai malaikat dan makhluk-makhluk lainnya, lantaran menganggap bahwa makhluk-makhluk itu sanggup mendatangkan manfaat dan menolak mudhorat, dan memperlihatkan bahwa syafa'at tidak berkhasiat bagi mereka, lantaran syirik yang mereka lakukan, tetapi hanya berkhasiat bagi orang yang mengamalkan tauhid, dan itupun dengan izin Allah.

Related Posts

Post a Comment