Report Abuse

Stats

Comment

Keteladanan Keluarga Ibrahim As

Post a Comment
Selain sosok langsung yang penuh kesabaran, Ibrahim juga ialah pola sebagai seorang suami dan ayah yang baik. Ketika ketika ini sebagian kita mengalami krisis dalam keteladanan, maka selain meneladani Rasulullah saw, ada fatwa keteladanan yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim. Tidak hanya Ibrahim, tapi juga keluarga Ibrahim, istri dan anaknya. Bukankah dalam ucapan salawat yang kita lantunkan setiap tahiyat salat kita kita bersalawat kepada Ibrahim dan keluarganya.

Selain figur Ibrahim, tentu perlu kita sampaikan juga bagaimana sosok dan kesalehan Hajar sebagai figur Istri yang saleh dan Ismail sebagai anak yang saleh. Kesalehan Hajar paling tidak diketahui pertama ketika mendapatkan kenyataan perintah Allah bahwa ia harus tinggal di lembah yang ketika itu tidak ada kehidupan di sana. Kesalehan kedua, ketika mendapatkan perintah Allah bahwa anaknya harus dikorbankan. Kesalehan ketiga ketika tidak mau termakan dengan bujukan setan.

Figur Ismail sebagai anak saleh sanggup kita ketahui dari bagaimana perilaku yang ditempuh Ismail ketika dihadapkan pada perintah Allah kendatipun ada godaan dan bujuk rayu setan. Ketika diajak berdiskusi oleh ayahnya Ibrahim, Ismail dengan tegas dan niscaya menjawab
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
" Ia menjawab, "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Jawaban penuh hormat dan patuh dengan kata-kata sopan keluar dari mulutnya, ya abati. Panggilan yang sama juga dipakai Ibrahim ketika berbicara dengan ayahnya. Ternyata, kebaikan perilaku kita kepada orang bau tanah kita juga akan kita terima sebagai sebuah kebaikan perilaku anak kita kepada kita. Maka perlakukanlah orang bau tanah kita dengan baik dan bijak biar kelak bawah umur kita juga berlaku baik dan bijak kepada kita.
Komentar berani dan tegas dalam rangka melakukan perintah Allah terlontar dari verbal Ismail dengan ungkapan ya abati! if’al ma tu’mar. Lakukanlah perintah Allah tersebut wahai ayahku sayang!. Satajiduni insya Allah minashshabirin.Insya Allah saya sabar mendapatkan perintah Allah ini. Lagi-lagi ternyata, keyakinan yang berpengaruh kepada Allah yang telah ditanamkan semenjak kecil kepada anaknya tidak menggoyahkan sang anak sedikitpun atas perintah Allah.

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (108) سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111)

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang tiba lalu (yaitu).”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi akibat kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Itulah beberapa pelajaran yang sanggup kita teladani dari sepenggal dongeng Ibrahim dan keluarganya. Semoga sanggup kita amalkan. Semoga salawat dan keberkahan senantiasa Allah berikan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Sebagaimana salawat dan keberkahan juga telah Allah curahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
____
bagian dari kutbah Idul Adha yang disampaikan di Kampung Kebet Kec. Bebesen kab. Aceh Tengah pada hari Rabu 10 Dzulhijjah 1439 H/ 22 Agustus 2018

Kembali ke halaman awal khutbah


Related Posts

Post a Comment