- Pengertian Sya’ban
- Keutamaan Bulan Sya’ban
عن أبي موسى الأشعري قال: قام فينا رسول الله صلى الله عليه وسلم بخمس كلمات, فقال: ((إن الله لا ينام, ولا ينبغي له أن ينام, يخفض القسط ويرفعه, يرفع إليه عمل الليل فبل النهار, وعمل النهار قبل الليل, حجابه النور….)) [رواه مسلم]
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((يتعاقبون فيكم ملائكة بالليل, وملائكة بالنهار, فيجتمعون في صلاة الصبح, وصلاة العصر, فيسأل الذين باتوا فيكم, وهو أعلم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: أتيناهم وهم يصلون, وتركناهم وهم يصلون)) [متفق عليه]
Adapun waktu penyetoran amal perbuatan mansuia kepada Allah yang sifatnya mingguan, yaitu setiap hari Senin dan Kamis, sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:
سأل أسامة بن زيد رسول الله صلى الله عليه وسلم عن صيامه الإثنين والخميس, فقال صلى الله عليه وسلم: ((ذانك يومان تعرض فيهما الأعمال على رب العالمين, وأحب أن يعرض عملى وأنا صائم)) [رواه النسائى وأحمد والبيهقى)
عن عائشة قالت: ((كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يتحرى صوم الإثنين والخميس)) [رواه الترمذى والنسائى وابن ماجه]
عن أسامة بن زيد قال: قلت: يا رسول الله, رأيتك تصوم فى شعبان صوما لا تصومه فى شيئ من الشهور إلا فى شهر رمضان, قال: ((ذاك شهر يغفل الناس عنه بين رجب وشهر رمضان, ترفع فيه أعمال الناس, فأحب أن لا يرفع عملى إلا وأنا صائم)) [رواه النسائى وصححه الألبانى فى صحيح سنن النسائى]
عن عائشة قالت: كان أكثر صيام رسول الله صلى الله عليه وسلم في شعبان, فقلت: يا رسول الله, أرى أكثر صيامك في شعبان, قال: ((إن هذا الشهر يكتب فيه لملك الموت من يقبض, فأنا لا أحب أن ينسخ اسمي إلا وأنا صائم)) [رواه أبو يعلى]
Imam Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif (hal 194) memberikan komentar para ulama berkaitan dengan validitas hadits di atas. Sebagian ulama, menututnya, menghukumi hadits tersebut sebagai Hadits Mursal, dan yang lain menilainya sebagai Hadits Shahih. Hadits Mursal dengan beberapa persyaratan diterima oleh Imam Syafi’i dan juga madzhab Syafi’i termasuk para ulama lainnya. Ini artinya, sekalipun hadits di atas dinilai Mursal, masih sanggup diamalkan, mengingat sebagian besar para ulama mendapatkan dan mengamalkan Hadits Mursal.
عن عثمان ين مغيرة بن الأخنس أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((تقطع الآجال من شعبان إلى شعبان حتى إن الرجل ينكح ويولد له ولقد خرج اسمه فى الموتى)) [رواه الطبرانى, والبيهقى وقال ابن كثير فى تفسيره: والحديث مرسل]
Karena itu, mengapa shalat Tahajud lebih besar dan lebih utama dari yang lainnya? Karena waktu pelaksanaannya, umumnya dilalaikan oleh manusia. Karena itu juga para ulama salaf, seringkali mengisi dan menghidupkan malam di antara Isya hingga Shubuh dengan ibadah, baik berupa shalat, membaca al-Qur’an, dzikir atau yang lainnya. Ketika ditanya alasannya, para ulama salafunas shaleh menjawab: “Karena waktu tersebut yaitu waktu yang banyak dilalaikan oleh manusia” (hiya sa’ah ghaflah).
Demikian juga mengapa Rasulullah saw pernah bersabda: “Kalau tidak memberatkan kepada ummatku, akan saya perintahkan mereka untuk mengakhirkan pelaksanaan shalat Isya di selesai malam“, mengapa demikian? Karena waktu selesai malam yaitu waktu yang umumnya dilupakan manusia. Ketika waktu tersebut dilupakan dan dilalaikan manusia, maka waktu itu menjadi sangat mulia. Apapun ibadah yang dilakukan di dalamnya, pahalanya lebih besar dari pada pada waktu-waktu lainnya. Demikian juga dengan bulan Sya’ban.
4. Bulan Sya’ban merupakan bulan Rasulullah saw.
Dalam sebuah hadits Mursal riwayat Imam as-Syuyuthi dalam kitabnya al-Jami as-Shagir, disampaikan ada tiga bulan berurutan yang masing-masing milik pihak-pihak tertentu; Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Rajab yaitu bulan Allah, Sya’ban bulan Rasulullah, dan Ramadhan bulan ummat Rasulullah. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda:
عن الحسن البصري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتي.
Disebut Bulan Haram, lantaran pada keempat bulan tersebut tidak diperbolehkan insan berbuat aniaya, termasuk berperang, membunuh, satu sama lain. Dan kejahatan yang dilakukan pada bulan tersebut dosanya lebih besar dari pada pada bulan-bulan lainnya. Karena itu, orang-orang Arab semenjak dahulu sangat
menghormati bulan-Bulan Haram ini. Bahkan, apabila ada seseorang yang membunuh ayahnya, saudaranya atau keluarganya pada bulan-bulan Haram ini, mereka tidak melaksanakan balas dendam.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari demikian juga dengan Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, menuturkan di antara alasan mengapa bulan-bulan di atas termasuk bulan-Bulan Haram. Menurutnya, di antaranya lantaran bulan-bulan tersebut bersahabat kaitan dengan pelaksanaan ibadah haji yang dahulu kala pelaksanaannya memerlukan waktu yang sangat lama. Bulan Dzulqa’dah termasuk Bulan Haram, lantaran pada bulan tersebut orang-orang berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Bulan Dzulhijjah termasuk Bulan Haram, lantaran bulan tersebut yaitu waktu pelaksanaan ibadah haji. Muharram termasuk Bulan Haram, lantaran pada bulan tersebut jamaah haji pulang menuju kampung masing-masing. Sementara bulan Rajab termasuk Bulan Haram, lantaran orang-orang Arab dahulu menjadikannya sebagai bulan Hari Raya suci agama-agama. Karena itu, tidak diperbolehkan ada perbuatan-perbuatan yang mengganggu khidmatnya perayaan ibadah dan upacara suci dimaksud.
Dari sini sekali lagi kita sanggup mengetahui, bahwa secara umum bulan-Bulan Haram ini bersahabat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji, dan karenanya, pantas jikalau disebut sebagai Bulan Allah.
Sementara Ramadhan disebut bulan ummatku, lantaran pada bulan ini ummat Rasulullah saw panen dengan pahala. Ibadah apapun yang dilakukan di dalamnya, pahalanya dilipatgandakan dari pada pada bulan-bulan lainnya. Umrah di dalamnya, pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji, shalat sunnat yang dilakukan pada bulan Ramadhan, pahalanya sama dengan pahala mengerjakan shalat Wajib, dan pahala shalat wajib dilipatgandakan menjadi tujuh puluh kali lipat dari shalat wajib pada waktu-waktu lainnya. Karena itu, sangat pantas apabila bulan Ramadhan ini disebut dengan bulan ummatku, lantaran kita selaku ummat Rasulullah saw betul-betul panen pahala dan kebaikan.
5. Bulan ditaburkannya kemulian (as-Syaraf), derajat yang tinggi (al-’Uluww), kebaikan dan keberkahan (al-Birr), kasih sayang (al-Ulfah) dan cahaya kebenaran (an-Nur).
Imam Abdurrahman bin Abdus Salam ash-Shafury asy-Syafi’i, seorang ulama pada kurun kesembilan Hijriyyah, menyampaikan dalam bukunya Nuzhatul Majalis wa Muntakhab an-Nafais, bahwa kata Sya’ban (شعبان) itu yaitu singkatan. Huruf Syin adalah kependekan dari kata asy-Syaraf (الشرف)yang artinya kemuliaan. Huruf ‘ain singkatan dari al-’Uluww (العلو) yang artinya derajat dan kedudukan yang tinggi, terhormat. Huruf ba singkatan dari al-Birr (البر) yang berarti kebaikan dan keberkahan. Huruf alif berarti al-Ulfah (الألفة) yakni kasih sayang, dan huruf nun singkatan dari an-Nur (النور) yang artinya cahaya kebenaran.
Hal ini menegaskan, lanjutnya, bahwa siapapun yang sungguh-sungguh beribadah pada bulan Sya’ban ini, maka ia akan memperoleh lima hadiah dari Allah di atas, dan hal ini semua lantaran bulan Sya’ban termasuk bulan istimewa. Mungkin boleh jadi, lantaran kemuliaan bulan Sya’ban ini juga Siti Aisyah melaksanakan Qadha puasa Ramadhan di bulan Sya’ban, sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:
عن عائشة قالت: ((كان يكون علي الصوم من رمضان فما أستطيع أن أقضيه إلا فى شعبان)) [رواه البخارى ومسلم
6. Bulan terjadinya beberapa insiden penting dalam Islam.
Bulan Sya’ban juga mempunyai keistimewaan lain, yaitu di dalamnya banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting dalam Islam. Di antaranya yaitu pengalihan kiblat. Menurut sebagian pendapat, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalamFathul Bari, Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, bahwa pengalihan kiblat dari menghadap Baitul Maqdis di Palestina menuju Ka’bah di Mekkah, terjadi pada bulan Sya’ban tahun 2 H (atau Pebruari 624 M).
Selain itu, sebaian ulama juga berpendapat, pada bulan Sya’ban juga turun perintah wajibnya puasa Ramadhan kepada Rasulullah saw. Dan pada bulan Sya’ban juga diturunkannya perintah jihad di jalan Allah. Juga pada bulan Sya’ban, berdasarkan sebagian pendapat, turunnya perintah membaca shalawat kepada Rasulullah saw (QS. Al-Ahzab: 56). Empat hal di atas merupakan di antara hal besar dalam pedoman Islam, dan tidak semata-mata Allah menurunkan perintahnya pada bulan tersebut, melainkan bulan dimaksud mempunyai keistimewaan tersendiri.
- Amalan-amalan pada bulan Sya’ban
Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif pernah mengatakan, bahwa di antara lantaran dilipatgandakannya pahala perbuatan seseorang lantaran ada tiga, di antaranya yaitu lantaran kemuliaan waktu melaksanakannya (syarafuz zaman). Dan bulan Sya’ban termasuk waktu mulia dimaksud. Untuk itu, berikut ini di antara amalan yang sanggup kita lakukan di bulan Sya’ban:
1. Berdoalah semoga diberkahi pada bulan Sya’ban dan sanggup mengikuti bulan Ramadhan
Adalah Rasulullah saw, apabila ia sudah hingga pada bulan Rajab, ia selalu berdoa semenjak bulan tersebut semoga sanggup bertemu dengan bulan Ramadhan. Hal ini tentunya sebagai rasa kecintaan dan penghormatan untuk bulan penuh berkah ini, Ramadhan. Doa yang biasa dilafalkan oleh Rasulullah saw semenjak bulan Rajab dan Sya’ban adalah:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه أحمد والطبرانى والبزار
Imam Nawawi pun dalam pendahuluan Syarah Muslim nya menegaskan, bahwa hadits Dhaif sanggup digunakan dalam potongan keutamaan amal perbuatan (bab Fadhailul a’maal). Oleh lantaran itu, sekalipun hadits wacana doa ini dhaif, akan tetapi sanggup diamalkan dalam kehidupan sehari-hari lantaran menyangkut keutamaan amal perbuatan.
Doa di atas sebaiknya dibaca berulang kali ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya’ban. Semakin banyak membacanya, tentu semakin besar pahalanya. Keberkahan di bulan Rajab, keberkahan di bulan Sya’ban, dan sanggup menjumpai bulan Ramadhan, merupakan tiga hal yang sangat dibutuhkan oleh seluruh ummat Islam. Doa di atas juga sebaiknya di baca setiap selesai shalat wajib, atau pada waktu-waktu senggang sambil berdzikir atau selesai membaca al-Qur’an.
Selain doa tersebut, ada doa lain yang biasa dibaca oleh para sobat pada bulan Rajab dan Sya’ban, sebagaimana disampaikan oleh Yahya bin Abu Katsir, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab dalam Lathaiful Ma’arif-nya (hal. 202) yaitu:
اللهم سلمنى إلى رمضان, وسلم لي رمضان, وسلمه منى متقبلا.
Banyak berpuasa sunnat merupakan amalan special Rasulullah saw yang banyak ia lakukan pada bulan Sya’ban ini. Dalam hadits-hadits di bawah ini disebutkan, bahwa Rasulullah saw berpuasa sunnat pada bulan Sya’ban ini hamper satu bulan penuh:
عن عائشة قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان, وما رأيته فى شهر أكثر صياما منه فى شعبان [رواه البخارى ومسلم] . وزاد البخارى : كان يصوم شعبان كله
عن عائشة قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول: لا يفطر, ويفطر حتى نقول: لا يصوم, وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر إلا رمضان, وما رأيته أكثر صياما منه فى شعبان (رواه مسلم)
عن أم سلمة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه لم يكن يصوم من السنة شهرا تاما إلا شعبان, يصله برمضان (رواه أبو داود)
وفى رواية: ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يصوم شهرين متتابعين إلا شعبان ورمضان (رواه الترمذى والنسائى)
3. Rajin membaca, menelaah dan mentadaburi al-Qur’an.
Membaca al-Qur’an yaitu ibadah. Bahkan, pahalanya sangat besar. Dalam sebuah hadits dikatakan, bahwa pahala membaca al-Qur’an itu dihitung bukan persurat atau per ayat, akan tetapi perhuruf. Dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala bahkan lebih.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ* لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (فاطر: 29-30)
عن عثمان بن عفان أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((خيركم من تعلم القرآن وعلمه)) [رواه البخارى ومسلم]
عن أبي موسى الأشعرى أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((مثل المؤمن الذى يقرأ القرآن مثل الأترجة ريحها طيب وطعمها طيب, ومثل المؤمن الذى لا يقرأن القرآن كمثل التمرة لا ريح لها وطعمها حلو)) [رواه البخارى ومسلم]
عن أبي أمامة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((اقرأوا القرآن فإنه يأتى يوم القيامة شفيعا لأصحابه)) [رواه مسلم]
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((ما اجتمع قوم فى بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسون بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده)) [رواه مسلمٍ]
عن عبد الله بن مسعود أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة, والحسنة بعشر أمثالهاو لا أقول (الم) حرف ولكن ألف حرف, ولام حرف, وميم حرف)) [رواه الترمذى]
Salamah bin Kuhail sebagaimana dikutip oleh Ibnu Rajab, pernah berkata: “Bulan Sya’ban yaitu Bulan Para pembaca al-Qur’an (Syahrul Qurra’)”. Habib bin Abi Tsabit, apabila masuk pada bulan Sya’ban, ia berkata: ‘Ini yaitu bulannya para pembaca al-Qur’an”.
Amer bin Qais al-Mula’i, apabila masuk pada bulan Ramadhan, ia menutup rumahnya, dan menggiatkan membaca al-Qur’an. Al-Hasan bin Sahl berkata: ‘Bulan Sya’ban pernah berkata: “Ya Allah, Eukau jadikan saya berada di antara dua bulan rahmat (Rajab dan Ramadhan), bagaimana dengan aku?” Allah menjawab: ” Saya menyebabkan kau sebagai bulan membacanya al-Qur’an”.
Untuk itu, mari kita sama-sama semenjak bulan Sya’ban ini lebih menggiatkan membaca al-Qur’an, menggali isinya dan plus mengamalkan isi kandungannya.
4. Mengisi malam Nishfu Sya’ban
Di antara hal yang dihentikan dilupakan dalam bulan Sya’ban yaitu menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan amalan-amalan ibadah, lantaran malam ini merupakan malam yang sangat istimewa. Dan untuk bahasan persoalan malam Nishfu Sya’ban ini berikut amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan pada malam tersebut, para pembaca sanggup melihat makalah saya yang berjudul: Mengenal Lebih Dekat Malam Nishfu Sya’ban.
5. Melakukan amalan-amalan lainnya menyerupai shalat tahajud, Dhuha, Witir dan lainnya.
Hal ini sebagaimana di antara sabda Rasululullah saw:
Artinya: “Abu Hurairah berkata: ‘Kekasihku, Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku tiga perkara: pertama semoga selalu melaksanakan puasa tiga hari setiap bulan, kedua, semoga melaksanakan shalat Dhuha dua rakaat dan ketiga, semoga saya selalu melaksanakan shala witir sebelum tidur” (HR. Bukhari).عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ [رواه البخاري ومسلم]
Demikian di antara bahasan singkat wacana keutamaan dan amalan-amalan bulan Sya’ban, semoga kita semua diberikan kekuatan untuk melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan memohon ridhaNya, dan semoga Allah memberkahi kita selama bulan Sya’ban ini khususnya dan pada bulan-bulan lain pada umumnya, berkah rizki, berkah umur, berkah keturunan, dan berkah yang lainnya, aminn.
Post a Comment
Post a Comment