Report Abuse

Stats

Comment

Musibah, Sabar, Cinta, Kurban, Ketaatan Dan Keikhlasan

Post a Comment
Sabar Atas Musibah Kematian
Musibah maut yakni satu dari beberapa kepastian yang mesti kita terima dan hadapai. Setiap kita akan mengalaminya. Kemungkinannya dua, jika bukan meninggalkan, ditinggalkan. Hari ini kita bertakziah di rumah sedih ini karena kita ditinggalkan oleh orang bau tanah kita yang telah dahulu berpulang ke pemiliknya.

Selaku orang yang ditinggalkan, tentunya tidak ada pilihan lain bagi kita selain bersabar atas petaka ini. Jika kita pilih untuk tidak bersabar, kita tidak mendapatkan ganjaran apa-apa. Dalam sebuah hadis qudsi disampaikan bahwa ada kabar bangga bagi orang-orang yang lapang dada ditinggal mati oleh orang yang dicintainya.

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى يَا مَلَكَ الْمَوْتِ قَبَضْتَ وَلَدَ عَبْدِي قَبَضْتَ قُرَّةَ عَيْنِهِ وَثَمَرَةَ فُؤَادِهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَمَا قَالَ قَالَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ قَالَ ابْنُوا لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ

Allah SWT berfirman kepada Malaikat Maut, sudahkah engkau cabut nyawa anak kesayangan dan permata hati hamba-Ku?, Malaikat menjawab: ‘sudah’. Allah bertanya: ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku’. Malaikat menjawab: ‘hamba-Mu memuji-Mu dan ber-Istirja’ (mengucapkan Innalillahi wainnaa ilaihi raaji’uun). Kemudian Allah SWT berfirman: ‘Bangunkan rumah di nirwana untuknya dan berilah nama rumah itu dengan baitul hamdi. (H.R. Imam Ahmad, 18893).

Kebanyakan hadis menyebutkan bawah umur saja yang dianggap orang-orang kesayangan. Karena memang secara umum bawah umur yakni kesayangan dan permata hati setiap orang tua, apabila buah hatinya hilang tentu mengakibatkan kesedihan yang amat mendalam. Namun semua orang yang dicintai yakni termasuk dalam golongan ini, baik anak, bapak, ibu, suami, istri dan orang-orang akrab yang dicintainya.

Kesedihan karena kehilangan orang bau tanah begitu besar. Namun, bukan berarti tak sanggup dikurangi. Kepada bawah umur almarhum kami berpesan, selain bersabar, berserah diri sepenuhnya dengan lapang dada mendapatkan petaka ini, ada hal lain yang mungkin sanggup membantu meringankan kesedihan.

Pertama, jangan lupa doakan orang bau tanah kita. Ini yakni satu bentuk kebaikan yang sanggup kita lakukan pada mereka. Tiap kali berdoa dan beribadah, jangan lupa selipkan mereka dalam doa-doa kita. Doakan orang bau tanah ibarat mereka mendoakan kita semasa hidup. Tuhan akan mendengarkan doa tulus bawah umur untuk orang tuanya.

Kedua, berziarahlah ke makam merekaDi sela kesibukan, cobalah luangkan waktu untuk berziarah ke makam orang tua. Bersihkan makam mereka, cabut rerumputan yang tumbuh liar di atasnya. Ziarah kubur selain sanggup meringankan kesedihan juga mengingatkan kita bahwa suatu ketika kita pun akan menyusul almarhum dan almarhumah.

Ketiga, ikhlaskan kepergian mereka tapi tidak melupakan mereka. Ada yang sulit merelakan kepergian orang tuanya. Meratapi, menangisi, dan meratapi betapa cepatnya mereka pergi. Sedih dan menangis masuk akal saja. Akan tetapi, cobalah untuk ikhlas. Ikhlas pada takdir Tuhan yang memanggil orang bau tanah kita. Ambil sisi positifnya. Itu artinya, Tuhan lebih sayang pada orang bau tanah kita. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan. Ikhlaskan kepergian orang tua. Tetaplah mengingat mereka. Ingatlah semua kenangan bagus bersama mereka. Jangan lupakan nasihat-nasihat mereka. Orang bau tanah yakni belahan dari hidup kita yang tak sanggup dipisahkan. Karena mereka, kita sanggup ibarat kini ini.

Keempat, tetap jaga hubungan baik dengan keluarga, kerabat dan teman-teman orang bau tanah kita. Dalam bahasa agama kita menyebutnya silaturahim. Artinya, menghubungkan kasih sayang. Kendatipun orang bau tanah kita sudah meninggal, ikatan persaudaraan dan kasih sayang tetap ada dan tidak terputus.

Ujian Cinta dan Ketaatan Terhadap Ketentuan Allah
Rasa cinta seseorang memang sangat mempengaruhi kehidupannya. Namun janganlah cinta kepada orang tua yang kita sayangi menjadikan kita lupa bahwa cinta kita berbatas. Bahwa Allah lebih mengasihi orang yang kita cintai. Kita dilarang mengasihi sesuatu secara berlebihan. Cinta yang hiperbola akan mengakibatkan seseorang sangat bergantung kepadanya. Ketergantungan dan kecenderungan tersebut sanggup melebihi ketergantungannya kepada Allah SWT.

Jika cinta kepada keluarga melebihi cinta kita kepada Allah sehingga tidak mendapatkan takdir Allah, maka akan menjadi alasannya kesengsaraan. Sebaliknya, cinta dan sayang kepada anggota keluarga kita hendaknya selalu dalam garis kecintaan kepada Allah, syariat Allah dan takdir Allah. Siapa yang bergantung kepada Allah SWT, cinta karena-Nya dan mendekatkan diri kepada-Nya, maka Allah SWT akan memuliakan dan mengangkatnya.

Tidak usang lagi kita akan memasuki bulan Zulhijjah. Satu di antara ibadah yang mesti kita ambil belahan dengannya yakni ibadah kurban. Ibadah ini pertama kali disyariatkan Allah kepada Ibrahim dengan perintah menyembelih anaknya. Sedikit kita bercerita perihal cintanya Ibrahim kepada anaknya. Ibrahim gres dikarunia Allah anak sebagai penyambung keturunannya di ketika ia sudah tua. Dengan penuh kesabaran Ibrahim selalu berdoa kepada Allah supaya dikaruniai anak.

Singkat cerita, ketika anak yang ditunggu-ditunggu keberadaannya itu beranjak besar, Ibrahim diuji cinta dan ketaatannya kepada Allah. Allah perintahkan Ibrahim untuk menyembelih anak yang usang dinantikan keberadaannya serta dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Perintah itu sangat berat bagi Ibrahim. Karena ketaatan Ibrahim dan Ismail atas perintah dan ketentuan Allah, hasilnya Allah berikan karunia-Nya kepada keluarga Ibrahim AS. Di antara karunia itu yakni Allah jadikan anak keturunan Ibrahim menjadi nabi dan rasul.

Apapun yang kita cintai, hendaknya tidak melalaikan kita dari menjalankan perintah Allah. Apapun yang kita cintai suatu ketika harus kita ikhlaskan untuk berpisah dengan kita. Pendek kata, apapun yang kita cintai tentunya harus sejalan dengan cinta kita kepada Allah, kepada takdir dan ketentuan Allah, serta kepada perintah Allah. Inilah bentuk eksistensi kita selaku hamba yang taat dan patuh kepada Allah, yang lapang dada mendapatkan ketetapan Allah dan menjalankan perintah Allah.
_____
Disampaikan pertama kali dalam takziah Minang Saiyo di Simpang Kodim Aceh Tengah pada hari Rabu 8 Agustus 2018

Related Posts

Post a Comment