Report Abuse

Stats

Comment

Ekor Yang Terputus

Post a Comment
Ekor yang Terputus
Suatu hari di tepian parit sebuah desa, tampak seekor cicak kecil berusaha berlari menghidari sergapan ular yang sedang kelaparan. Rimbunnya rumput di sekitar situ membantu cicak menyelamatkan diri, tetapi perjuangan si cicak tidak bertahan lama...
Hup, ekor cicak pun tertangkap sang ular. Dengan kekuatan seadanya, cicak berupaya dan terus berjuang untuk meloloskan diri dari ular itu. Demi menyelamatkan nyawanya, cicak memakai upaya terakhir dengan tetapkan ekornya dan segera melarikan diri dengan berlari sekuat tenaganya.

Kebetulan insiden itu dilihat oleh seorang petani. Karena merasa kasihan, berkatalah si petani kepada si cicak. "Hai cicak kecil, sungguh beruntung kau bisa menyelamatkan diri dari santapan si ular. Namun sayang sekali ekormu harus terputus. Apakah kau merasa sangat kesakitan?"

Dengan mata kecilnya, si cicak kecil menatap ke mata simpati si petani sambil menganggukkan kepalanya. Terlihat samar matanya berkaca-kaca.

Si petani tersentuh hatinya dan mengatakan bantuannya kepada cicak itu. "Kemarilah cicak, saya akan membantu membalut lukamu. Aku punya obat luka yang mujarab untuk menyembuhkan lukamu." Si petani kemudian mengeluarkan sebungkus obat.

"Terima kasih, Pak Petani. Kami kaum cicak, biarpun kecil dan lemah tetapi telah dibekali oleh Yang Maha Kuasa kemampuan menyelamatkan diri dari ancaman dengan tetapkan ekor di ketika yang genting. Walaupun kami mencicipi kesakitan ketika melaksanakan itu, tetapi secara alami, alam akan membantu menyembuhkan dan menumbuhkan ekor menyerupai semula.

Kebaikan hari Pak Tani membalut lukaku, justru akan menghambat pertumbuhan ekor baruku. Terima kasih atas kebaikan hatimu. Aku sendiri sangat bersyukur atas rasa sakit ini. Itu menyadarkan kepadaku bahwa saya harus lebih menghargai kehidupan ini dengan berjuang dan mensyukuri setiap hari yang masih tersisa untukku. Sekali lagi terima kasih dan hingga jumpa pak Tani," si cicak merangkak menjauh sambil memikul rasa sakit yang sangat. Jauh di dalam hatinya, cicak tahu, semua penderitaan ini hanyalah sebuah proses pendewasaan yang harus dilalui.

Kalau menghadapi kesulitan, cobaan, kita hanya bisa merengek, mengeluh minta dikasihani maka nasib tidak akan bermetamorfosis lebih baik. Justru harus berguru keras pada diri sendiri untuk tetap tegak, tegar dalam menghadapi setiap problem yang muncul di hadapan kita.
(Oleh : Andrie Wongso )

Related Posts

Post a Comment