![]() |
Kisah Tauladan Onta Abdullah |
Pada suatu waktu ketika isu terkini panas tiba dan semua orang berlomba-lomba mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan ternaknya. Mereka mencari air di goa-goa atau di tempat-tempat yang curam dan sulit dijangkau dengan cara biasa, alasannya yaitu sumber air biasanya memang keluar dari tempat-tempat tertentu saja.
Dari kondisi yang menyerupai itu menciptakan keluarga Abdullah dan 3 anaknya berangkat mencari sumber air. Mereka berjalan menyusuri padang pasir dan mengamati tempat-tempat yang dimungkinkan di sana ada tersimpan air. Akhirnya mereka menemukan daerah yang diyakini bahwa ada ada sumber air akan tetapi jauh di bawah goa. Maka turunlah Abdullah ke dalam goa yang gelap gulita dan jalannya berliku-liku. Sementara itu sang anak memanggil-manggil ayahnya. Mulanya masih terdengar balasan ayahnya ketika dipanggil tapi usang kelamaan tidak ada balasan lagi. Anak-anaknya masih tetap menunggu hingga lewat tengah malam dan terus memanggil manggilnya, tetapi tidak terdengar lagi jawaban.
Menjelang pagi hari, ketiga anaknya mulai menduga-duga jangan-jangan ayahnya telah meninggal dunia dan dimangsa hewan goa. Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah dengan keyakinan bahwa sang ayah telah meninggal dunia.
Tiga hari kemudian ketiga anaknya mulai menghitung-hitung harta warian peninggalan ayahnya. Akhirnya mereka jadi teringat kepada onta yang pernah diberikan ayahnya kepada teangganya itu. Dia merasa bahwa onta terbaik yang telah diberikan ayahnya kepada tetanganya sanggup dijadikan andalan untuk sumber susunya.
Akhirnya mereka sepakat akan meminta kembali onta tersebut dan menggantinya dengan anak onta yang harganya paling murah. Benar, mereka mendatangi tetangganya itu dan mengambil onta yang banyak susunya sumbangan dari ayahnya dan ditukar dengan anak onta yang harganya murah dan susunya sedikit.
Kepada anak-anaknya itu, tetangga itu bertanya : "Mengapa sumbangan ayahmu kau minta kembali ?"
"Itu yaitu hak kami, kami bersama-sama tidak setuju."Anak-anak itu menjawab :
"Kami sangat menghormati orang renta saya" begitu anak-anaknya menambahkan.
"Lalu kini ayah kau dimana? " Tanya tetangganya itu.
Anak-anak itu menyampaikan bahwa ayahnya sudah meninggal dunia pada ketika bersama-sama mengambil air di goa. Mendengar dongeng anak-anaknya itu hasilnya tetangga yang pernah diberi onta itu meminta ditunjukan daerah dimana ayahnya hilang. Maka ditunjukannyalah daerah dimana arah daerah dan gejala ayah mereka hilang. Kemudian tetangga itu berangkat sendirian tanpa ditemani belum dewasa itu.
Setelah ditemukan tempatnya sesuai dengan tanda dan arah yang ditunjukan belum dewasa itu, tetangga Abdullah itu turun dan masuk melewati lorong-lorong goa yang jauh berliku-liku. Dengan membawa obor api, tetangga itu menemukan Abdullah dalam keadaan buta matanya alasannya yaitu terkena benturan batu. Kemudian Adullah dipapah keluar dari goa dan selamat hingga di atas. Tetangga itu bertanya "Bagaimana Anda sanggup bertahan hidup selama 2 ahad dalam goa yang gelap gulita dan tidak ada masakan sama sekali ?".
Abdullah menjawab "Setiap kali saya lapar, yaitu tiga kali dalam sehari, tangan saya meraba-raba ke sekeliling daerah di mana saya duduk, saya mendapat genangan air kemudian saya minum dan ...ternyata yaitu air susu segar menyerupai gres saja diperah, itu mungkin yang menciptakan saya bugar dan sehat. Saya tidak tahu dari mana datangnya susu itu alasannya yaitu daerah di mana saya duduk yaitu kering dan bebatuan. Tetapi aneh, semenjak tiga hari yang kemudian saya tidak lagi mendapat susu itu, saya hanya mendapat air. Karena hanya minum air, maka tubuh saya menjadi lemas dan tidak bertenaga lagi."
Tetangga itupun menangkap nasihat penting dari apa yang telah diceritakan oleh Abdullah. Maka diapun hasilnya menceritakan apa yang telah dirasakan dan terjadi dengan kelakuan belum dewasa Abdullah. "Bahwa onta yang diberikan Bapak waktu itu benar-benar menghasilkan susu yang luar biasa banyaknya dan bermanfaat bagi banyak keluarga. Karena itulah Alloh SWT mengirim susu untuk Bapak. Tetapi semenjak tiga hari yang kemudian onta yang diberikan Bapak itu telah diambil kembali oleh belum dewasa Bapak dan diganti dengan anak onta, mungkin itulah, Bapak tidak lagi menikmati susu dalam goa."
Mereka berdua segera meninggalkan daerah itu dan menuju desa terdekat untuk menyembuhkan mata Abdullah yang abses menutup kelopak matanya dan gres sore harinya pulang ke rumah. Sampai di rumah, Abdullah bertanya kepada anak-anaknya " Mengapa kau semua tidak mencari ayah, kau menganggap ayahmu sudah mati, tapi justru tetangga kita yang mencari dan menolong Ayah .?" Mereka bertigapun menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Abdullah memaafkan kesalahan ketiga anaknya itu, tetapi Abdulllah telah berketetapan hati bahwa hartanya yang setengah akan diberikan kepada tetangganya yang hatinya lebih baik dari pada anaknya sendiri dan sisa yang setengah lagi diberikan kepada ke tiga anak-anaknya.
(oleh:donkissotes)
Post a Comment
Post a Comment