Report Abuse

Stats

Comment

Ibadah Kudu Iklas

Post a Comment

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434H


Assalmu'alaikum wr. wb.
Salam buat saudaraku semua atas kemurah dan ridloNYA didalam bulan suci ramadhan ini ada sedikit ada artikel untuk teman beribadah di bulan penuh berkah ini.
mari kita simak dan mohon maaf kalau ada salah kata dan kami ucapkan terima kasih buat saudaraku yang memiliki laman :
ruangpustaka.blogspot.com


 “Katakanlah, bahwasanya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, rabb sekalian alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian

itulah yang diperintahkan kepadaku dan saya ialah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (AL-An’am : 162-163) “Sesungguhnya Allah tidak mendapatkan amal perbuatan, kecuali amal perbuatan yang diniatkan dengan nrimo demi meraih ridha-Nya.” (HR. Nasa’i)

Ikhlas dalam beribadah sangatlah penting, alasannya ialah tiada sebuah amal diterima disisi Allah, kecuali diniatkan dengan nrimo mencari keridhoan Allah. Walaupun seorang hamba ibadahnya banyak, tetapi tidak disertai nrimo maka ibadahnya itu sia-sia.

Sesungguhnya ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, dan hanya kepada Allah lah hamba yang nrimo berserah diri. Esensi nrimo dalam ibadah ialah memfokuskan tujuan ibadah hanya kepada Allah, dan tak ada yang dituju kecuali Allah semata. Ibadah yang dilaksanakan secara ikhlas, akan membawa seorang hamba pada titik pengetahuan diri secara utuh kepada Allah.

Ibadah yang disertai keikhlasan menghindarkan seorang hamba dari penyakit hati menyerupai riya, ingin dipuji, mencari popularitas, menyombongkan diri dan kepentingan-kepentingan Dunia ini lainnya. Keikhlasan ibadah akan menyadarkan insan akan hakikat dirinya, darimana beliau berasal, dan untuk apa beliau hidup alasannya ialah ketika seorang hamba memasrahkan pada penghambaan kepada Allah, bahwasanya beliau telah berkomitmen untuk menyerahkan waktu dalam hidupnya pada kehendak Allah. Dia senantiasa siap menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mencari ridha dan cinta-Nya.

Bagaimana seorang insan sanggup mencapai keikhlasan dalam beribadah? Ada dua cara, sesuai keterangan dalam AL-Qur’an Surat AL-An’am ayat 162-163. Pertama, hamba tersebut harus memurnikan tujuannya hanya kepada Allah SWT. Tak ada yang setara dengan dia, tak ada bandingannya alasannya ialah Allah, ialah zat yang kekuasaannya tak terbatas, Dia Yang Maha Kuat, Yang Maha Kaya, Yang Maha Tinggi, Yang Maha Mencintai, Yang Maha Menyayangi, Yang Maha Abadi, dan Maha Segala-galanya. Dia Pencipta Yang Menghidupkan, dan Mematikan Manusia. Yang memberi rezeki seluruh makhluk hidup di bumi ini, dan tak ada satupun zat yang bisa menandingi Dia.

Yang kedua, hamba tersebut harus menyerahkan diri secara total kepada Allah SWT. Allah memerintahkan kita untuk berserah diri kepada-Nya dengan ikhlas, tanpa pamrih, secara lahiriah maupun batiniah. Seorang mukhlis mengetahui bahwa apa yang telah dipilih Allah untuknya ialah yang diperlukan dan tepat baginya. Allah mengharapkan kita untuk menyerahkan kehendak kita kepada kehendak-Nya. Keadaan ini menyatakan kita untuk selaras dengan keputusannya sehingga beliau sanggup mencapai titik penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.

Ketika seorang hamba yang nrimo menyerahkan diri secara tepat kepada Allah atas persoalan-persoalan hidup yang di hadapinya. Maka Allah akan meringankan beban-beban di pundaknya, alasannya ialah pertolonagn Allah akan tiba pada hamba-hambanya yang berserah diri secara tulus dan murni. Penyerahan diri pada Allah, menciptakan seorang hamba tidak berprasangka jelek pada Allah, Ridha atas ketetapan yang diberikan kepadanya, selalu mensyukuri atas nikmat-nikmat yang dianugrahkan kepadanya, sabar atas kesempitan dan ujian yang menghampirinya, dan tak pernah putus berdo’a biar ia dianugrahi rahmat, karunia, ridha dan cinta-Nya.

Ikhlas dalam ibadah, akan menolong insan mengatasi persoalan-persoalan hidupnya. Sesuai firman-Nya dalam surat AL-Baqarah ayat 153, “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongMu, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.AL-Baqarah : 153)

Sungguh, ibadah yang nrimo seorang hamba akan menolong dirinya dari peliknya menjalani kehidupan. Mengendorkan otot-otot syarafnya yang tegang, jawaban dari tekanan hidup dan stres berat. Ia juga akan dilapangkan dari penderitaan yang menyesakkan dada, alasannya ialah penolakan, kekecewaan, atau kegagalan yang di alami dalam mengarungi kehidupan yang penuh ujian.

Sebab itu hamba yang ikhlas, akan menyerahkan seluruh persoalan-persoalan hidupnya kepada Allah. Semakin ia nrimo dalam ibadahnya, maka Allah semakin erat dengan dirinya. Hamba yang erat dengan Allah SWT, tak perlu takut menghadapi kesulitan dan perkara hidup yang menimpanya. Karena ia percaya sehabis kesulitan niscaya ada kemudahan, dan beliau tidak menunjukkan suatu ujian pada seorang hamba, kecuali hamba itu bisa menanggungnya. Sesungguhnya yang menciptakan semakin berat sebuah ujian hamba ialah penolakan dia, ketidak puasan dia, kerakusan dia, dan penghujatan beliau atas ujian dan peristiwa hidup yang menimpanya.

wassalmu'alaikum.wr. wb.

Post a Comment