Mungkin benar kiranya anggapan orang bahwa orang yang pandai selalu mempunyai sisi dan rasa humor yang tinggi.
Tak terkecuali dengan Sosok Sang Presiden kita yang ke -4, yakni Almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur tersebut.
Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin menyajikan sebuah dongeng percakapan lucu antara Gus Dur dengan Presiden RI ke 2, yakni Bpk. Soeharto dimana yang niscaya humor yang terjadi diantara mereka ini akan menciptakan anda tertawa ngakak, sekalipun sang Presiden yang di ajak bergurau oleh Gus Dur ini yaitu sosok yang dikenal rakyat sebagai Presiden yang pendiam dan sewenang-wenang sekaligus sangat disegani rakyat dan lawan politiknya.
Baik, biar pembaca tidak semakin ingin tau eksklusif saja kita menuju ke tkp.. selamat membaca, semoga ngakak..
Beda NU usang dengan NU baru
Suatu hari, di bulan Ramadhan, Gus Dur bersama seorang kyai lain (kyai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian sholat maghrib berjama’ah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah obrolan antara Soeharto dan Gus Dur.
Soeharto : “Gus Dur hingga malam di sini?”
Gus Dur: “Enggak Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
Soeharto: “Oh iya ya ya… silahken. Tapi kyainya kan ditinggal di sini ya?”
Gus Dur: “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto: “Penjelasan apa?”
Gus Dur: “Sholat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU usang atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, gres kali ini beliau mendengar ada NU usang dan NU baru. Kemudian beliau bertanya.
Soeharto: “Lho NU usang dan NU gres apa bedanya?”
Gus Dur: ” Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat.”
Soeharto: “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus Dur: “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar obrolan tersebut pun tertawa.
Gus Dur: “Ya, jadi sholat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.”
Soeharto: “Ya sudah, saya ikut NU gres aja, pinggang saya sakit.”
Nah demikianlah dongeng humor Gus Dur yang ternyata menciptakan suasana pertemuan dengan presiden ke dua kita yang kala itu sangat pendiam dan ditakuti lawan politiknya menjadi begitu terasa santai dan nyaman saja.
Bagi yang sudah baca, komennya jangan lupa ya.. :D
Post a Comment
Post a Comment