Report Abuse

Stats

Comment

Sejarah Asal Mula Para Yang Kuasa Berdasarkan Mitologi Jawa

Post a Comment

Sosok dan Peranan Para Dewa - Dewi dalam sejarah peradaban dunia sebagaimana kita ketahui sangatlah besar keterlibatannya dan bahkan seringkali sangatlah memilih alur dan warna dari aneka macam kejadian penting dalam pentas sejarah Dunia.


Namun keberadaan Bangsa Dewa Dewi ini masih menjadi perdebatan sampai kini, apakah mereka memang benar benar ada ataukah hanya sekedar tokoh fiktif mitologis semata.

Bagi para penganut aliran kuno, budayawan serta para praktisi spiritual,  sosok para ilahi yaitu faktual adanya sebagaimana keberadaan makhluk makhluk dari dimensi lain ibarat keberadaan bangsa jin.

 Sedangkan bagi kebanyakan insan zaman  matrealistik kini ini, yang mereka hanya mau  mempercayai segala sesuatu yang hanya sanggup ditangkap oleh budi dan indra kasar, tentunya para ilahi dan dewi dianggap sebagai klenik dan mitos semata.


Tokoh Semar Dalam Pewayangan Jawa
Dalam artikel kali ini admin tidak akan menyinggung mengenai benar dan salahnya pendapat dan keyakinan mereka tersebut.


Melainkan admin hanya bermaksud untuk mengutipkan kembali wacana bagaimanakah kisah sejarah mitologis atau legenda asal mula munculnya para Dewa Dewi tersebut berdasarkan literatur orisinil bangsa Indonesia sendiri, yakni berdasarkan kepercayaan budaya dan sejarah orisinil Bangsa Indonesia.



Nah pembaca, oleh alasannya admin hanya familiar dengan sejarah, kisah mitologi dan pewayangan Jawa dan biar bisa lebih spesifik maka pada artikel ini penulis hanya akan mengutip sejarah asal mula para Dewa berdasarkan versi masyarakat Jawa saja.

Adapun secara garis besar bersama-sama akan sama saja dan memang akan terdapat banyak kemiripan alur kisah dan nama tokoh tokohnya dengan mitologi versi rakyat Sunda, Bima, Jambi, Dayak dan juga versi Batak alasannya kita semua bangsa Indonesia semenjak dahulunya yaitu bersaudara dan satu nenek moyang.


Dan sebagai anak cucu yang bertanggung jawab terhadap kelestarian budaya bangsa serta membutuhkan pengetahuan dan pemahaman terhadap jati diri kita yang sebenar benarnya, tentunya bab dari warisan budaya leluhur yang telah turun temurun tersebut haruslah terus kita pelajari, kita jaga dan kita kembangkan, dan alangkah baiknya juga bila kita juga tetap melestarikan dengan menerapkan nilai nilai luhur bangsa kita serta menyempurnakan segala pencapaian pencapaian kebudayaan nenek moyang kita tersebut.



Baiklah eksklusif saja kita simak bersama mengenai kisah lahirnya para ilahi versi masyarakat Jawa dan Sunda kuno yang diambil dari Silsilah Raja Raja Sunda dalam Babad Cirebon, serta Serat Paramayoga yang merupakan karya sejarah sekaligus kitab sastra berbahasa Jawa dari Ranggawarsito, Sang Pujangga Kenamaan Kerajaan Panjalu/Kediri untuk menuliskan silsilah dan kisah leluhur Kerajaan Kediri atas titah eksklusif dari Prabu Jayabaya sendiri.



    Dikisahkan bahwa Nabi Adam as dan Siti Hawa yaitu sebagai satu satunya pasangan ras Manusia modern pertama yang ada di bumi, Mereka berdua mempunyai sekitar 40 pasang anak, dan salah satunya yaitu Sang Hyang Sita alias Nabi Syits.


   Nabi Syits as sangat di cintai oleh Nabi Adam as dan secara khusus dia didik dengan aneka macam pengetahuan dan ilmu agama yang lebih mendalam di bandingkan saudara saudarinya yang lain.

    Hal tersebut dikarenakan Nabi Adam As mengetahui bahwa Nabi Syits yaitu orang yang akan terpilih dan akan ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa sebagai penerus keNabian dia dan sekaligus sebagai (Imam) pemimpin para keturunannya di bumi.

    Rahasia langit mengenai penerus jabatan bergengsi sebagai Khalifatullah fil Ardhi (Wakil Tuhan di Bumi) tersebut juga diketahui oleh Ngidajil (arab : Azazil alias Iblis) sehingga ngidajil begitu berhasrat biar Nabi Syits sanggup dinikahkan dengan putrinya yang berjulukan Dewi Delajah, dengan keinginan biar kemuliaan dan kehormatan tersebut sanggup direbut dari keturunan Nabi Adam as dan diteruskan oleh anak cucu ngidajil.

    Sayangnya Nabi Syits as dikemudian hari dinikahkan dengan Dewi Mulat (Banyak yang beropini bahwa dewi mulat yaitu bidadari nirwana yang ditugaskan turun ke bumi untuk menjadi pendamping Nabi Syits as)

    Tidak kekurangan akal, pada suatu malam Dewi mulat diculik oleh Ngidajil dan digantikan dengan Dewi Delajah putri Ngidajil, dan sesudah Nabi Syits menitipkan benihnya dalam rahim Dewi Delajah pada malam yang gelap itu, maka Dewi mulat pun cepat cepat dikembalikan lagi ke sisi Nabi Syits biar strateginya ini tidak ketahuan.

     Ketika telah tiba waktunya, Dewi Delajah melahirkan bayi tidak tepat yang hanya berwujud darah yang berkilauan, melihat ini ngidajil segera mengambil darah berkilauan itu dan membawanya ke kediaman Nabi Syits yang kala itu Dewi mulat sedang dalam proses persalinan juga.



     Sesosok bayi yang sangat ganteng pun lahir dari rahim dewi mulat, dan setelahnya lahir pula kembarannya yang hanya berupa cahaya gemerlapan, melihat itu Ngidajil pun segera menyatukan Cahaya itu dengan Darah berkilauan yang dibawanya sehingga mewujudlah darinya sesosok bayi insan yang juga mempunyai paras yang sangat tampan, hal tersebut dilakukan secara ghaib dan sangat cepat sehingga Nabi Syits dan Dewi Mulat tidak mengetahuinya.

      Nabi Syits kemudian menawarkan nama si abang dengan nama Anwas dan si adik dengan nama Anwar.

     Kedua saudara kembar itupun dirawat dan dibesarkanlah oleh Sang Ayah dan Ibunya dengan penuh kasih sayang dan pendidikan yang intensif, mereka tidak tahu bahwa salah satu putra mereka yaitu keturunan Ngidajil.


      Hanya Nabi Adam as yang mengetahui hakikat bersama-sama wacana Syaikh Anwar alasannya dia yaitu seorang Nabi yang atas ijin yang Maha Kuasa, dia sanggup mengetahui segala diam-diam yang tersembunyi bagi kebanyakan makhluk.


    Namun Nabi Adam as tidaklah membeda-bedakan Syaikh Anwar dengan cucu dia yang lain, ia juga disayangi dan diperlakukan sama sebagaimana cucu cucu lainnya oleh Sang Kakek.


      Selain Syaikh Anwas dan Syaikh Anwar mempunyai paras yang sempurna, ternyata keduanya mempunyai otak yang cemerlang, hanya saja terdapat perbedaan yang agak mencolok pada sifat, sikap dan minat berguru kedua saudara kembar tersebut.

       Ketika mereka telah mulai dewasa, Nabi Adam as kakek mereka itu, telah berusia bau tanah dan kemudian meninggal.

    Itu yaitu pertama kalinya kedua saudara itu melihat seorang insan meninggal. Nabi syits menjelaskan kepada segenap anak anaknya bahwa ajal yaitu suatu hal yang masuk akal bagi semua makhluk yang bernyawa, tidak terkecuali juga dengan manusia, insan juga bisa terjangkit penyakit, menjadi bau tanah dan lemah, kemudian mengalami sekarat dan kemudian mati.

    Penjelasan Nabi Syits tersebut menenangkan hati anak anaknya, namun pemandangan itu sungguh yaitu hal yang sangat menakutkan sekali bagi Syaikh Anwar. Dia sangat cemas dan gelisah, terbayang dalam benaknya suatu hari nanti dirinya niscaya akan mengalami hal yang sama, menjadi tua, terjangkit penyakit, mengalami sekarat dan kemudian mati.

    Syaikh Anwar tidak bisa mendapatkan takdir semacam itu, ia pun memprotes takdir Tuhan itu melalui NabiNya, yakni Nabi Syits yang tidak lain yaitu ayahnya sendiri itu, segala Nasehat dan petuah Nabi syits benar benar tidak ia hiraukan, malahan Syaikh Anwar bertekad untuk mencari cara biar ia tidak mengalami hal hal menakutkan itu.



     Pada risikonya ia pun memutuskan untuk meninggalkan Ayah Bundanya biar bisa pergi bekeliling dunia demi menguak aneka macam diam-diam kehidupan sehingga risikonya sanggup meloloskan diri dari penyakit, sekarat, derita masa bau tanah dan juga kematian.

   Walau tidak tahu hendak pergi kemana, Syaikh Anwar terus berjalan menyusuri dunia, sampai pada suatu daerah ia pun melihat suatu cahaya terang kolam rembulan purnama berada akrab sekali dengan tanah, hal ini tentunya menciptakan syaikh anwar heran sekapigus ingin tau untuk mendekat.

Syaikh Anwar kemudian memasuki  cahaya lingkaran tersebut, disana ia tiba tiba sanggup melihat seluruh isi alam semesta, di sekelilingnya juga terhampar suatu taman yang sangat indah, sungguh suasana yang damai, sejuk dan nyaman apabila berada dalam cahaya  itu.


Tiba tiba saja muncullah seseorang yang mengaku berjulukan ngidajil, ia kemudian menjelaskan cahaya terang itu berasal dari sebuah permata sakti miliknya yang berjulukan ratna dumilah, dalam terpaan cahayanya seseorang akan sanggup hidup dalam kedamaian abadi.

Tentu saja syaikh anwar sangat besar hati mendengar hal itu, namun untuk mendapatkannya ngidajil menawarkan syarat biar Syaikh Anwar juga membantunya biar cahaya ratna dumilah ini sanggup ia hamparkan ke seluruh dunia, sehingga akan banyak makhluk yang akan mendapatkan manfaat dari ratna dumilah miliknya sebagaimana yang ngidajil selalu cita citakan.

Lalu diambillah Ratna dumilah oleh ngidajil, sesudah itu ia kemudian mengajarkan aneka macam ilmu pengetahuan, kekuatan dan aneka macam kesaktian yang luar biasa kepada Syaikh anwar.


 Syaikh Anwar juga dibawa oleh ngidajil menuju awan asing untuk mendapatkan tirta kamandanu, yakni air kehidupan yang mempunyai khasiat luar biasa, contohnya bisa menciptakan seorang bayi bisa eksklusif cukup umur seketika, menciptakan awet muda, menghidupkan orang mati dan sanggup hidup abadi.

Air asing itu ditampung dalam sebuah cawan asing berjulukan cupu manik astagina, cawan asing inilah yang  membuat air asing tirta kamadanu tersebut tidak akan habis sekalipun terus menerus di ambil.

Syaikh Anwar juga diberikan keilmuan diam-diam untuk meramu tanaman obat tertentu biar bangsa raksasa, jin dan insan kebal terhadap aneka macam penyakit seumur hidupnya bila terus mengkonsumsinya.

Ngidajil menawarkan petunjuk kepada Syaikh Anwar untuk pergi ke arah timur dan melaksanakan semedhi atau tapa brata di sebuah pulau berjulukan pulau dewani sampai seseorang dari bangsa jin membangunkannya. (pulau itu kini telah terpecah menjadi pulau sumatera jawa dan bali)

Tidak ada pilihan lain, syaikh Anwar yang sangat menginginkan kehidupan kekal yang tenang dan tentram tersebut kemudian pergi ke arah timur, di jalan ia sering dihadang oleh para raksasa dan makhluk halus namun ternyata mereka bukanlah tandingan Syaikh Anwar alasannya sesudah digembleng oleh Ngidajil, dia tentunya telah bermetamorfosis menjadi sosok insan yang sangat sakti mandraguna.

Pada risikonya Syaikh Anwar melaksanakan semadhi di sebuah gua diatas sebuah gunung di pulau dewani yang sangat menakutkan itu. bertahun tahun Syaikh Anwar bersemadhi sehingga jasad wadagnya telah berubah menjadi jasad halus yang  bercahaya terang namun tidak menyilaukan.

Sementara itu, di daerah lain, Dalam Istana Kerajaan yang juga masih berada dalam pulau Dewani itu, sedang diadakanlah sebuah rapat darurat antara Sang Raja dengan para punggawanya, mereka tengah membicarakan mengenai pageblug / wabah penyakit yang sedang menyerang para penduduk Kerajaan Jin itu.


Berbagai cara telah dilakukan namun hasilnya masih saja nihil, penduduk semakin sengsara dan banyak sekali yang tewas tanggapan wabah penyakit yang ganas dan tidak sanggup ditanggulangi itu.

Rapat risikonya ditutup sekalipun belum menemukan jalan keluar yang memuaskan, maka tinggallah kini sang Raja Prabu Nurradi dengan permaisurinya, serta sang putri semata wayang mereka, Dewi Nurrini.

Dalam pertemuan para anggota keluarga kerajaan itu, dewi nurrini menceritakan kepada sang Ayah, wacana mimpinya bertemu dengan secercah cahaya terang tetapi tidak menyilaukan mata bagaikan cahaya rembulan, sesudah didekatinya ternyata cahaya terang nan lembut itu berasal dari badan sesosok insan yang sangat tampan.

Prabu Nurradi menafsirkan bahwa Cahaya lembut ibarat Rembulan yang didatangi sang putri semata wayangnya itu yaitu mengambarkan kemuliaan dan kejayaan bagi kerajaannya, dan jika begitu maka hanya sang insan itulah yang kiranya akan sanggup menawarkan kejayasn sekaligus mengatasi aneka macam problem pelik dalam kerajaannya dikala ini.


Maka di utuslah sang Maha Patih untuk segera mencari dan membawa pulang sosok insan itu.


 Berhari hari sang patih pun berkeliling dan menyusuri ke setiap dan ke seluruh wilayah kerajaan Dewani, sampai suatu hari sang patih melihat seberkas cahaya yang sangat terang di tengah gulita malam dari sebuah hutan diatas gunung, maka terbanglah sang patih itu dalam sekejab ke arah cahaya tegak lurus di tengah hutan gelap itu.


Setelah akrab dengan cahaya itu, dilihatnya sesosok insan tengah bertapa di dalam gua, dengan penuh kesopanan Sang patih meminta insan pertapa itu untuk menghentikan semadhinya.

"Maaf kisanak, Siapakah tuan ini bersama-sama dan kenapakah kisanak bertapa di wilayah suatu kerajaan tanpa meminta ijin kepada penguasa wilayah ini"

Mendengar hal itu sang pertapa yang tidak lain yaitu syaikh anwar tersebut risikonya terbangun dari semadhinya dan kemudian momohon maaf atas kelancangannya, ia benar benar tidak mengetahui bahwa wilayah ini ada penguasanya.

Sembari bercakap cakap, sang patih memperhatikan insan yang tengah berada dihadapannya tersebut, dan ia yakin sang pertapa ini memang benar benar memancarkan cahaya lembut dan tidak menyilaukan dari tubuhnya. maka yakinlah kini bahwa pertapa ini yaitu orang yang sedang sang patih cari cari.


"Kisanak harus ikut saya ke istana, dan memohon ampun kepada baginda prabu nurradi selaku penguasa kerajaan dewani" ujar sang patih mencoba bersiasat biar sang pertapa mau mengikutinya menghadap sang Prabu.

Syaikh Anwar pun tiada keberatan, maka dibawalah syaikh anwar oleh sang patih dengan sekejab mata menuju ke istana kerajaan.

Setelah mengenalkan diri, bersopan santun dan memohon maaf kepada Sang Raja, maka tibalah saatnya Sang Prabu Nurradi hendak menawarkan pengampunan kepada syaikh anwar dengan syarat asalkan ia bisa menghilangkan wabah penyakit ganas yang sedang melanda negerinya.

Syaikh Anwar pun menyanggupi, kemudian dengan mengerahkan kesaktiannya, maka alam waktu singkat risikonya pagebluk / wabah penyakit tersebut sanggup dihilangkan dari pulau dewani, rakyat yang sedang sekarat berangsur angsur membaik, dan negeri itu kembali sehat dan makmur ibarat sedia kala.

Tiada terkira sukacitanya Sang prabu Nurradi dan seluruh rakyat di negeri itu.


 Syaikh Anwar pada risikonya tidak hanya diampuni dari hukumannya, Sang Prabu bahkan menikahkan Syaikh Anwar dengan putri semata wayangnya Dewi Nurrini yang sangat elok jelita.





Singkat cerita, Sang Prabu Nurradi pun mangkat dan digantikan oleh Syaikh Anwar menantunya tersebut.


Setelah menjadi Raja, Syaikh Anwar bergelar Sang Hyang Nurcahya.



Dari pernikahannya dengan dewi nurrini, syaikh anwar berputra Sang hyang Nurrasa, yang kelak mempunyai putra berjulukan Sang Hyang Wenang yang kemudian berputra Sang Hyang Tunggal (Sang Hyang Padawenang).

Dan telah diketahui oleh khalayak terutama masyarakat jawa sendiri baik melalui kisah verbal para pemuka adat, kisah pewayangan maupun maupun kitab kitab sejarah jawa kuno bahwa Sang Hyang Tunggal yaitu Ayah dari Sang Hyang Antaga (Togog), Sang Hyang Ismaya (Semar) dan Sang Hyang Manikmaya (Bathara Guru).




Bathara Guru itulah yang kelak menjadi Rajanya para ilahi di seluruh Mayapada, ia juga sekaligus menjadi leluhur para raja di kahyangan, bangsa jin, Bangsa Siluman, Bangsa raksasa, dan juga Bangsa manusia.


Silsilah Keturunan Sang Hyang Nurrasa sampai anak2 Bathara Guru
 Bathara guru (Dewa Siwa) beserta anak anaknya (Bathara Sambu, Bathara Brahma, Bathara Indra, Bathara Bayu, Bathara Wisnu, Bathara Kala dan Ganesha) ini diantaranya telah beberapa kali bermetamorfosis menjadi para pendeta untuk mengajarkan aneka macam aturan hidup untuk mencapai kesempurnaan serta kebijaksanaan.


  Dan di lain waktu mereka juga bermetamorfosis menjadi Raja Raja untuk mendirikan aneka macam kerajaan di aneka macam wilayah Dunia, termasuk di Bumi Nusantara.


   Ketika Turun ke dunia Manusia itulah sebagian besar keturunan mereka dilahirkan, dan otomatis dari ijab kabul beda alam tersebut akan lahir aneka macam insan mutan yang sangat sakti mandraguna ibarat para pandhawa dan kurawa, serta keturunannya yang populer sangat besar lengan berkuasa dan sakti ibarat Adipati Karna, GathotKaca, Bambang Wisanggeni, Anoman Dll.


   Jadi inilah alasannya kenapa para Raja baik di negeri timur maupun di barat dianggap sebagai keturunan para dewa.

   Dari pembagian terstruktur mengenai wacana Sejarah dan Silsilah para Dewa tersebut sanggup dikatakan bahwa Para Dewa Adalah "Manusia Mutan" yang mempunyai keistimewaan dan pengetahuan mengenai aneka macam ilmu diam-diam alam semesta.

Asal mereka yaitu sama juga dengan kita yakni Keturunan Nabi Adam as, yang kemudian beranak pinak melalui aneka macam jalur ras penghuni dunia yang lain ibarat Bangsa Raksasa, bangsa Jin, Genderuwo, Bangsa Siluman dll. sehingga mereka mewarisi aneka macam sifat unggul dan pengetahuan dari setiap ras itu dan menguasai aneka macam ilmu pengetahuan dan teknologi dari aneka macam lapisan alam di seluruh Dunia.


Related Posts

Post a Comment