Kalimat, “Agama yaitu Nasihat” maksudnya yaitu sebagai tiang dan penopang agama, sebagaimana sabda Rasulullah, “Haji yaitu arafah”, maksudnya wukuf di arafah yaitu tiang dan bab terpenting haji.
- Nasihat untuk Allah maksudnya beriman semata-mata kepada-Nya, menjauhkan diri dari syirik dan sikap ingkar terhadap sifat-sifat-Nya, menunjukkan kepada Allah sifat-sifat tepat dan segala keagungan, mensucikan-Nya dari segala sifat kekurangan, menaati-Nya, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, menyayangi dan membenci sesuatu semata karena-Nya, berjihad menghadapi orang-orang kafir, mengakui dan bersyukur atas segala nikmat-Nya, berlaku nrimo dalam segala urusan, mengajak melaksanakan segala kebaikan, menganjurkan orang berbuat kebaikan, bersikap lemah lembut kepada sesama manusia. Khathabi berkata : “Secara prinsip, sifat-sifat baik tersebut, kebaikannya kembali kepada pelakunya sendiri, alasannya yaitu Allah tidak memerlukan kebaikan dari siapapun”
- Nasihat untuk kitab-Nya maksudnya beriman kepada firman-firman Allah dan diturunkan-Nya firman-firman itu kepada Rasul-Nya, mengakui bahwa itu semua tidak sama dengan perkataan insan dan tidak pula sanggup dibandingkan dengan perkataan siapapun, lalu menghormati firman Allah, membacanya dengan sungguh-sungguh, melafazhkan dengan baik dengan sikap rendah hati dalam membacanya, menjaganya dari takwilan orang-orang yang menyimpang, membenarkan segala isinya, mengikuti hokum-hukumnya, memahami banyak sekali macam ilmunya dan kalimat-kalimat perumpamaannya, mengambilnya sebagai pelajaran, merenungkan segala keajaibannya, mengamalkan dan mendapatkan apa adanya ihwal ayat-ayat mutasyabih, mengkaji ayat-ayat yang bersifat umum, dan mengajak insan pada hal-hal sebagaimana tersebut diatas dan mengimani Kitabullah.
- Nasihat untuk Rasul-Nya maksudnya membenarkan ajaran-ajarannya, mengimani semua yang dibawanya, menaati perintah dan larangannya, membelanya semasa hidup maupun sehabis wafat, melawan para musuhnya, membela para pengikutnya, menghormati hak-haknya, memuliakannya, menghidupkan sunnahnya, mengikuti seruannya, menyebarluaskan tuntunannya, tidak menuduhnya melaksanakan hal yang tidak baik, menyebarluaskan ilmunya dan memahami segala arti dari ilmu-ilmunya dan mengajak insan pada ajarannya, berlaku santun dalam mengajarkannya, mengagungkannya dan berlaku baik dikala membaca sunnah-sunnahnya, tidak membicarakan sesuatu yang tidak diketahui sunnahnya, memuliakan para pengikut sunnahnya, menjiplak adat dan kesopanannya, menyayangi keluarganya, para sahabatnya, meninggalkan orang yang melaksanakan kasus bid’ah dan orang yang tidak mengakui salah satu sahabatnya dan lain sebagainya.
5. Nasihat untuk seluruh kaum muslim à maksudnya menunjukkan bimbingan kepada mereka apa yang sanggup menunjukkan kebaikan bagi merela dalam urusan dunia dan akhirat, menunjukkan derma kepada mereka, menutup malu dan cacat mereka, menghindarkan diri dari hal-hal yang membahayakan dan mengusahakan kebaikan bagi mereka, menyuruh mereka berbuat ma’ruf dan mencegah mereka berbuat kemungkaran dengan sikap santun, nrimo dan kasih sayang kepada mereka, memuliakan yang renta dan menyayangi yang muda, menunjukkan nasihat yang baik kepada mereka, menjauhi kebencian dan kedengkian, menyayangi sesuatu yang menjadi hak mereka ibarat menyayangi sesuatu yang menjadi hak miliknya sendiri, tidak menyukai sesuatu yang tidak mereka sukai sebagaimana beliau sendiri tidak menyukainya, melindungi harta dan kehormatan mereka dan sebagainya baik dengan ucapan maupun perbuatan serta menganjurkan kepada mereka menerapkan perilaku-perilaku tersebut diatas. Wallahu a’lam
Memberi nasihat merupakan fardu kifayah, jikalau telah ada yang melaksanakannya, maka yang lain terlepas dari kewajiban ini. Hal ini merupakan keharusan yang dikerjakan sesuai kemampuan. Nasihat dalam bahasa arab artinya membersihkan atau memurnikan ibarat pada kalimat nashahtul ‘asala artinya saya membersihkan madu sampai tersisa yang murni, namun ada juga yang menyampaikan kata nasihat mempunyai makna lain. Wallahu a’lam
Post a Comment
Post a Comment