Report Abuse

Stats

Comment

Kata Kata Bob Sadino Yang Penuh Motivasi

Post a Comment
Kata Kata Bob Sadino yang Penuh Motivasi - Bambang Mustari Sadino lahir Bandar Lampung, 9 Maret 1933 – meninggal di Jakarta, 19 Januari 2015 pada umur 81 tahun). Pria yang bersahabat dipanggil Bob Sadino, ialah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia ialah pemilik dari jaringan perjuangan Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat santai dengan mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya sehari-hari. Bob Sadino yang juga kerap disapa dengan “Om Bob” meninggalkan tak hanya legacy bisnis raksasa, melainkan juga banyak sekali pelajaran penting dalam mengarungi dunia usaha.

Kata Kata Bob Sadino yang Penuh Motivasi Kata Kata Bob Sadino yang Penuh Motivasi

Gayanya yang nyentrik dengan contoh pikir unik dan cenderung keluar dari pakem teori maupun buku teks ekonomi menyebabkan Bob Sadino sebagai entreprenuer sejati. Berdasarkan gosip yang admin kumpulkan berikut ialah kata mutiara Bob Sadino yang Penuh Motivasi
Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,
Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka sanggup melihat kesuksesan saya alasannya hasil kegilaan saya.
Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada ketika gres memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga
Kebanyakan orang merasa sukses itu ialah hasil jerih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN ialah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.
Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.
Orang “bodoh” kadang kala saja mengabaikan kualitas alasannya memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, alasannya sok tahu.
Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara kebijaksanaan bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting beliau bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang mustahil dicapai berdasarkan orang lain.
Orang “Pintar” berpikir “aku niscaya bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.
Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu pandangan gres dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya
Orang “Pintar” dengan gampang beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain alasannya punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus merampungkan satu bisnisnya saja.
Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.
Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, beliau pun bisa berbisnis.
Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga pribadi beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan kendala tersebut.
Orang “Pintar” merasa bisa melaksanakan banyak sekali hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa beliau harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapat hasil.
Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melaksanakan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya aktivitas lain kecuali fokus pada bisnisnya.
Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas
Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan bunyi konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pandai darinya.
Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif wacana sebuah bisnis, alasannya gosip yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif alasannya harus segera berbisnis.
Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pandai kebanyakan mikir, kesudahannya tidak pernah melangkah.
Orang pandai berguru keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses supaya bisa bayar para pelamar kerja
Orang pandai mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya gak pernah mikir alasannya cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah.
Saya bisnis cari rugi, sehingga kalau rugi saya tetap semangat dan kalau untung maka bertambahlah syukur saya!
Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.
Sebagian besar orang “pintar” sangat pandai menganalisis. Setiap satu pandangan gres bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi hingga break event point. Orang “bodoh” tidak cerdik menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.
Sekolah terbaik ialah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang menunjukkan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif.
Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku ndeso dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.
Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, alasannya sudah bisa berdiri diatas kakinya sendiri.
Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu.

Bob Sadino menyampaikan hal tersebut tentu bukan tanpa alasan. Dia memulai perjuangan sama sekali tidak memakai rencana. Berbeda dengan pengusaha sekolahan lainnya yang memakai ilmu administrasi untuk membuatkan bisnisnya, Bob Sadino lebih suka memanfaatkan insting bisnis yang dipunya sehingga Selama hidupnya, Bob Sadino telah membangun beberapa perusahaan sukses.

Related Posts

Post a Comment