Report Abuse

Stats

Comment

Adab Atau Etika Berdo'a

Post a Comment

Setiap insan muslim niscaya pernah berdo’a pada Allah. Namun tahukah anda? Ternyata, Islam juga mengatur perihal adab-adab dalam berdoa’a. Sudahkah kita memenuhi etika berdo’a? Bagaimanakah budbahasa atau etika berdo’a? Mari kita baca keterangan berikut!
Terlebih dahulu sebelum berdo`a hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang lelaki sedang berdo`a di dalam shalatnya, namun ia tidak memuji kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam maka Nabi bersabda kepadanya: "Kamu telah tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda simpulan shalat, kemudian kau duduk, maka memujilah kepada Allah dengan kebanggaan yang layak bagi-Nya, dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah". (HR. At-Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Mengakui dosa-dosa, mengakui kekurangan (keteledoran diri) dan merendahkan diri, khusyu', penuh keinginan dan rasa takut kepada Allah di ketika anda berdo`a. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:
"Sesungguhnya mereka yaitu orang-orang yang selalu bersegera di dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka yaitu orang-orang yang khusyu` kepada Kami". (Al-Anbiya': 90).
Berwudhu' sebelum berdo`a, menghadap Kiblat dan mengangkat kedua tangan di ketika berdo`a. Di dalam hadits Abu Musa Al-Asy`ari Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa sehabis Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam simpulan melaksanakan perang Hunain :" Beliau minta air kemudian berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan saya melihat putih kulit ketiak beliau". (Muttafaq'alaih).
Benar-benar (meminta sangat) di dalam berdo`a dan berbulat tekad di dalam memohon. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kau berdo`a kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdo`a, dan jangan ada seorang kau yang menyampaikan :Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku", alasannya sebenarnya Allah itu tidak ada yang sanggup memaksanya". Dan di dalam satu riwayat disebutkan: "Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan, alasannya sebenarnya Allah tidak merasa berat alasannya sesuatu yang Dia berikan". (Muttafaq'alaih).
 
Menghindari do`a jelek terhadap diri sendiri, anak dan harta. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan sekali-kali kau mendo`akan jelek terhadap diri kau dan juga terhadap bawah umur kau dan pula terhadap harta kamu, alasannya khawatir do`a kau bertepatan dengan waktu dimana Allah mengabulkan do`amu". (HR. Muslim).
Merendahkan bunyi di ketika berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu, alasannya sebenarnya kau tidak berdo`a kepada yang tuli dan tidak pula ghaib, sebenarnya kau berdo`a (memohon) kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu menyertai kamu". (HR. Al-Bukhari).
Berkonsentrasi di ketika berdo`a. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Berdo`alah kau kepada Allah sedangkan kau dalam keadaan yakin dikabulkan, dan ketahuilah bahwa sebenarnya Allah tidak mengabulkan do`a dari hati yang lalai". (HR. At-Turmudzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
Tidak memaksa bersajak di dalam berdo`a. Ibnu Abbas pernah berkata kepada `Ikrimah: "Lihatlah sajak dari do`amu, kemudian hindarilah ia, alasannya sebenarnya saya memperhatikan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam dan para shahabatnya tidak melaksanakan hal tersebut".(HR. Al-Bukhari)..
 [Dikutip dari Kitab "Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari" By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan]
Demikianlah goresan pena pada kesempatan ini, mudah-mudahan bermanfaat dan mari kita berusaha mengamalkannya.

Related Posts

Post a Comment