Report Abuse

Stats

Comment

Takwa Pasca Ramadhan

Post a Comment
Perintah Puasa dibarengi dengan ujung ayat "agar kau menjadi orang yang bertakwa". Secara parsial dipahami oleh sebagian orang bahwa puasa ditujukan supaya menjadi eksklusif yang bertakwa. Hal ini tidak salah. Hanya saja, kalau takwa diartikan hanya didapat dengan puasa, maka di sini terasa janggal jadinya. Hal itu berbuntut seperti kalau sudah selesai puasa, maka takwa sudah diraih. Akhirnya berhenti berinfak saleh setelah Ramadhan, padahal ketika bulan Ramadhan, selalu berinfak saleh.

Ada orang yang sudah berhenti ke mesjid untuk salat lima waktu. Padahal bulan Ramadhan selalu ke mesjid. Ada orang yang jarang ngaji, padahal bulan Ramadhan selalu ngaji dan tadarus. Ada orang yang rajin bersedekah di bulan Ramadhan, tapi setelah berlalu Ramadhan berinfak tidak semangat. Ada orang yang di bulan Ramadhan menjauhi maksiat dan munkarat, tapi setelah Ramadhan berlalu kembali ke kubangan dosa. Ingat definisi takwa yang selalu diwasiatkan oleh khatib setiap salat Jumat yaitu "melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya".

Jika selama Ramadhan kita melaksanakan perintah Allah, maka setelah Ramadhan tentunya tetap melaksanakan perintah Allah. Jika selama Ramadhan kita meninggalkan larangan Allah, maka setelah Ramadhan juga selalu menjauhi larangan Allah. Itulah definisi takwa yang paling sederhana.

Kembali kita baca ayat yang memerintahkan puasa. Bahwa perintah puasa ditujukan kepada orang yang beriman. Jika puasa dilakukan atas dasar iman, maka balasannya yaitu menjadi eksklusif yang bertakwa. Jika puasa dilakukan tidak atas dasar iman; tapi lantaran ikut-ikutan; lantaran semua orang berpuasa; lantaran anak dan keluarga berpuasa; lantaran kawan-kawan berpuasa; aib kalau tidak berpuasa; dan lantaran lain selain lantaran panggilan tauhid; maka predikat takwa setelah Ramadhan tidak diraih. Karena takwa hanya diraih dengan iman. Tanpa iman, maka takwa tidak akan diraih. Wajar kiranya di daerah yang lain Allah serukan perintah takwa itu kepada orang beriman.

Surah Ali Imran ayat 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kau mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Surah Al-Maidah ayat 35
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kau menerima keberuntungan.

Surah Al-Taubah ayat 119
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kau bersama orang-orang yang benar.

Surah Al-Ahzab ayat 70
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kau kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar

Surah Al-Hadid ayat 28
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, pasti Allah menunjukkan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan mengakibatkan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kau sanggup berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

Surah al-Hasyr ayat 18
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.

Melalui beberapa ayat di atas kita tahu bahwa ternyata yang diperintah untuk bertakwa dan melaksanakan amal kebajikan lainnya yaitu orang yang beriman. Maka bagi orang yang beriman dengan sebenar-benar iman, tentu tidak akan susah untuk menjaga dan memelihara ketakwaannya pasca Ramadhan. Karena takwa yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang benar-benar beriman tentu akan melaksanakan perintah Allah dan akan meninggalkan larangan Allah. Demikianlah definisi takwa.

Bagaimana Cara Tetap Bertakwa Sesudah Ramadhan?
Kembali ke rumusan takwa di atas. Maka untuk tetap bertakwa, maka tetap laksanakan perintah Allah dan jauhi larangan Allah. Bagaimana caranya? Di antara solusinya yaitu mari kita jadikan takwa sebagai "pakaian" yang selalu kita kenakan dan kita bawa ke mana pun kita pergi. Dalam surah Al-A'raf ayat 26 Allah sebutkan

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Hai anak Adam, sebenarnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu yaitu sebahagian dari gejala kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Layaknya pakaian, tentu akan kita pakai dan kenakan ke mana pun kita pergi. Mungkin hanya anak kecil dan orang yang kurang akalnya saja--jika kita tidak sebutnya  tidak cendekia sama sekali--yang tidak mengenakan pakaian dalam kesehariannya.  Siapa pun kita tentunya menggunakan pakaian. Kita pakai pakaian kita di rumah. Kita pakai pakaian kita di jalan, di pasar, di daerah kerja, di daerah ibadah. Pendek kata, di mana pun dan kapan pun kita selalu menggunakan pakaian. Sebaik-baik pakaian yaitu takwa.

Orang yang berbuat dosa yaitu orang yang meninggalkan atau menanggalkan pakaian takwanya. Dalam hadis yang sahih disebutkan oleh Rasulullah Saw.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن، ولا يسرق السارق حين يسرق وهو مؤمن، ولايشرب الخمر حين يشربها وهو مؤمن
Orang yang berzina tidak akan berzina kalau ketika itu beliau beriman. Orang yang mencuri tidak akan mencuri kalau ketika mencuri itu beliau beriman. Orang yang meminum minuman yang memabukkan tidak akan meminumnya kalau beliau dalam keadaan beriman.

Artinya pada ketika berbuat dosa, tanggal keimanan seseorang. Jika beliau dalam keadaan beriman tentunya tidak akan berbuat dosa. Ingat, takwa sebagai pakaian yang kita pakai dan bawa ke mana pun kita pergi yaitu didasari dengan iman. Orang berzina, orang mencuri, mabuk, dan berbuat dosa lainnya tidak menggunakan pakaian takwanya pada ketika beliau mencuri. Maka, pakailah pakaian takwa itu selalu supaya kita sanggup selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah

Semoga Iman kita tetap kokoh dalam diri kita dan tidak bercampur dengan apa pun. Sehingga dengannya kita sanggup menjadi eksklusif bertakwa, baik sebelum maupun setelah Ramadhan. Semoga dengan doktrin yang benar dan besar lengan berkuasa kita masih sanggup selalu salat ke masjid; kita selalu mengaji; kita gemar bersedekah; kita sering mengikuti pengajian; kita suka berpuasa; kita tetap jujur dan amanah; kita tetap merasa diawasi oleh Allah; kita tidak mau bergunjing; kita takut mengambil hak orang lain; kita menghindari perbuatan curang; kita tidak menganiaya orang lain; kita berbuat baik dengan tetangga; kita menjalankan amanah. Pendek kata, kita berharap dengan doktrin yang ada pada diri kita, kita menjadi eksklusif yang bertakwa dan istiqamah dengan keimanan dan ketakwaan itu. Aamiin.
______
Disampaikan pertama kali pada takziah Minang Saiyo di Tetunjung Takengon pada hari Kamis 5 Juli 2018

Related Posts

Post a Comment