![]() |
Sejarah Nabi Muhammad SAW. |
Featured Post
Info Cetakan
CETAKAN pertama buku ini habis lebih cepat dari yang diduga semula- Buku yang diterbitkan 10.000 buah ini sepertiganya telah habis dipesan ketika sedang dicetak, sedang selebihnya habis dalam waktu tiga bulan setelah buku terbit. Sambutan yang diberikan atas buku ini memperlihatkan adanya perhatian dari para pembaca, terutama terhadap
penyelidikan yang saya lakukan ini. Oleh lantaran itu, untuk cetakan ulangan sudah harus dipikirkan, isinya perlu ditinjau kembali. Timbulnya sambutan itu sudah tentu lantaran dilema yang ada dalam buku ini. Boleh jadi metoda yang dipergunakan memecahkan persoalan-persoalan itu kuat juga atas adanya sambutan ini. Tetapi apapun yang menjadi sebabnya, saya bertanya-tanya di dalam hati ketika terpikir akan menghadapi cetakan kedua ini: Akan diulang sajakah menyerupai apa adanya pada cetakan pertama, tanpa ditambah atau dikurangi, ataukah harus saya tinjau lagi dengan mengadakan revisi, penambahan atau koreksi lagi, mana-mana yang ternyata perlu dilakukan? Beberapa orang yang sangat saya hargai pendapatnya menyarankan supaya cetakan kedua ini sama menyerupai cetakan pertama, supaya mereka yang mempunyai dua macam cetakan ini sama adanya, dan supaya waktu buat sayapun cukup terluang dalam mengadakan koreksi dan revisi nanti setelah cetakan kedua ini. Saran ini hampir-hampir saya terima. Kalaupun saran ini juga yang saya terima, tentu cetakan kedua ini semenjak beberapa bulan yang kemudian sudah berada di tangan pembaca. Tetapi saya masih maju-mundur juga mendapatkan pendapat ini. Kemudian lantaran beberapa pertimbangan, akhirnya saya mengambil keputusan, bahwa memang penting rasanya mengadakan revisi dan tambahan.
Pertimbangan pertama dalam hal ini ialah lantaran adanya bebeberapa catatan yang. diberikan oleh Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi, Rektor Al-Azhar, kepada saya, ketika sebagian yang sudah selesai dicetak dari buku ini saya perlihatkan kepadanya. Kemudian dia berkenan pula menawarkan kata perkenalan menyerupai pada permulaan buku ini.
Sesudah kemudian buku ini terbit, beberapa pengarang dan ulamapun menawarkan pula tanggapan dan pendapat mereka yang baik sekali melalui surat-surat kabar, majalah dan radio. Semua tanggapan itu disertai dengan kebanggaan yang tidak sedikit pula ditujukan kepada usaha yang saya lakukan ini, yang saya rasa tidak seharusnya saya mendapatkan semua penghargaan demikian itu. Dan yang pertama saya harapkan ialah jangan hingga buku perihal Nabi ini tercampur dengan hal-hal yang kurang layak, sementara pengarang dengan karangannya itu berhasil, sehingga sanggup diterima dan sanggup dihargai orang. Oleh lantaran itu saya sangat memperhatikan sekali tanggapan itu. Adanya penghargaan dan sambutan demikian ini agaknya telah mengakibatkan timbulnya beberapa pendapat yang bertolak dari masalah-masalah embel-embel saja, yang tak ada hubungannya dengan sumber-sumber yang terdapat -atau dengan pokok dilema yang ada- dalam buku ini. Misalnya ada yang meminta supaya beberapa kasus yang dianggap perlu dijelaskan diberi klarifikasi lebih lanjut; yang lain minta supaya diteliti lebih banyak lagi mengenai pemakaian kata-kata perangkai, atau juga diusulkan mengenai beberapa kata pengganti yang lain, yang berdasarkan ekonomis para pengusul akan lebih tepat dalam mengungkapkan arti yang dikehendaki. Tetapi ada lagi pendapat yang lebih ditujukan pada inti pembahasan dalam buku ini, yang membuat saya lebih banyak lagi memikirkan dan mengoreksinya. Alangkah besarnya keinginan saya supaya cetakan kedua ini lebih mendekati kehendak sarjana-sarjana dan ulama itu semua, meskipun saya sendiri menganggap penyelidikan ini -seperti saya sebutkan dalam prakata - hanya sebagai langkah permulaan saja dalam bidang ini dengan bahasa Arab yang diolah berdasarkan metoda baru.
Hal lain yang mengakibatkan saya mengadakan revisi dan tambahan-tambahan dari cetakan pertama ini ialah setelah saya membaca kembali buku tersebut dan setelah mempelajari beberapa pendapat yang saya terima, yang memang sebagian sudah saya sadari ketika saya sedang menulis. Kemudian juga saya sanggup mendapatkan alasan perlunya mengadakan pengamatan lebih luas sesuai dengan yang diusulkan itu guna meyakinkan mereka sehubungan dengan pendapat dan argumentasi saya. Koreksi-koreksi yang saya lakukan untuk maksud tersebut telah membawa beberapa kasus yang patut direnungkan dan patut digarap oleh setiap penulis biografi Nabi.
Kalaupun pada cetakan pertama itu saya bergembira lantaran adanya tanggapan-tanggapan yang hingga kepada saya, maka sekali inipun lebih-lebih lagi saya merasa gembira, lantaran saya masih akan mengadakan penyelidikan-penyelidikan itu lebih luas lagi. Hal ini saya anggap perlu sekali mengingat studi pendahuluan yang saya lakukan ini menyangkut sejarah hidup seorang insan terbesar yang pernah dikenal sejarah, Nabi dan Rasul terakhir -selawat dan salam baginya.
Pada pengantar cetakan kedua ini saya berusaha mengadakan pengamatan terhadap beberapa tanggapan perihal metoda penyelidikan yang saya kemukakan pada cetakan pertama. Pada penggalan terakhir buku ini saya tambahkan dua pasal mengenai beberapa dilema yang secara sepintas-lalu sudah disinggung juga pada penggalan epilog cetakan pertama. Demikian juga beberapa revisi dan tambahan saya lakukan mana-mana yang saya anggap perlu direvisi dan ditambah dalam teks buku itu, sesuai dengan koreksi-koreksi dan beberapa pertimbangan saya sekalian guna melengkapi penyelidikan dan memenuhi beberapa tanggapan yang sudah pernah disampaikan.
PEMBELA-PEMBELA ORIENTALIS
Yang mula-mula saya terima sebagai sanggahan ialah adanya sebuah karangan yang disampaikan kepada saya oleh seorang penulis bangsa Mesir yang menyebutkan, bahwa itu yakni sebuah terjemahan bahasa Arab dari artikel yang dikirimkannya ke sebuah majalah Orientalis berbahasa Jerman, sebagai kritik atas buku ini. Artikel ini tidak saya siarkan dalam surat-surat kabar berbahasa Arab, lantaran isinya hanya berupa kecaman-kecaman yang tidak berdasar. Oleh lantaran itu terserah kepada penulisnya jikalau mau menyiarkannya sendiri. Saya rasa nama orang itupun tidak perlu disebutkan dalam pengantar ini dengan keyakinan bahwa dia sudah akan mengenal identitasnya sendiri setelah membaca sanggahannya itu dimuat di sini. Artikel itu ringkasnya ialah bahwa penyelidikan yang saya lakukan perihal peri hidup Muhammad ini bukan suatu penyelidikan ilmiah dalam arti modern, alasannya yakni saya hanya berpegang pada sumber berbahasa Arab saja, tidak pada penyelidikan-penyelidikan kaum Orientalis sebangsa Weil, Goldziher, Noldeke dan yang lain; bukan mengambil dari hasil penyelidikan mereka, dan lantaran saya menganggap Qur'an sebagai dokumentasi sejarah yang sudah tidak diragukan, padahal studi Orientalis-orientalis itu memperlihatkan bahwa Qur'an sudah diubah dan diganti-ganti setelah Nabi wafat dan pada permulaan sejarah Islam, dan bahwa nama Nabipun pernah diganti. Semula berjulukan "Qutham" atau "Quthama." Sesudah itu kemudian diganti menjadi "Muhammad" untuk diubahsuaikan dengan bunyi ayat, "Dan membawa informasi gembira kedatangan seorang rasul sesudahku, namanya Ahmad," sebagai arahan yang terdapat dalam Alkitab perihal nabi yang akan tiba setelah Isa. Dalam keterangannya penulis itu menambahkan bahwa penyelidikan kaum Orientalis itu juga menunjukkan, bahwa Nabi menderita penyakit ayan, dan apa yang disebut wahyu yang diturunkan kepadanya itu tidak lain yakni jawaban gangguan ayan yang menyerangnya; dan bahwa gejala-gejala penyakit ayan itu terlihat pada Muhammad ketika sedang tidak sadarkan diri, keringatnya mengalir disertai kekejangan, dari mulutnya keluar busa. Bila sudah kembali ia sadar dikatakannya bahwa yang diterimanya itu yakni wahyu, kemudian dibacakan kepada mereka yang percaya pada apa yang diduga wahyu dari Tuhan itu.
Sebenarnya saya tidak perlu menghiraukan karangan semacam ini atau pada sanggahannya kalau tidak lantaran penulisnya itu seorang Mesir dan Muslim pula. Andaikata penulisnya itu seorang Orientalis atau misi penginjil, akan saya biarkan saja ia bicara berdasarkan kehendak nafsunya sendiri. Apa yang sudah saya sebutkan pada kata pengantar dan dalam teks buku ini sudah cukup sebagai argumen yang akan menggugurkan pendapat mereka itu. Bagaimanapun juga penulis surat ini yakni sebuah pola dari sebagian pemuda-pemuda dan orang-orang Islam yang begitu saja menyambut baik segala apa yang dikatakan pihak Orientalis dan menganggapnya sebagai hasil yang benar-benar ilmiah, dan berdasarkan kebenaran sepenuhnya. Kepada mereka itulah goresan pena ini saya alamatkan sekadar mengingatkan perihal adanya kesalahan yang telah dilakukan oleh kaum Orientalis. Ada pula kaum Orientalis yang memang jujur dalam penyelidikan mereka, meskipun tentunya tidak lepas dari kesalahan juga.
SEBAB-SEBAB KESALAHAN ORIENTALIS
Kesalahan-kesalahan demikian itu terselip dalam penyelidikannya kadang disebabkan oleh kurang telitinya memahami liku-liku bahasa Arab, kadang juga lantaran adanya maksud yang tersembunyi dalam jiwa sebagian sarjana-sarjana itu, yang tujuannya hendak menghancurkan sendi-sendi salah satu agama, atau semua agama. Ini yakni perilaku berlebih-lebihan yang selayaknya dihindarkan saja oleh kalangan cendekiawan. Kita melihat ada juga orang-orang Katolik yang begitu terdorong oleh perilaku berlebih-lebihan ini hingga mereka mengingkari bahwa Isa pernah ada dalam sejarah.
Yang lain kita lihat bahkan sudah melampaui batas-batas yang berlebih-lebihan itu dengan menulis perihal Isa yang sudah gila misalnya.
Timbulnya pertentangan antara gereja dengan negara di Eropa itu telah pula mengakibatkan kalangan sarjana di satu pihak dan kaum agama di pihak lain hendak saling mencari kemenangan dalam merebut kekuasaan.
Sebaliknya Islam, sama sekali higienis dari adanya pertentangan serupa itu. Hendaknya mereka yang mengadakan penyelidikan di kalangan Islam sanggup menghindarkan diri dari kekuasaan nafsu demikian ini, yang sesungguhnya telah menimpa orang-orang Barat, dan sering menodai penyelidikan sarjana-sarjana itu. Juga hendaknya mereka berhati-hati bila mempelajari hasil yang tiba dari Barat, yang bekerjasama dengan masalah-masalah agama. Segala sesuatu yang telah dilukiskan oleh para sarjana sebagai suatu kebenaran, hendaklah diteliti lebih seksama. Banyak di antaranya yang sudah terpengaruh begitu jauh, sehingga telah mengakibatkan permusuhan antara orang-orang agama dengan kalangan ilmu pengetahuan secara terus-menerus selama berabad-abad.
BUKU BIOGRAFI PENULIS-PENULIS ISLAM SEBAGAI PEGANGAN
Apa yang disebutkan dalam karangan si Muslim berbangsa Mesir yang saya ringkaskan itu sudah suatu bukti perlunya ada perilaku berhati-hati. Pertama-tama ia menyalahkan saya lantaran saya masih berpegang pada sumber-sumber Arab sebagai dasar penyelidikan saya; dan ini memang tidak saya bantah. Sungguhpun begitu buku-buku kalangan Orientalis menyerupai yang saya sebutkan dalam bibliografi, juga saya pakai. Akan tetapi, sumber-sumber bahasa Arab selalu saya pergunakan sebagai dasar pertama dalam pembahasan ini. Dan sumber-sumber bahasa Arab ini jugalah yang digunakan sebagai dasar pertama dalam penyelidikan-penyelidikan kaum Orientalis itu semua.
Ini masuk akal sekali. Sumber-sumber tersebut - terutama sekali Qur'an - yakni yang pertama sekali bicara perihal sejarah hidup Nabi. Sudah tentu itu jugalah yang menjadi pegangan dan dasar bagi setiap orang yang ingin menulis biografi dengan gaya dan metoda sekarang. Baik Noldeke, Goldziher, Weil, Sprenger, Muir atau Orientalis lain semua berpegang pada sumber-sumber itu juga dalam penyelidikan mereka, menyerupai yang saya lakukan ini. Dalam membuat pengamatan dan kritik, mereka menempuh cara yang bebas, demikian juga saya. Dalam hal ini juga saya tidak mengabaikan beberapa sumber buku Katolik yang lama-lama yang menjadi pegangan mereka, sekalipun mereka masih terdorong oleh fanatisma agama Kristen, dan samasekali bukan oleh kritik ilmiah.
Kalau ada orang yang menyalahkan saya lantaran saya tidak terikat oleh kesimpulan-kesimpulan yang dicapai oleh beberapa kaum Orientalis itu, atau lantaran saya hingga hati tidak sependapat dengan mereka dan malah melaksanakan kritik terhadap mereka, maka dalam bidang ilmiah yang demikian itu yakni suatu pendirian yang beku sekali, yang tidak kurang pula beku dan kolotnya dari pendirian yang bagaimanapun dalam bidang intelektual ataupun rohani. Saya rasa tidak seorangpun dari kalangan Orientalis itu sendiri yang akan menyetujui perilaku beku demikian itu dalam bidang ilmiah. Andaikata ada di antara mereka yang sanggup membenarkan perilaku demikian, tentu ia akan membenarkan juga perilaku beku itu dalam bidang agama.
Tidak saya inginkan dua hal ini terjadi, baik terhadap diri saya atau terhadap siapapun yang mau bekerja dalam penyelidikan sejarah atas dasar ilmiah yang sebenarnya. Apa yang saya lakukan dan saya ajak orang lain akan sanggup melakukannya ialah mengamati hasil-hasil studi yang dilakukan orang lain itu. Apabila ia sudah merasa puas oleh pembuktian yang meyakinkan, maka tentu itulah yang kita harapkan. Kalau tidak, lakukan sendirilah supaya ia sanggup mencapai kebenaran itu dengan keyakinan bahwa ia sudah berhasil.
Ke arah inilah saya ajak pemuda-pemuda kita dan orang-orang yang mengagumi hasil-hasil penyelidikan kaum Orientalis itu, dan memang ini pula yang saya lakukan. Saya akan merasa sudah mendapat imbalan sebagai orang yang berhasil, sekiranya pekerjaan ini memang sudah tepat; sebaliknya saya akan sanggup dimaafkan kiranya sebagai orang yang mencari kebenaran dengan tujuan yang jujur dalam menempuh jalan itu, jikalau ternyata saya salah.
ORIENTALIS DAN KETENTUAN-KETENTUAN AGAMA
Sebagai bukti atas agitasi beberapa kaum Orientalis yang ingin menghancurkan ketentuan-ketentuan agama dengan cara-cara mereka yang berlebih-lebihan itu, ialah pendirian si Muslim bangsa Mesir yang telah menulis karangan tersebut, bahwa hasil-hasil studi kaum Orientalis itu menunjukkan, bahwa Qur'an bukan suatu dokumen sejarah yang dihentikan diragukan, dan bahwa Qur'an sudah diubah-ubah setelah Nabi wafat dan pada masa permulaan sejarah Islam, yang dalam pada itu kemudian ditambah-tambah dengan ayat-ayat untuk maksud-maksud agama atau politik. Saya bukan mau berdiskusi atau mau berdebat dengan penulis karangan itu dari segi Islamnya dia sebagai Muslim - atas apa yang sudah ditentukan oleh Islam, bahwa Qur'an itu Kitabullah, yang takkan dikaburkan oleh kepalsuan, baik pada mula diturunkan atau kemudian setelah itu. Dia sependirian dengan golongan Orientalis, bahwa Qur'an dikarang oleh Muhammad, padahal dia percaya juga, bahwa Kitab itu yakni wahyu Allah kepada Muhammad menyerupai pendapat beberapa kaum Orientalis, dan lantaran ingin menguatkan isi karangannya atas apa yang disebutnya itu, dikatakannya bahwa Qur'an berdasarkan pendapat yang sebagian lagi yakni memang wahyu Allah. Kaprikornus oke saya berdialog dengan dia berdasarkan bahasanya atas dasar dia sebagai orang yang berpikir bebas, yang tidak mau terikat oleh apapun kecuali atas dasar yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dengan cara yang benar-benar meyakinkan.
QUR'AN TIDAK DIUBAH-UBAH
Ia percaya sekali kepada kaum Orientalis dan kepada pendapat mereka. Memang ada segolongan Orientalis yang beranggapan menyerupai yang dikutipnya itu. Tetapi anggapan mereka ini menunjukkan, bahwa mereka terdorong oleh maksud-maksud yang tak ada hubumgannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini sudah bukan belakang layar lagi. Sebagai bukti, cukup apa yang mereka katakan, bahwa versi "Dan membawa informasi gembira dengan kedatangan seorang rasul sesudahku, namanya Ahmad," yang tersebut dalam Surah "Ash-Shaf" (61) ayat 6, yakni ditambahkan setelah Nabi wafat untuk dijadikan bukti atas kenabian Muhammad dan Risalahnya dari Kitab-kitab Suci sebelum Qur'an.
Andaikata yang beropini demikian ini dari kalangan Orientalis yang benar-benar jujur demi ilmu pengetahuan, tentu tidak perlu mereka bersandar kepada argumen semacam itu, yang bagi mereka juga berlaku bahwa Bible itu memang kitab-kitab suci. Kalau mereka memang mau mencari ilmu untuk ilmu, tentu akan mereka samakan Qur'an dengan kitab-kitab suci sebelum itu, yakni menganggapnya sebagai kitab suci juga dengan menyebutkan, bahwa kitab-kitab suci yang sudah dikenal orang sebelumnya yakni wajar, tak perlu lagi dibantah, atau menganggap kitab-kitab suci itu semua sama juga dengan anggapannya terhadap Qur'an. Terhadap keduanya itu pendapat merekapun tentu akan serupa, dengan memilih bahwa itu diadakan untuk maksud-maksud agama atau politik tertentu juga. Andaikata memang ini pendapat mereka, maka selesailah sudah logika demikian itu. Pendirian mereka perihal adanya perubahan dalam Qur'an untuk maksud politik dan agama tadi, dengan sendirinya jadi gugur pula.
Bagi kaum Muslimin tidak perlu lagi mencari bukti dari kitab-kitab suci itu setelah raja-raja mereka dan imperium Katolik menyerupai juga bangsa-bangsa lain di dunia menerimanya dan setelah orang-orang Katolik sendiri beramai-ramai, bahkan bangsa-bangsa secara keseluruhan, menganut agama Islam. Inilah logika yang berlaku bagi penyelidikan yang murni ilmiah.
Adapun adanya anggapan Taurat dan Alkitab itu kitab-kitab suci dan menolak sifat demikian pada Qur'an, maka ini yakni hal yang tak diterima oleh ilmu pengetahuan. Sedang pendapat yang menyampaikan adanya perubahan dalam Qur'an lantaran bukti dari Taurat dan Injil, itu yakni omong-kosong, tidak pula diterima oleh logika.
Dari kalangan Orientalis yang paling fanatik sekalipun, sedikit sekali yang beranggapan seburuk itu. Sebaliknya sebagian besar mereka sepakat, bahwa Qur'an yang kita baca kini ini, itu jugalah Qur'an yang dibacakan oleh Muhammad kepada kaum Muslimin semasa hidupnya, tanpa suatu cacat atau perubahan apapun.- Mereka ingin sekali menyebutkan hal ini, sekalipun - dalam bentuk kritik - mereka kaitkan dengan cara pengumpulan Qur'an dan penyusunan Surah-surah yang pembahasannya tentu di luar bidang studi ini.
Kalangan Muslimin sendiri yang sudah mencurahkan perhatiannya dalam seluk-beluk ilmu Qur'an telah mendapatkan majemuk kritik dan sudah mereka tangkis pula. Adapun yang mengenai kasus yang kita hadapi kini ini, cukuplah kalau kita mengutip apa yang dikatakan kalangan Orientalis sendiri dalam hal ini, kalau-kalau si Muslim Mesir yang kita bicarakan artikelnya itu akan merasa puas, demikian juga mereka yang masih berpikir semacam dia akan turut merasa puas pula.
PENDAPAT MUIR
Sebenarnya apa yang diterangkan kaum Orientalis dalam hal ini cukup banyak. Tapi coba kita ambil apa yang ditulis oleh Sir William Muir dalam The Life of Mohammad supaya mereka yang sangat berlebih-lebihan dalam memandang sejarah dan dalam memandang diri mereka yang biasanya mendapatkan begitu saja apa yang dikatakan orang perihal pemalsuan dan perubahan Qur'an itu, sanggup melihat sendiri. Muir yakni seorang penganut Katolik yang teguh dan yang juga berdakwah untuk itu. Diapun ingin sekali tidak akan membiarkan setiap kesempatan melaksanakan kritik terhadap Nabi dan Qur'an, dan berusaha memperkuat kritiknya.
Ketika bicara perihal Qur'an dan akurasinya yang hingga kepada kita, Sir William Muir menyebutkan: "Wahyu Ilahi itu yakni dasar rukun Islam. Membaca beberapa ayat merupakan penggalan pokok dari sembahyang sehari-hari yang bersifat umum atau khusus. Melakukan pembacaan ini yakni wajib dan sunah, yang dalam arti agama yakni perbuatan baik yang akan mendapat pahala bagi yang melakukannya. Inilah sunah pertama yang sudah merupakan konsensus. Dan itu pula yang telah diberitakan oleh wahyu. Oleh lantaran itu yang hafal Qur'an di kalangan Muslimin yang mula-mula itu banyak sekali, kalau bukan semuanya. Sampai-sampai di antara mereka pada awal masa kekuasaan Islam itu ada yang sanggup membaca hingga pada ciri-cirinya yang khas. Tradisi Arab telah membantu pula mempermudah pekerjaan ini. Kecintaan mereka luar biasa besarnya. Oleh lantaran untuk memburu segala yang tiba dari para penyairnya tidak gampang dicapai, maka menyerupai dalam mencatat segala sesuatu yang bekerjasama dengan nasab keturunan dan kabilah-kabilah mereka, sudah biasa pula mereka mencatat sajak-sajak itu dalam lembaran hati mereka sendiri. Oleh lantaran itu daya ingat (memori) mereka tumbuh dengan subur. Kemudian pada masa itu mereka mendapatkan Qur'an dengan persiapan dan dengan jiwa yang hidup. Begitu kuatnya daya ingat sahabat-sahabat Nabi, disertai pula dengan kemauan yang luar biasa hendak nnenghafal Qur'an, sehingga mereka, bahu-membahu dengan Nabi sanggup mengulang kembali dengan ketelitian yang meyakinkan sekali segala yang diketahui dari pada Nabi hingga pada waktu mereka membacanya itu."
"Sungguhpun dengan tenaga yang sudah menjadi ciri khas daya ingatnya itu, kita juga bebas untuk tidak melepaskan kepercayaan kita bahwa kumpulan itu yakni satu-satunya sumber. Tetapi ada alasan kita yang akan membuat kita yakin, bahwa sahabat-sahabat Nabi menulis beberapa macam naskah selama masa hidupnya dari aneka macam macam penggalan dalam Qur'an. Dengan naskah-naskah inilah hampir seluruhnya Qur'an itu ditulis. Pada umumnya tulis-menulis di Mekah sudah dikenal orang jauh sebelum masa kerasulan Muhammad. Tidak hanya seorang saja yang diminta oleh Nabi untuk menuliskan kitab-kitab dan surat-surat itu. Tawanan perang Badr yang sanggup mengajarkan tulis-menulis di Mekah sudah dikenal orang jauh sebelum masa kerasulan Muhammad. Tidak hanya seorang saja yang diminta oleh Nabi untuk menuliskan kitab-kitab dan surat-surat itu. Tawanan perang Badr yang sanggup mengajarkan tulis-menulis kepada kaum Anshar di Medinah, sebagai imbalannya mereka dibebaskan. Meskipun penduduk Medinah dalam pendidikan tidak sepandai penduduk Mekah, namun banyak juga di antara mereka yang pintar tulis-menulis semenjak sebelum Islam. Dengan adanya kepandaian menulis ini, gampang saja kita mengambil kesimpulan tanpa salah, bahwa ayat-ayat yang dihafal berdasarkan ingatan yang sangat teliti itu, itu juga yang dituliskan dengan ketelitian yang sama pula."
"Kemudian kitapun mengetahui, bahwa Muhammad telah mengutus seorang sobat atau lebih kepada kabilah-kabilah yang sudah menganut Islam, supaya mengajarkan Qur'an dan mendalami agama. Sering pula kita membaca, bahwa ada utusan-utusan yang pergi membawa perintah tertulis mengenai masalah-masalah agama itu. Sudah tentu mereka membawa apa yang diturunkan oleh wahyu, khususnya yang bekerjasama dengan upacara-upacara dan peraturan-peraturan Islam serta apa yang harus dibaca selama melaksanakan ibadat."
PENULISAN QUR'AN PADA ZAMAN NABI
"Qur'an sendiripun memilih adanya itu dalam bentuk tulisan. Begitu juga buku-buku sejarah sudah memilih demikian, ketika menerangkan perihal Islamnya Umar, perihal adanya sebuah naskah Surat ke-20 [Surah Taha] milik saudaranya yang wanita dan keluarganya. Umar masuk Islam tiga atau empat tahun sebelum Hijrah. Kalau pada masa permulaan Islam wahyu itu ditulis dan saling dipertukarkan, tatkala jumlah kaum Muslimin masih sedikit dan mengalami pelbagai macam siksaan, maka sudah sanggup dipastikan sekali, bahwa naskah-naskah tertulis itu sudah banyak jumlahnya dan sudah banyak pula beredar, ketika Nabi sudah mencapai puncak kekuasaannya dan kitab itu sudah menjadi undang-undang seluruh bangsa Arab."
BILA BERSELISIH KEMBALI KEPADA NABI
"Demikian halnya Qur'an itu semasa hidup Nabi, dan demikian juga halnya kemudian setelah Nabi wafat; tetap tercantum dalam kalbu kaum mukmin. Berbagai macam bagiannya sudah tercatat belaka dalam naskah-naskah yang makin hari makin bertambah jumlahnya itu. Kedua sumber itu sudah seharusnya benar-benar cocok. Pada waktu itu pun Qur'an sudah sangat dilindungi sekali, meskipun pada masa Nabi masih hidup, dengan keyakinan yang luarbiasa bahwa itu yakni kalam Allah. Oleh lantaran itu setiap ada perselisihan mengenai isinya, untuk menghindarkan adanya perselisihan demikian itu, selalu dibawa kepada Nabi sendiri. Dalam hal ini ada beberapa pola pada kita: 'Amr bin Mas'ud dan Ubayy bin Ka'b membawa hal itu kepada Nabi. Sesudah Nabi wafat, bila ada perselisihan, selalu kembali kepada teks yang sudah tertulis dan kepada ingatan sahabat-sahabat Nabi yang terdekat serta penulis-penulis wahyu."
PENGUMPULAN QUR'AN LANGKAH PERTAMA
"Sesudah selesai menghadapi insiden Musailima - dalam perang Ridda - penyembelihan Yamama telah mengakibatkan kaum Muslimin banyak yang mati, di antaranya tidak sedikit mereka yang telah menghafal Qur'an dengan baik. Ketika itu Umar merasa kuatir akan nasib Qur'an dan teksnya itu; mungkin nanti akan mengakibatkan keragu-raguan orang bila mereka yang telah menyimpannya dalam ingatan itu, mengalami suatu hal kemudian meninggal semua. Waktu itulah ia pergi menemui Khalifah Abu Bakr dengan mengatakan: "Saya kuatir sekali pembunuhan terhadap mereka yang sudah hafal Qur'an itu akan terjadi lagi di medan pertempuran lain selain Yamama dan akan banyak lagi dari mereka yang akan hilang. Menurut ekonomis saya, cepat-cepatlah kita bertindak dengan memerintahkan pengumpulan Qur'an."
"Abu Bakr segera menyetujui pendapat itu. Dengan maksud tersebut ia berkata kepada Zaid bin Thabit, salah seorang Sekretaris Nabi yang besar: "Engkau cowok yang cerdas dan saya tidak mencurigai kau. Engkau yakni penulis wahyu pada Rasulullah s.a.w. dan kau mengikuti Qur'an itu; maka kini kumpulkanlah."
"Oleh lantaran pekerjaan ini terasa tiba-tiba sekali di luar dugaan, mula-mula Zaid gelisah sekali. Ia masih mencurigai gunanya melaksanakan hal itu dan tidak pula menyuruh orang lain melakukannya. Akan tetapi akhirnya ia menyerah juga pada kehendak Abu Bakr dan Umar yang begitu mendesak. Dia mulai berusaha sungguh-sungguh mengumpulkan surah-surah dan bagian-bagiannya dari segenap penjuru, hingga sanggup juga ia mengumpulkan yang tadinya di atas daun-daunan, di atas kerikil putih, dan yang dihafal orang. Setengahnya ada yang menambahkan, bahwa dia juga mengumpulkannya dari yang ada pada lembaran-lembaran, tulang-tulang pundak dan rusuk unta dan kambing. Usaha Zaid ini mendapat sukses."
"Ia melaksanakan itu selama dua atau tiga tahun terus-menerus, mengumpulkan semua bahan-bahan serta menyusun kembali menyerupai yang ada kini ini, atau menyerupai yang dilakukan Zaid sendiri membaca Qur'an itu di depan Muhammad, demikian orang mengatakan. Sesudah naskah pertama lengkap adanya, oleh Umar itu dipercayakan penyimpanannya kepada Hafsha, puterinya dan isteri Nabi. Kitab yang sudah dihimpun oleh Zaid ini tetap berlaku selama khilafat Umar, sebagai teks yang otentik dan sah.
"Tetapi kemudian terjadi perselisihan mengenai cara membaca, yang timbul baik lantaran perbedaan naskah Zaid yang tadi atau lantaran perubahan yang dimasukkan ke dalam naskah-naskah itu yang disalin dari naskah Zaid. Dunia Islam cemas sekali melihat hal ini. Wahyu yang didatangkan dari langit itu "satu," kemudian dimanakah kini kesatuannya? Hudhaifa yang pernah berjuang di Armenia dan di Azerbaijan, juga melihat adanya perbedaan Qur'an orang Suria dengan orang Irak."
MUSHAF USMAN
"Karena banyaknya dan jauhnya perbedaan itu, ia merasa gelisah sekali. Ketika itu ia kemudian meminta supaya Usman turun tangan. "Supaya jangan ada lagi orang berselisih perihal kitab mereka sendiri menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani." Khalifahpun sanggup mendapatkan saran itu. Untuk menghindarkan bahaya, sekali lagi Zaid bin Thabit dimintai bantuannya dengan diperkuat oleh tiga orang dari Quraisy. Naskah pertama yang ada di tangan Hafsha kemudian dibawa, dan cara membaca yang berbeda-beda dari seluruh persekemakmuran Islam itupun dikemukakan, kemudian semuanya diperiksa kembali dengan pengamatan yang luarbiasa, untuk kali terakhir. Kalaupun Zaid berselisih juga dengan ketiga sahabatnya dari Quraisy itu, ia lebih condong pada bunyi mereka mengingat turunnya wahyu itu berdasarkan logat Quraisy, meskipun dikatakan wahyu itu diturunkan dengan tujuh dialek Arab yang bermacam-macam."
"Selesai dihimpun, naskah-naskah berdasarkan Qur'an ini kemudian dikirimkan ke seluruh kota persekemakmuran. Yang selebihnya naskah-naskah itu dikumpulkan lagi atas perintah Khalifah kemudian dibakar. Sedang naskah yang pertama dikembalikan kepada Hafsha."
PERSATUAN ISLAM ZAMAN USMAN
"Maka yang hingga kepada kita yakni Mushhaf Usman. Begitu cermat pemeliharaan atas Qur'an itu, sehingga hampir tidak kita dapati -bahkan memang tidak kita dapati- perbedaan apapun dari naskah-naskah yang tak terbilang banyaknya, yang tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam yang luas itu. Sekalipun jawaban terbunuhnya Usman sendiri - seperempat kurun kemudian setelah Muhammad wafat - telah mengakibatkan adanya kelompok-kelompok yang murka dan memberontak sehingga sanggup menggoncangkan kesatuan dunia Islam - dan memang demikian adanya - namun Qur'an yang satu, itu juga yang selalu tetap menjadi Qur'an bagi semuanya. Demikianlah, Islam yang hanya mengenal satu kitab itu ialah bukti yang konkret sekali, bahwa apa yang ada di depan kita kini ini tidak lain yakni teks yang telah dihimpun atas perintah Usman yang malang itu.
"Agaknya di seluruh dunia ini tak ada sebuah kitabpun selain Qur'an yang hingga duabelas kurun lamanya tetap lengkap dengan teks yang begitu murni dan cermatnya. Adanya cara membaca yang berbeda-beda itu sedikit sekali untuk hingga mengakibatkan keheranan. Perbedaan ini kebanyakannya terbatas hanya pada cara mengucapkan karakter hidup saja atau pada tempat-tempat tanda berhenti, yang sesungguhnya timbul hanya belakangan saja dalam sejarah, yang tak ada hubungannya dengan Mushhaf Usman."
"Sekarang, setelah ternyata bahwa Qur'an yang kita baca ialah teks Mushaf Usman yang tidak berubah-ubah, oke kita bahas lagi: Adakah teks ini yang memang persis bentuknya menyerupai yang dihimpun oleh Zaid setelah adanya persetujuan menghilangkan segi perbedaan dalam cara membaca yang hanya sedikit sekali jumlahnya dan tidak pula penting itu? Segala pembuktian yang ada pada kita meyakinkan sekali, bahwa memang demikian. Tidak ada dalam berita-berita usang atau yang patut dipercaya yang melemparkan kesangsian terhadap Usman sedikitpun, bahwa dia bermaksud mengubah Qur'an guna memperkuat tujuannya. Memang benar, bahwa Syi'ah kemudian menuduh bahwa dia mengabaikan beberapa ayat yang mengagungkan Ali. Akan tetapi dugaan ini tak sanggup diterima akal. Ketika Mushhaf ini diakui, antara pihak Umawi dengan pihak Alawi (golongan Mu'awiya dan golongan Ali) belum terjadi sesuatu perselisihan faham. Bahkan persatuan Islam masa itu benar-benar kuat tanpa ada ancaman yang mengancamnya. Di samping itu juga Ali belum melukiskan tuntutannya dalam bentuknya yang lengkap. Kaprikornus tak yakni maksud-maksud tertentu yang akan membuat Usman hingga melaksanakan pelanggaran yang akan sangat dibenci oleh kaum Muslimin itu. Orang-orang yang memahami dan hafal benar Qur'an menyerupai yang mereka dengar sendiri waktu Nabi membacanya mereka masih hidup tatkala Usman mengumpulkan Mushhaf itu. Andaikata ayat-ayat yang mengagungkan Ali itu sudah ada, tentu terdapat juga teksnya di tangan pengikut-pengikutnya yang banyak itu. Dua alasan ini saja sudah cukup untuk menghapus setiap usaha guna menghilangkan ayat-ayat itu. Lagi pula, pengikut-pengikut Ali sudah berdiri sendiri setelah Usman wafat, kemudian mereka mengangkat Ali sebagai Pengganti."
"Dapatkah diterima kebijaksanaan - pada waktu kemudian mereka sudah memegang kekuasaan - bahwa mereka akan sudi mendapatkan Qur 'an yang sudah terpotong-potong, dan terpotong yang disengaja pula untuk menghilangkan tujuan pemimpin mereka?! Sungguhpun begitu mereka tetap membaca Qur'an yang juga dibaca oleh lawan-lawan mereka. Tak ada bayangan sedikitpun bahwa mereka akan menentangnya. Bahkan Ali sendiripun telah memerintahkan supaya membuatkan naskah itu sebanyak-banyaknya. Malah ada diberitakan, bahwa ada beberapa di antaranya yang ditulisnya dengan tangannya sendiri."
"Memang benar bahwa para pemberontak itu telah membuat pangkal pemberontakan mereka lantaran Usman telah mengumpulkan Qur'an kemudian memerintahkan supaya semua naskah dimusnahkan selain Mushhaf Usman. Kaprikornus tantangan mereka ditujukan kepada langkah-langkah Usman dalam hal itu saja, yang berdasarkan anggapan mereka dihentikan dilakukan. Tetapi di balik itu tidak seorangpun yang memperlihatkan adanya usaha mau mengubah atau menukar isi Qur'an. Tuduhan demikian pada waktu itu yakni suatu usaha perusakan terang-terangan. Hanya kemudian golongan Syi'ah saja yang menyampaikan itu untuk kepentingan mereka sendiri."
"Sekarang kita sanggup mengambil kesimpulan dengan meyakinkan, bahwa Mushhaf Usman itu tetap dalam bentuknya yang persis menyerupai yang dihimpun oleh Zaid bin Thabit, dengan lebih diubahsuaikan bahan-bahannya yang sudah ada lebih dulu dengan dialek Quraisy. Kemudian menyisihkan jauh-jauh bacaan-bacaan selebihnya yang pada waktu itu terpencar-pencar di seluruh tempat itu."
MUSHAF USMAN CERMAT DAN LENGKAP
"Tetapi sungguhpun begitu masih ada suatu soal penting lain yang terpampang di depan kita, yakni: adakah yang dikumpulkan oleh Zaid itu merupakan bentuk yang sesungguhnya dan lengkap menyerupai yang diwahyukan kepada Muhammad? Pertimbangan-pertimbangan di bawah ini cukup menawarkan keyakinan, bahwa itu yakni susunan sesungguhnya yang telah selengkapnya dicapai waktu itu:"
"Pertama - Pengumpulan pertama selesai di bawah pengawasan Abu Bakr. Sedang Abu Bakr seorang sobat yang jujur dan setia kepada Muhammad. Juga dia yakni orang yang sepenuhnya beriman pada kesucian sumber Qur'an, orang yang hubungannya begitu erat sekali dengan Nabi selama waktu duapuluh tahun terakhir dalam hayatnya, serta kelakuannya dalam khilafat dengan cara yang begitu sederhana, bijaksana dan higienis dari tanda-tanda ambisi, sehingga baginya memang tak yakni tempat buat mencari kepentingan lain. Ia beriman sekali bahwa apa yang diwahyukan kepada kawannya itu yakni wahyu dari Allah, sehingga tujuan utamanya ialah memelihara pengumpulan wahyu itu semua dalam keadaan murni sepenuhnya." Pernyataan semacam ini berlaku juga terhadap Umar yang sudah menuntaskan pengumpulan itu pada masa khilafatnya. Pernyataan semacam ini juga yang berlaku terhadap semua kaum Muslimin waktu itu, tak ada perbedaan antara para penulis yang membantu melaksanakan pengumpulan itu, dengan seorang mu'min biasa yang miskin, yang mempunyai wahyu tertulis di atas tulang-tulang atau daun-daunan, kemudian membawanya semua kepada Zaid. Semangat mereka semua sama, ingin memperlihatkan kalimat-kalimat dan kata-kata menyerupai yang dibacakan oleh Nabi, bahwa itu yakni risalah dari Tuhan. Keinginan mereka hendak memelihara kemurnian itu sudah menjadi perasaan semua orang, alasannya yakni tak ada sesuatu yang lebih dalam tertanam dalam jiwa mereka menyerupai rasa kudus yang agung itu, yang sudah mereka percayai sepenuhnya sebagai firman Allah. Dalam Qur'an terdapat peringatan-peringatan bagi barangsiapa yang mengadakan kebohongan atas Allah atau menyembunyikan sesuatu dari wahyuNya. Kita tidak akan sanggup menerima, bahwa pada kaum Muslimin yang mula-mula dengan semangat mereka terhadap agama yang begitu rupa mereka sucikan itu, akan terlintas pikiran yang akan membawa jawaban begitu jauh membelakangi iman."
"Kedua - Pengumpulan tersebut selesai selama dua atau tiga tahun setelah Muhammad wafat. Kita sudah melihat beberapa orang pengikutnya, yang sudah hafal wahyu itu di luar kepala, dan setiap Muslim sudah hafal sebagian, juga sudah ada serombongan ahli-ahli Qur'an yang ditunjuk oleh pemerintah dan dikirim ke segenap penjuru tempat Islam guna melaksanakan upacara-upacara dan mengajar orang memperdalam agama. Dari mereka semua itu terjalinlah suatu mata rantai penghubung antara wahyu yang dibaca Muhammad pada waktu itu dengan yang dikumpulkan oleh Zaid. Kaum Muslimin bukan saja bermaksud jujur dalam mengumpulkan Qur'an dalam satu Mushhaf itu, tapi juga mempunyai segala akomodasi yang sanggup menjamin terlaksananya maksud tersebut, menjamin terlaksananya segala yang sudah terkumpul dalam kitab itu, yang ada di tangan mereka setelah dengan teliti dan tepat dikumpulkan."
"Ketiga - Juga kita mempunyai jaminan yang lebih sanggup diandalkan perihal ketelitian dan kelengkapannya itu, yakni bagian-bagian Qur'an yang tertulis, yang sudah ada semenjak masa Muhammad masih hidup, dan yang sudah tentu jumlah naskahnyapun sudah banyak sebelum pengumpulan Qur'an itu. Naskah-naskah demikian ini kebanyakan sudah ada di tangan mereka semua yang sanggup membaca. Kita mengetahui, bahwa apa yang dikumpulkan Zaid itu sudah beredar di tangan orang dan pribadi dibaca setelah pengumpulannya. Maka logis sekali kita mengambil kesimpulan, bahwa semua yang terkandung dalam bagian-bagian itu, sudah tercakup belaka. Oleh lantaran itu keputusan mereka semua sudah tepat pada tempatnya. Tidak ada suatu sumber yang hingga kepada kita yang menyebutkan, bahwa para penghimpun itu telah melalaikan sesuatu bagian, atau sesuatu ayat, atau kata-kata, ataupun apa yang terdapat di dalamnya itu, berbeda dengan yang ada dalam Mushhaf yang sudah dikumpulkan itu. Kalau yang demikian ini memang ada, maka tidak bisa tidak tentu terlihat juga, dan tentu dicatat pula dalam dokumen-dokumen usang yang sangat cermat itu; tak ada sesuatu yang diabaikan sekalipun yang kurang penting."
"Keempat - Isi dan susunan Qur'an itu terang sekali memperlihatkan cermatnya pengumpulan. Bagian-bagian yang bermacam-macarn disusun satu sama lain secara sederhana tanpa dipaksa-paksa atau dibuat-buat."
"Tak ada bekas tangan yang mencoba mau mengubah atau mau memperlihatkan keahliannya sendiri. Itu memperlihatkan adanya iman dan kejujuran sipenghimpun dalam menjalankan tugasnya itu. Ia tidak berani lebih daripada mengambil ayat-ayat suci itu menyerupai apa adanya, kemudian meletakkannya yang satu di samping yang lain."
"Jadi kesimpulan yang sanggup kita sebutkan dengan meyakinkan sekali ialah, bahwa Mushhaf Zaid dan Usman itu bukan hanya hasil ketelitian saja, bahkan - menyerupai beberapa insiden memperlihatkan - yakni juga lengkap, dan bahwa penghimpunnya tidak bermaksud mengabaikan apapun dari wahyu itu. Juga kita sanggup meyakinkan, berdasarkan bukti-bukti yang kuat, bahwa setiap ayat dari Qur'an itu, memang sangat teliti sekali dicocokkan menyerupai yang dibaca oleh Muhammad."
Panjang juga kita mengutip kalimat-kalimat Sir William Muir menyerupai yang disebutkan dalam kata pengantar The Life of Mohammad (p.xiv-xxix) itu. Dengan apa yang sudah kita kutip itu tidak perlu lagi rasanya kita menyebutkan goresan pena Lammens atau Von Hammer dan Orientalis lain yang sama sependapat. Secara positif mereka memastikan perihal persisnya Qur'an yang kita baca sekarang, serta menegaskan bahwa semua yang dibaca oleh Muhammad yakni wahyu yang benar dan tepat diterima dari Tuhan. Kalaupun ada sebagian kecil kaum Orientalis beropini lain dan beranggapan bahwa Qur'an sudah mengalami perubahan, dengan tidak menghiraukan alasan-alasan logis yang dikemukakan Muir dan sebagian besar Orientalis, yang telah mengutip dari sejarah Islam dan dari sarjana-sarjana Islam, maka itu yakni suatu dakwaan yang hanya didorong oleh rasa dengki saja terhadap Islam dan terhadap Nabi.
Betapapun pandainya tukang-tukang tuduh itu menyusun tuduhannya, namun mereka tidak sanggup meniadakan hasil penyelidikan ilmiah yang murni. Dengan caranya itu mereka takkan sanggup menipu kaum Muslimin, kecuali beberapa cowok yang masih beranggapan bahwa penyelidikan yang bebas itu mengharuskan mereka mengingkari masa lampau mereka sendiri, memalingkan muka dari kebenaran lantaran sudah terbujuk oleh kepalsuan yang indah-indah. Mereka percaya kepada semua yang mengecam masa lampau sekalipun pengecamnya itu tidak mempunyai dasar kebenaran ilmiah dan sejarah.
CARA YANG SEBENARNYA DALAM MENGADAKAN PENYELIDIKAN
Sebenarnya kita sanggup saja menawarkan argumen-argumen menyerupai yang dikemukakan oleh Sir Muir dan Orientalis-orientalis lain, yang diambil dari sejarah Islam, kemudian mengembalikan semua itu kepada sumbernya yang semula. Tetapi kita sengaja mengutamakan kutipan itu dari salah seorang Orientalis, mengingat pemuda-pemuda kita masih sangat mendambakan segala yang tiba dari Barat, tanpa pengamatan lebih dalam. Ketelitian dalam penyelidikan ilmiah dengan maksud baik hendak mencari kebenaran, seharusnya akan mengantarkan orang ke jalan yang ditempuhnya itu semata-mata untuk kebenaran, lepas dari segala pemalsuan. Seseorang yang mau mengadakan penelitian harus memeriksa benar-benar sehingga ia hingga kepada kebenaran yang menjadi tujuannya itu, tanpa terpengaruh oleh hawa nafsu dan tanpa teralang oleh tradisi. Kaum Orientalis kadang memang berhasil mencari kebenaran demikian, tapi kadang juga, lantaran tujuan-tujuan tertentu, merekapun kemudian menyimpang. Dan sebagian besar memang begitu. Dalam hal-hal yang bekerjasama dengan sejarah Nabi kita mendapat kesempatan dalam buku ini mengadakan penelitian lebih lanjut.
Baik juga kalau dalam kesempatan ini kita sebutkan bahwa kiprah seorang penyelidik tidak akan a priori mendapatkan atau menolak sesuatu masalah, sebelum penelitian atau penyelidikannya itu benar-benar meyakinkan bahwa ia sudah sepenuhnya puas dengan kenyataan yang dicapainya itu tanpa ada kekurangan. Seorang jago sejarah dalam hal ini tidak berbeda dengan sarjana dalam ilmu pengetahuan lainnya atau dalam bidang-bidang fisika. Penulis sejarah dalam hal ini seharusnya mempelajari buku-buku Orientalis, juga buku-buku sarjana-sarjana Islam.
Apabila untuk mencapai kebenaran dan pengetahuan itu kita diharuskan mengadakan kritik dan pengamatan terhadap hasil-hasil peninggalan penulis-penulis Arab dan penulis-penulis Islam menyerupai dalam ilmu kedokteran, astronomi, kimia dan sebagainya, kemudian kita menolak mana yang tidak sanggup diterima oleh kritik ilmiah, dan mendapatkan mana yang sanggup dibuktikan oleh cara-cara kritik demikian itu, maka untuk mencapai kebenaran dan pengetahuan dalam bidang sejarah inipun kita berkewajiban pula meneliti benar-benar, sekalipun yang bekerjasama dengan sejarah Nabi s.a.w. Seorang penulis sejarah bukan hanya sekadar menyalin saja, tapi juga harus membuat kritik terhadap yamg disalinnya itu. Ia harus mengadakan penelitian guna mengetahui kebenaran yang ada sesungguhnya.
Kritik yakni langkah kepada penelitian itu. IImu dan pengetahuan yakni dasar kritik dan penelitian. Sesudah kita mengadakan penelitian menyerupai yang kita kutipkan mengenai Qur'an dan akurasinya, kita tinggalkan dulu artikel si Muslim Mesir, yang begitu percaya atas segala yang ditulis oleh Orientalis mengenai ayat-ayat yang katanya ditambahkan ke dalam Qur'an, juga perihal nama Nabi yang katanya Qutham atau Quthama itu. Kata-kata demikian ini bukanlah lantaran terdorong oleh rasa kebenaran, melainkan lantaran nafsu belaka.
FITNAH SEKITAR AYAN
Baiklah kita kembali kini pada titik dilema terakhir dalam sanggahan si Muslim Mesir itu. Dia menyebutkan, bahwa hasil penyelidikan kaum Orientalis itu menunjukkan, bahwa Nabi menderita penyakit ayan. Gejala-gejala demikian itu tampak padanya ketika ia tidak sadarkan diri, keringatnya mengucur dengan disertai kekejangan-kekejangan dan busa yang keluar dari mulutnya. Apabila ia sudah sadar kembali, ia kemudian membacakan apa yang dikatakannya wahyu Tuhan kepadanya itu - kepada orang-orang yang mempercayainya. Padahal yang dikatakan wahyu itu tidak lain ialah jawaban serangan-serangan ayan tersebut.
KEMBALI KEPADA ILMU PENGETAHUAN
Menggambarkan apa yang terjadi pada Muhammad pada waktu datangnya wahyu dengan cara yang demikian itu, dari segi ilmiah yakni samasekali salah. Serangan penyakit ayan tidak akan meninggalkan sesuatu bekas yang sanggup diingat oleh si penderita selama masa terjadinya itu. Bahkan setelah ia sadar kembali pun samasekali dia lupa apa yang telah terjadi selama itu. Dia tidak ingat apa-apa lagi, apa yang terjadi dan apa yang dilakukannya selama itu. Sebabnya ialah, segala pekerjaan saraf dan pikirannya sudah menjadi lumpuh total. Inilah gejala-gejala ayan yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Kaprikornus bukan yang dialami Nabi Muhammad selama mendapatkan wahyu. Bahkan selama itu inteleknya sedang dalam puncak kesadarannya. Dengan sangat teliti sekali ia ingat semua yang diterimanya dan setelah itu dibacakannya kembali kepada sahabat-sahabatnya.
Dengan kesadaran rohani yang besar itu, samasekali ia tidak dibarengi oleh ketidaksadaran jasmani. Bahkan sebaliknya yang terjadi, pada waktu itu Nabi sedang dalam puncak kesadarannya yang biasa. Cukuplah kalau kita tunjukkan saja pada apa yang kita sebutkan dalam buku ini perihal turunnya Sarah al-Fath (48) yaitu ketika kaum Muslimin kembali dari Mekah ke Medinah setelah Perjanjian Hudaibiya.
Kaprikornus ilmu pengetahuan dalam hal ini membantah bahwa Muhammad dihinggapi penyakit ayan. Yang menyampaikan demikian dari kalangan Orientalispun hanya sebagian kecil saja. Mereka itulah yang menyampaikan bahwa Qur'an sudah diubah. Mereka menyampaikan begitu bukan lantaran ingin mencari kebenaran, melainkan berdasarkan dugaan mereka dengan demikian mereka mau merendahkan martabat Nabi di mata segolongan kaum Muslimin. Ataukah dengan kata-kata itu mereka mengira, bahwa mereka telah membuatkan keragu-raguan atas wahyu yang diturunkan kepada Muhammad, alasannya yakni turunnya itu -menurut dugaan mereka- waktu ia sedang mendapat serangan ayan? Kalau memang begitu, ini yakni suatu kesalahan besar pada mereka, menyerupai sudah kita sebutkan. Pendapat mereka inilah yang secara ilmiah telah samasekali tertolak.
Kalau yang digunakan pedoman olelm kaum Orientalis demikian itu yakni tujuan yang murni, tentu mereka tidak akan membawa-bawa ilmu yang bertentangan dengan itu. Mereka melaksanakan itu mau mengelabui orang-orang yang belum penguasai pengetahuan perihal gejala-gejala ayan, dan mereka yang cara berpikirnya masih sederhana yang sudah merasa puas dengan apa yang telah dikatakan oleh kaum Orientalis itu, tanpa mau bertanya-tanya kepada para jago dari kalangan kedokteran atau mau membaca buku-buku perihal itu. Kalau saja mereka mau melaksanakan itu, sesungguhnya tidak sulit buat mereka untuk menemukan kesalahan kaum Orientalis itu - disengaja atau tidak disengaja. Mereka akan melihat bahwa kegiatan rohani dan intelek insan akan sama sekali tertutup selama terjadi krisis ayan. Sipenderita dibiarkan dalam keadaan mekanik semata, bergerak-gerak menyerupai sebelum mendapat serangan, atau meronta-ronta kalau serangannya itu sudah bertambah keras sehingga sanggup mengganggu orang lain. Dalam pada itu, diapun kehilangan kesadarannya. Ia tidak sadar apa yang diperbuatnya dan apa yang terjadi terhadap dirinya. Ia menyerupai orang yang sedang tidur, tidak mencicipi gerak-geriknya sendiri. Bila itu sudah berlalu, iapun tidak ingat apa-apa lagi.
KADANG ILMU YANG TIDAK CUKUP
Ini tentu berbeda dengan suatu kegiatan rohani yang begitu kuat membawanya jauh ke alam ilahiah, dengan penuh kesadaran dan suasana intelek yang meyakinkan. Apa yang diwahyukan kepadanya itu, kemudian sanggup diteruskan. Sebaliknya ayan, melumpuhkan seluruh kesadaran manusia. Ia membawa orang berada dalam tingkat mekanik, yang selama itu perasaan dan kesadarannya menjadi hilang. Tidak demikian halnya dengan wahyu, yang merupakan puncak ketinggian rohani, yang khusus diberikan Tuhan kepada para nabi. Kepada mereka kenyataan-kenyataan alam positif yang tertinggi itu diberikan, supaya kemudian disampaikan kepada umat manusia. Kadang ilmu pengetahuan hingga juga memahami beberapa kenyataan-kenyataan itu, mengetahui ketentuan-ketentuan dan rahasianya - setelah lampau beberapa generasi dan beberapa abad. Kadang juga ilmu pengetahuan belum sanggup menjangkaunya. Sungguhpun begitu itu yakni kenyataan positif, yang sanggup dimasuki hanya oleh hati nurani orang-orang beriman, yang percaya kepada kebenarannya. Dalam pada itu ada juga hati yang tetap tertutup rapat dan tidak mengetahui atau lantaran memang tidak mau mengindahkannya.
Kita sanggup mengerti bila Orientalis-orientalis itu berkata, bahwa wahyu ialah suatu tanda-tanda psikologi tersendiri dalam evaluasi ilmu pengetahuan yang hingga ke tangan kita hingga dikala sekarang. Jadi, yakni hal yang mustahil sanggup ditafsirkan dengan cara ilmu. Tetapi bagaimanapun juga pendapat ini menunjukkan, bahwa pengetahuan kita - dengan ruang lingkupnya yang luas - masih merasa terbatas akan menafsirkan penggalan terbesar dari gejala-gejala spiritual dan psikologis itu. Buat ilmu pengetahuan ini bukan suatu cacat, juga bukan hal yang aneh. Ilmu pengetahuan kita masih terbatas dalam menafsirkan beberapa tanda-tanda alam yang bersahabat pada kita. Kodrat matahari, bulan, bintang-bintang, tata-surya dan lainnya dalam ilmu pengetahuan, masih merupakan hipotesa-hipotesa penemuan. Semua benda cakrawala ini sebagian ada yang sanggup kita lihat dengan mata telanjang, dan tidak sedikit pula yang masih tersembunyi, yang gres akan sanggup kita lihat bila menggunakan alat peneropong. Sampai kurun yang kemudian banyak sekali penemuan-penemuan yang masih dianggap sebagai suatu ciptaan khayal belaka, tak ada jalan akan sanggup dijelmakan depan mata kita. Tetapi ternyata kini sudah menjadi kenyataan. Malah kita menganggap sebagai hal yang gampang saja. Adanya gejala-gejala spiritual dan psikologis kini menjadi target pengamatan para sarjana. Tetapi ini belum lagi sanggup dikuasai oleh ilmu, dan hukumnya yang positifpun juga belum ditemukan.
Sering kita membaca perihal beberapa kasus yang sudah diketahui oleh para sarjana dan sudah diterima. Tetapi kemudian ternyata bahwa dalam aturan alam yang berlaku berdasarkan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan belum lagi menawarkan arti yang meyakinkan. Psikologi misalnya, dalam menghadapi beberapa masalah, secara umum masih belum mempunyai aturan yang pasti. Kalau ini terjadi dalam kehidupan biasa, maka langkah cepat-cepat mau menafsirkan gejala-gejala seluruh hidup dengan cara ilmiah yakni suatu usaha yang memang sia-sia saja, suatu penghamburan yang patut dicela.
MENYERANG MUHAMMAD KARENA GAGAL MENYERANG AJARANNYA
Datangnya wahyu yang pernah disaksikan oleh beberapa kaum Muslimin selama masa hidup Muhammad - demikian juga Qur'an - setiap dibacakan kepada mereka, ternyata menambah keteguhan iman mereka. Di antara mereka itu terdapat juga orang Yahudi dan Nasrani. Sesudah usang terjadi debat dan diskusi dengan Nabi, kemudian merekapun mempercayai. Sekitar risalah dan kasus waktu itu tak ada yang mereka tolak. Memang ada segolongan orang-orang Quraisy yang berusaha menuduh hal itu sebagai perbuatan sihir dan gila. Tetapi kemudian merekapun mengakui, bahwa dia bukan tukang sihir dan bukan pula orang gila. Merekapun kemudian jadi pengikutnya dan beriman atas seruan itu. Inilah yang sudah pasti dan meyakinkan.
Kaprikornus kini yang tak sanggup diterima oleh ilmu, dan bertentangan dengan kaidah-kaidah yang ilmiah ialah perilaku mengingkari terjadinya wahyu itu dan merendahkan orang yang menerimanya disertai kecaman dengan pelbagai rupa. Inilah yang justru bertentangan dengan ilmu.
Seorang sarjana yang sungguh-sungguh bertujuan mencari kebenaran, tidak sanggup berkata lain daripada suatu penegasan bahwa apa yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan hingga sekarang, masih terbatas sekali, belum sanggup menguraikan wahyu itu dengan cara ilmiah. Akan tetapi, begaimanapun juga, ilmu tak sanggup menolak terjadinya gejala-gejala wahyu, menyerupai yang dilukiskan oleh sahabat-sahabat Nabi dan penulis-penulis lain pada permulaan sejarah Islam itu. Kalaupun ada yang mengingkarinya, ia berusaha mencari dalih dengan menggunakan ilmu sebagai senjata yang sia-sia dengan perilaku keras kepala. Sikap keras kepala dengan ilmu sesungguhnya takkan pernah bertemu.
Kalau perilaku yang menyedihkan ini harus menjurus kepada sesuatu maka sesuatu itu ialah nafsu mereka yang keras hendak menanamkan syak ke dalam hati orang perihal Islam. Agama ini sendiri tidak sanggup mereka serang. Mereka telah menyaksikan, betapa kuat dan luhurnya agama ini, dengan sifatnya yang sederhana dan serba gampang yang justru menjadi dasar kekuatannya.
Oleh lantaran itu, mereka kemudian menggunakan cara orang yang lemah. Mereka tak bisa menyerang jejak yang sungguh besar itu, mereka kemudian menyerang orang yang meninggalkan jejak itu. Ini yakni kelemahan yang tidak seharusnya menjadi pegangan seorang sarjana. Dalam pada itu ia juga bertentangan dengan aturan kodrat insani. Kodrat insan ialah memperhatikan jejak itu sendiri saja, menikmati buahnya tanpa ia harus bersusah payah mencari-cari asal-usulnya atau mencari-cari apa yang mengakibatkan hal itu terjadi atau tumbuh. Dengan demikian mereka tidak perlu menyusahkan diri mencari-cari asalnya pohon yang telah menghasilkan buah-buahan yang disukainya itu, atau perihal pupuk yang mengakibatkan pohon tersebut jadi subur, selama tidak terpikirkan olehnya akan menanam pohon lain yang lebih lezat buahnya.
Ketika orang mengadakan pembahasan perihal filsafat Plato atau perihal drama Shakespeare atau karya-karya Raphael misalnya, orang tidak perlu mencari materi kecamannya pada kehidupan orang-orang besar itu - yang menjadi lambang kemegahan dan kebanggaan umat insan - kalau dalam karya-karyanya itu tak ada yang sanggup dijadikan target kecamannya. Kalau mereka mencari materi kecaman yang tidak punya dasar kebenaran, mereka takkan sanggup mencapai tujuan. Kalau niat jahat atau rasa dengki itu juga yang mereka perlihatkan, argumentasi mereka akan jatuh dan orangpun takkan mau mendengarkan. Hal ini takkan berubah hanya dengan menuangkan rasa dengki itu ke dalam pola ilmu. Sifat dengki itu tidak pernah mengenal kebenaran. Menyedihkan sekali tentunya bila perasaan dengki itu juga yang menjadi sumber kebenaran. Inilah dasar kecaman Orientalis-orientalis itu terhadap Nabi, Rasul epilog itu. Tetapi dengan demikian kecaman mereka itupun jadi gugur samasekali.
Sekarang saya sudahi sanggahan saya ini terhadap pendapat Orientalis-orientalis yang oleh si Muslim orang Mesir itu dijadikan pegangan dalam penulisan artikelnya. Sudah saya kemukakan dalil-dalil kelemahan pendapat mereka itu.
PERTIMBANGAN MEREKA YANG AKTIF DALAM SOAL-SOAL ISLAM
Baiklah kini saya pindah kebahagian lain dalam tinjauan ini. Sesudah cetakan pertama buku ini terbit, beberapa kalangan Islam yang aktif dalam bidang pengetahuan agama, menawarkan pula pendapatnya.
Menurut ekonomis saya kecaman-kecaman rendah semacam ini, yang tak sanggup diterima oleh ilmu pengetahuan, hendaknya tidakkan berulang lagi. Terhadap kaum Orientalis barangkali masih sanggup dimaafkan, terutama atas tindakan mereka yang sebelum itu memang sangat berlebih-lebihan. Mereka merasa, bahwa mereka menulis buat orang-orang Katolik Eropa. Dengan demikian pada waktu itu mereka telah menjalankan suatu kiprah nasional atau kiprah agama. Mereka didorong oleh keyakinan mereka, dengan memperkosa ilmu pengetahuan sebagai alat dalam melaksanakan tugasnya itu.
Tetapi sekarang, dengan adanya komunikasi via telegram dan radio, via pers dan mass media lainnya ke seluruh penjuru dunia, segala apa yang diterbitkan atau diucapkan orang di Eropa atau di Amerika sudah sanggup ditangkap hari itu atau dikala itu juga di negeri-negeri lain di Timur. Mereka yang ingin memperoleh pengetahuan dan kenyataan sebenarnya, seharusnya segala kabut nasional, rasial dan agama disingkirkan dari depan mata dan dari dalam hati mereka. Mereka hendaknya sanggup memperkirakan bahwa apa yang mereka katakan atau mereka tulis, akan secepatnya diketahui oleh semua orang. Di segenap penjuru bumi orang akan mengujinya dan mendapatkan dengan perilaku kritis. Biarlah, kebenaran yang sesungguhnya tidak terikat oleh apapun itulah yang akan menjadi pedoman kita semua. Kita arahkan semua perhatian kita pada suatu ikatan masa lampau dan masa tiba umat manusia, bahwa itu yakni suatu kesatuan keluarga besar yang mengarah kepada pelaksanaan tujuan yang lebih tinggi, yang dinanti-nantikan oleh segenap insan semenjak pertumbuhannya yang pertama; suatu ikatan persaudaraan yang merdeka di bawah naungan kebenaran dan keindahan. Inilah satu-satunya ikatan yang akan menjamin tercapainya tujuan umat insan dalam peredaran sejarahnya yang begitu pesat ke arah kebahagiaan dan kesempurnaan itu.
Sementara ada orang-orang yang begitu percaya pada apa yang dilontarkan oleh kaum Orientalis secara berlebih-lebihan itu menyalahkan kami, lantaran kami katanya begitu terikat dan berpegang pada sumber-sumber berbahasa Arab, maka mereka yang aktif dalam bidang pengetahuan agama Islam juga menyalahkan kami, lantaran kami katanya terlalu berpegang pada pendapat-pendapat kaum Orientalis; bahwa kami katanya tidak memperhatikan segala yang diceritakan oleh buku-buku hadis bertalian dengan sejarah hidup Nabi dan bahwa kami tidak menggunakan cara menyerupai yang ada dalam buku-buku sejarah usang itu.
Atas dasar ini sebagian mereka telah mengemukakan pendapat-pendapat, yang kebanyakannya disampaikan dengan cara yang lemah-lembut dan baik sekali dengan tujuan hendak mencari kebenaran. Sebagian lagi, lantaran keras kepala atau bodoh, tidak mau menyerah kepada yang lebih berpengetahuan. Adapun mereka yang menawarkan kritik dengan lemah-lembut, kebanyakan dititik beratkan pada, bahwa apa yang diterangkan dalam buku-buku sejarah dan Hadis Nabi perihal mujizat-mujizat, tidak ada kami sebutkan. Bahkan kami sebutkan pada epilog cetakan pertama: "Sejarah hidup Muhammad yakni sejarah hidup insan yang telah hingga ke puncak tertinggi yang pernah dicapai seorang manusia. Pada waktu itu Muhammad s.a.w. suka hati lantaran kaum Muslimin menghargainya sebagai insan biasa menyerupai mereka, hanya diberi wahyu. Ia tidak suka apabila ia akan dihubung-hubungkan kepada sesuatu mujizat selain Qur'an. Hal ini dinyatakannya kepada para sahabat." Pada bahagian dongeng membelah dada ada kita katakan:
"Dengan demikian apa yang diminta oleh kaum Orientalis dan pemikir-pemikir Muslim dalam hal ini ialah bahwa peri hidup Muhammad sifatnya yakni insan semata-mata dan bersifat peri kemanusiaan yang luhur. Dan untuk memperkuat kenabiannya itu memang tidak perlu harus bersandar kepada hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang suka kepada yang ajaib-ajaib. Dengan demikian mereka beralasan sekali menolak tanggapan penulis-penulis Arab dan kaum Muslimin perihal peri hidup Nabi yang tidak masuk kebijaksanaan itu. Mereka berpendapat, bahwa apa yang telah dikemukakan itu tidak sejalan dengan yang diminta oleh Qur'an, yakni supaya merenungkan ciptaan Tuhan, dan bahwa undang-undang Tuhan takkan ada yang berubah-ubah. Kaprikornus tidak sesuai dengan ekspresi Qur'an perihal kaum musyrik yang tidak mau mendalami dan tidak mau mengerti juga."
Mereka yang mengkeritik saya dengan cara lemah-lembut itu di antaranya ada juga yang menyalahkan, lantaran saya mengambil kecaman-kecaman kaum Orientalis terhadap Nabi itu sebagai pengantar untuk menyanggah mereka, sedang bunyi kecaman itu berdasarkan ekonomis mereka tidak sesuai dengan penghargaan dan penghormatan yang harus mereka berikan kepada Nabi a.s. Adapun mereka yang cuma memaki-maki sudah memang ada sebelum cetakan pertama buku ini terbit, dan sebelum pembahasan ini dikumpulkan menjadi buku.
SELAWAT KEPADA NABI
Dalam menyalahkan saya yang paling keras mereka lakukan ialah lantaran pembahasan saya ini saya beri judul Sejarah Hidup Muhammad tanpa saya berikutkan ucapan sallallahu 'alaihi wasallama (s.a.w.), ucapan Salam dan Selawat kepada Rasulullah, sekalipun sambil goresan pena ini berjalan sudah beberapa kali saya sebutkan. Saya rasa mereka gres reda dari memaki-maki itu setelah pada judul cetakan pertama saya hiasi dengan ayat Qur'an: "Allah dan para malaikat menawarkan rahmat kepada Nabi. Orang-orang beriman, berikanlah selawat dan salam kepadanya" (Qur'an, 33: 56) dan setelah buku ini mengemukakan sejarah hidup Nabi dengan metoda menyerupai apa adanya sekarang.
Akan tetapi mereka masih bersikeras juga dengan pendirian mereka itu. Dengan begitu, dengan perilaku keras kepala dan kebodohan mereka perihal esensi Islam itu menunjukkan, bahwa mereka sudah cukup merasa puas hanya dengan ikut saja apa yang mereka terima dari nenek-moyang dahulu kala.
Baik kita mulai kini dengan menyanggah pandangan yang salah ini dengan harapan tidak akan terulang lagi dilakukan orang, baik oleh pihak bersangkutan di atas atau oleh pihak lain dalam menanggapi buku apapun yang terbit. Kita mulai sanggahan ini dengan kembali kepada buku-buku kaum cendekiawan Islam terkemuka supaya orang mengetahui hingga di mana taraf ketinggian Islam itu, yang sesungguhnya tidak terbatas hanya pada kata-kata saja, melainkan sudah sanggup menempatkan nilai hadis: "Bahwasanya agama ini kukuh sekali. Tanamkanlah dalam-dalam dengan lemah-lembut. Sebenarnya orang yang terputus dalam perjalanan takkan mencapai tujuan, hewan bebanpun binasa." Dalam Kulliat-nya Abu'l-Baqa' menerangkan, bahwa "penulisan ash-shalat (s.a.w.) dalam buku-buku dahulu terjadi pada masa kekuasaan Abbasia. Oleh lantaran itu, yang ada dalam kitab-kitab Bukhari dan yang lain tidak mempergunakan kata-kata itu." Para Imam sebagian besar sepakat, bahwa Selawat kepada Nabi cukup sekali saja diucapkan orang selama hidupnya. Ibn Najm dalam Al-Bahru'r Ra'iq menyebutkan: "Perintah dalam firman Tuhan 'ucapkan selawat dan salam kepadanya' kewajibannya berlaku sekali saja selama hidup, baik dalam sembahyang atau di luar itu. Tentang ini tak ada perselisihan pendapat."
Adanya perbedaan pendapat antara Syafi'i dan yang lain perihal kewajiban mengucapkan selawat kepada Nabi, berlaku selama dalam sembahyang, bukan di luar itu. Selawat ialah doa, artinya mudah-mudahan Allah memberi rahmat dan salam kepada Nabi."
Demikian sumber para Imam dan ulama Islam menyebutkan mengenai kasus ini. Adanya dugaan bahwa mengucapkan selawat kepada Nabi pada setiap menyebutkan dan menuliskan namanya merupakan suatu keharusan menunjukkan, bahwa dalam hal ini mereka bersikap sangat berlebih-lebihan. Akibat dari kesalahan mereka itu, maka mereka yang mengikutinya akan salah pula jikalau mereka mengetahui apa yang sudah kita sebutkan tadi. Ahli-ahli hadis terkemuka tidak menuliskan kata-kata selawat itu dalam kitab-kitab mereka yang mula-mula.
MENANGKIS KECAMAN
Mereka yang beropini bahwa tidak selayaknya menyebutkan kecaman-kecaman kaum Orientalis dan misi penginjil terhadap Nabi yang mulia ini sebagai pendahuluan untuk menyanggah mereka, pendapat ini tidak punya dasar selain dan pada rasa sentimen keislaman yang mereka agung-agungkan. Sedang dari segi ilmu dan agama, dasarnya tidak ada. Apa yang dikatakan kaum musyrik perihal Nabi, Qur'an menyebutkannya, kemudian menyanggahnya dengan argumen yang kuat. Jadi, moral Qur'an yakni moral yang lebih sesuai dan tinggi adanya. Qur'an menyebutkan tuduhan Quraisy terhadap Muhammad sebagai tukang sihir dan gila: "Kami mengetahui benar, bahwa mereka berkata: 'Hanyalah seorang insan yang mengajarkannya.' Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan itu yakni bahasa asing, sedang ini yakni bahasa Arab yang terang sekali" (Qur'an 16: 103). Hal semacam ini sering sekali ter]adi.
Selanjutnya alasan tuduhan mereka itu tidak akan sanggup ditangkis secara ilmiah, kalau tidak disebutkan dan dicatat secara jujur dan teliti. Dengan buku ini saya mencoba mengemukakan pembahasan ilmiah guna mencari kenyataan ilmiah semata. Juga saya maksudkan supaya dibaca baik oleh kaum Muslimin atau bukan. Hendaknya mereka semua sanggup diyakinkan perihal kenyataan ilmiah ini. Hal ini gres akan tercapai bilamana pembahasannya benar-benar higienis dalam kecenderungannya mencari kebenaran itu, tidak terikat oleh apapun selain oleh kecenderungan tersebut, dan tidak pula ragu-ragu mengakui kebenaran itu dan manapun datangnya.
BUKU-BUKU SEJARAH DAN BUKU-BUKU HADIS
Sekarang kita kembali ke pokok pertama, kepada mereka yang aktif dalam bidang pengetahuan agama Islam, yang mengkritik saya dengan cara lemah-lembut dan dengan cara yang baik itu. Mereka mengatakan, bahwa saya tidak menuruti apa yang ada dalam buku-buku sejarah hidup Nabi dan kitab-kitab hadis. Dalam mengungkapkan aneka macam insiden saya tidak menempuh cara yang sudah ada.
Dalam hal ini cukuplah kiranya bila saya jawab, bahwa dalam pembahasan ini saya menggunakan metoda ilmiah, saya tulis dengan gaya zaman kini. Yang demikian ini saya lakukan, lantaran inilah cara yang baik berdasarkan pandangan ilmu pengetahuan yang berlaku kini dengan aneka macam macam cabangnya, baik yang berkenaan dengan sejarah atau tidak. Bagi saya - dan ini pendirian saya - tidak perlu kita terikat pada buku-buku lama. Antara kedua cara dan cara-cara usang dengan yang berlaku kini terdapat perbedaan yang besar sekali. Secara mudahnya, dalam buku-buku usang tidak dibenarkan adanya kritik menyerupai yang berlaku sekarang. Kebanyakan buku-buku usang ditulis untuk suatu maksud keagamaan dalam arti ubudiah, sementara penulis-penulis pintar balig cukup akal ini terikat oleh metoda dan kritik-kritik ilmiah. Ini saja sudah cukup buat saya menangkis setiap tantangan dan sekaligus membenarkan metoda yang saya pakai dalam penyelidikan ini. Tetapi saya pikir ada baiknya juga saya jelaskan barang sedikit sehubungan dengan sebab-sebab yang membawa ahli-ahli pikir dari pemuka-pemuka Islam masa lampau itu - dan masa kini - juga yang membawa setiap penyelidik yang teliti - untuk tidak secara serampangan mengambil begitu saja apa yang ada dalam buku-buku sejarah dan buku-buku hadis. Kita terikat pada kaidah-kaidah kritik ilmiah demikian ialah guna menghindarkan diri dari kesalahan sedapat mungkin.
Sebab pertama yang mengakibatkan perbedaan yang terdapat dalam buku-buku itu ialah; banyaknya peristiwa-peristiwa dan hal-hal yang terjadi, yang dihubung-hubungkan kepada Nabi semenjak ia lahir hingga wafatnya. Mereka yang mempelajari buku-buku ini melihat adanya beberapa informasi yang ajaib-ajaib, mujizat-mujizat dan cerita-cerita lain semacam itu. Di sana-sini ditambah atau dikurangi tanpa alasan yang tepat, kecuali perbedaan-perbedaan waktu ketika buku-buku tersebut ditulis. Buku-buku usang tidak seberapa banyak menghidangkan dongeng yang aneh-aneh itu dibandingkan dengan buku-buku yang tiba kemudian. Peristiwa-peristiwa yang serba asing yang terdapat dalam buku-buku usang tidak begitu jauh dari jangkauan akal, dibandingkan dengan yang terdapat dalam buku penulis-penulis yang belakangan. Buku Sirat Ibn Hisyam contohnya - sebagai buku biografi tertua yang pernah dikenal hingga kini - tidak banyak menyebutkan apa yang disebutkan oleh Abu'l-Fida' dalam Tarikh-nya, atau menyerupai apa yang disebutkan oleh Qadzi Iyadz dalam Asy-Syifa', juga menyerupai yang disebutkan dalam buku penulis-penulis kemudian.
KONTRADIKSI
Begitu juga tentunya perihal buku-buku hadis dengan segala perbedaannya yang ada. Ada yang mengemukakan satu cerita, yang lain menghilangkannya, ada pula yang menambahkan. Dalam mengadakan pembahasan ilmiah dalam buku-buku demikian seorang penyelidik harus membuat sebuah kriterium yang sanggup mengukur mana-mana yang cocok dan mana pula yang tidak. Mana-mana yang sanggup diandalkan oleh kriterium itu, itu pula yang diakui oleh penyelidik tersebut. Mana-mana yang tidak sanggup dipercaya, ia akan dimasukkan ke dalam daftar pengujian kalau memang perlu diuji.
Dalam beberapa hal orang-orang dahulu memang menggunakan metoda ini, dan dalam hal yang lain tidak. Tentang dongeng gharaniq contohnya yang menyebutkan bahwa ketika Nabi merasa kesal terhadap kepada pemuka-pemuka Quraisy maka kemudian dibacakan Surah "an-Najm." Ketika hingga pada ayat "Adakah kau perhatikan al-Lat dan al-'Uzza, dan Manat ketiga, yang terakhir?" (Qur'an 53:19-20) dibacanya pula, "Dan itu gharaniq yang luhur, perantaraannya sanggup diharapkan." Kemudian pembacaan Surah itu diteruskan hingga selesai. Nabi kemudian sujud diikuti oleh kaum Muslimin dan kaum musyrik yang juga sama-sama bersujud.
Cerita ini dibawa oleh Ibn Said dalam At-Tabaqat'l-Kubra dan tidak pula diberi suatu kritik. Dalam beberapa buku hadis shahih disebutkan juga adanya dongeng gharaniq ini dengan beberapa perbedaan. Tetapi Ibn Is-haq membawa dongeng ini dengan mengatakan: "itu berasal dari karangan orang-orang atheis." Juga dalam Al Bidaya wan-Nihaya fit-Tarikh Ibn Kathir menyebutkan: "Orang bicara perihal dongeng gharaniq ini. Tetapi lebih baik kita menghindari pembicaraan ini, supaya jangan ada orang yang mendengarnya kemudian menempatkannya tidak pada tempatnya. Akan tetapi mulanya dongeng ini memang terdapat dalam Shahih." Kemudian ia menyebutkan sebuah hadis perihal ini melalui Bukhari dengan mengatakan: "Hanya Bukhari sendiri yang menyebutkan. Muslim tidak." Saya sendiri tidak ragu-ragu lagi akan menolak dongeng ini dari dasarnya. Saya sepakat dengan Ibn Ishaq, bahwa dongeng ini yakni bikinan orang-orang atheis. Dalam menyanggah ini saya sanggup menarik beberapa argumentasi, bukan saja lantaran dalam dongeng tersebut terdapat kontradiksi, mengingat bahwa para rasul itu mendapat proteksi dalam memberikan risalah Tuhan, tetapi juga saya bersandar pada kaidah-kaidah kritik ilmiah yang berlaku sekarang.
FAKTOR WAKTU, KETIKA CERITA ITU DITULIS
Sebab-sebab lain yang masih perlu diuji sehubungan dengan buku-buku usang itu, dengan mengadakan suatu kritik yang teliti berdasarkan metoda ilmiah, ialah bahwa buku tertua yang pernah ditulis orang gres seratus tahun atau lebih kemudian setelah Nabi wafat, dan setelah meluasnya issue-issue - baik politik atau bukan politik - dalam dunia Islam, dengan membuat cerita-cerita dan hadis-hadis sebagai salah satu alat penyebaran. Apalagi kesan kita perihal yang ditulis orang kemudian, yang sudah mengalami zaman yang sangat kacau dan gelisah.
PENGARUH PERTENTANGAN POLITIK DALAM DUNIA ISLAM
Pertentangan-pertentangan politik yang telah dialami oleh mereka yang mengumpulkan hadis - dengan membuang mana yang palsu dan mencatat mana yang dianggap sahih - mengakibatkan mereka berusaha lebih berhati-hati lagi. Mereka berusaha melaksanakan ketelitian dalam menguji, supaya tidak hingga mengakibatkan keragu-raguan. Orang akan cukup menyadari apa yang dialami Bukhari yang begitu susah-payah dengan perjalanan yang dilakukannya ke aneka macam tempat dunia Islam, guna mengumpulkan hadis dan kemudian mengujinya. Apa yang diceritakannya kemudian, bahwa dari hadis-hadis yang beredar yang dijumpainya hingga melebihi 600.000 buah itu, yang dipandang benar (sahih) olehnya tidak lebih dari hanya 4.000 buah hadis saja. Ini berarti bahwa dari setiap 150 buah hadis yang dipandang benar olehnya hanya sebuah saja. Sedang pada Abu Dawud, dari 500.000 buah hadis, yang dianggap sahih berdasarkan dia hanya 4.800 saja. Demikian juga halnya dengan penghimpun-penghimpun hadis yang lain. Banyak sekali dari hadis-hadis itu, yang oleh sebagian dianggap sahih, oleh ulama lain masih dijadikan materi penelitian dan mendapat kritik, yang akhirnya banyak pula yang ditolak. Ini sama halnya dengan soal gharaniq.
PENGHIMPUNAN HADIS
Jadi, kalau demikian inilah yang sudah terjadi dengan hadis, yang sudah demikian rupa diperjuangkan oleh para penghimpun hadis itu, apalagi dengan buku-buku sejarah hidup Nabi yang tiba kemudian, bagaimana kita sanggup mengandalkannya tanpa mengadakan penelitian dan pengujian ilmiah!
Sebenarnya, pertentangan politik yang terjadi setelah permulaan sejarah Islam, telah mengakibatkan lahirnya cerita-cerita dan hadis-hadis bikinan untuk mendukung maksud tersebut. Sampai pada saat-saat terakhir zaman Banu Umayya penulisan hadis belum lagi dilakukan orang. Umar bin Abdul Aziz pernah memerintahkan supaya hadis-hadis itu dihimpun. Kemudian gres dikumpulkan pada zaman Ma'mun, yaitu setelah terjadi "Hadis yang sahih dalam hadis yang palsu itu menyerupai rambut putih pada kerbau hitam," menyerupai kata Ad-Daraqutni. Dan mungkin tidak dikumpulkannya hadis pada masa permulaan Islam, lantaran menyerupai diberitakan bahwa Nabi berkata: "Jangan menuliskan sesuatu perihal aku, selain Qur'an. Barangsiapa menuliskan itu selain Qur'an, hendaklah dihapus."
Akan tetapi pada waktu itu hadis Nabi sudah beredar dari verbal ke verbal dan penceritaannyapun berbeda-beda. 'Umar ibn'l-Khattab ketika menjadi Khalifah pernah mengambil langkah dalam hal ini dengan maksud akan menuliskan hadis-hadis itu. Ia minta pendapat sahabat-sahabat Nabi yang lain. Merekapun menawarkan pendapat yang sama. Selama sebulan lamanya ia melaksanakan istikharah, yang kemudian setelah mendapat ketetapan hati ia berkata: "Saya bermaksud akan menulis hadis dan sunah, tapi saya takkan mencampur-adukkan Qur'an dengan apapun." Penulisan hadis-hadis itu tidak jadi dilakukan. Ditulisnya surat ke kota-kota lain: "Barangsiapa memilikinya supaya dihapuskan." Sesudah itu hadis-hadis terus juga beredar dan berkembang biak, sehingga akhirnya terhimpun juga hadis-hadis yang dianggap sahih berdasarkan para penghimpunnya, yakni pada masa Ma'mun.
KRITERIUM YANG SEBENARNYA TENTANG HADIS
Dengan segala usaha penelitian yang sudah tentu dilakukan oleh para penghimpun hadis itu, tapi masih banyak juga hadis-hadis yang oleh mereka sudah dinyatakan sahih itu, oleh beberapa ulama lain masih dinyatakan tidak otentik. Dalam Syarah Muslim Nawawi menyebutkan: "Ada golongan yang membuat koreksi terhadap Bukhari dan Muslim mengenai hadis-hadis itu sehingga syarat-syarat mereka tidak begitu dihiraukan dan mengurangi pula arti yang menjadi pegangan mereka, yakni para penghimpun itu, yang sebagai kriterium mereka hanya berpegang pada sanad (askripsi) dan pada kepercayaan mereka kepada sumber dongeng sebagai dasar: mendapatkan atau menolak hadis itu. Ini memang suatu, kriterium yang berharga. Tetapi itu saja tentu tidak cukup."
Bagi kita kriterium yang baik dalam mengukur hadis - dan mengukur setiap informasi yang bekerjasama dengan Nabi - ialah menyerupai yang pernah diceritakan orang perihal Nabi 'alaihissalam ketika menyatakan: "Kamu akan berselisih setelah kutinggalkan. Maka (oleh lantaran itu) apa yang dikatakan orang perihal diriku, cocokkanlah dengan Qur'an. Mana yang cocok itu dari aku, dan mana yang bertentangan, bukan dari aku."
Ini yakni suatu kriterium yang tepat, yang sudah menjadi pegangan pemuka-pemuka Islam semenjak permulaan sejarah Islam. Dan hingga kini mereka sebagai jago pikir masih berpegang pada ini. Seperti dikatakan oleh Ibn Khaldun: "Saya tidak percaya akan kebenaran sanad sebuah hadis, juga tidak percaya akan kata-kata seorang sobat terpelajar yang bertentangan dengan Qur'an, sekalipun ada orang-orang yang memperkuatnya. Beberapa pembawa hadis dipercayai lantaran keadaan lahirnya yang sanggup mengelabui, sedang batinnya tidak baik. Kalau sumber-sumber itu dikritik dari segi matn (teks), begitu juga dari segi sanadnya, tentu akan banyaklah sanad-sanad itu akan gugur oleh matn. Orang sudah mengatakan: bahwa tanda hadis maudzu, (buatan) itu, ialah yang bertentangan dengan kenyataan Qur'an atau dengan kaidah-kaidah yang sudah ditentukan oleh aturan agama (syariat) atau dibuktikan oleh kebijaksanaan atau pancaindra dan ketentuan-ketentuan axioma lainnya."
Kriterium inilah yang terdapat dalam hadis Nabi tersebut. Dan apa yang dikatakan oleh Ibn Khaldun tadi sesuai sekali dengan kaidah kritik ilmiah modern sekarang.
PENGHIMPUNAN HADIS PADA MASA MA'MUN
Sebenarnya, perselisihan kaum Muslimin sudah mencapai puncaknya setelah ditinggalkan Nabi, sehingga mengakibatkan adanya ribuan hadis dan sumber-sumber yang saling bertentangan. Sesudah Abu Lu'lu'a, bujang Al-Mughira, membunuh Umar ibn'l Khattab, dan setelah Usman bin 'Affan memangku jabatan Khalifah, permusuhan usang antara Banu Hasyim dan Banu Umayya yang terjadi sebelum Islam mulai timbul lagi. Setelah Usman terbunuh, perang saudara antara kaum Musliminpun pecah. Aisyah melawan Ali dan Alipun mendapat pendukungnya pula. Maka mulailah hadis-hadis buatan bertambah banyak, sampai-sampai Ali bin Abi Talib sendiri menolaknya. Konon dia berkata: "Tak ada kitab pada kami yang sanggup kami bacakan kepada kamu, kecuali apa yang ada dalam Qur'an. Dan apa yang ada dalam kitab itu kuterima dari Rasulullah; terdapat kewajiban-kewajiban sadakah."
Akan tetapi ini tidak menghalangi para penyiar hadis itu melancarkan ceritanya, tidak menghalangi adanya golongan tertentu membuat-buat hadis lantaran sesuatu ambisi atau lantaran maksud-maksud baik dengan mengajak pula orang lain. Mereka memduga orang lain akan senang sekali menerimanya bila hadisnya itu dihubung-hubungkan kepada Rasulullah.
Sesudah keadaan Banu Umayya stabil, juru-juru hadis yang ada hubungannya dengan Keluarga Umayya itu berusaha melemahkan semua hadis perihal Ali bin Abi Talib dan jasa-jasanya. Sementara oleh pembela-pembela Ali dan keluarga Nabi hadis-hadis itu ditambah-tambah serta berusaha pula menyebarkannya dengan segala cara. Sebaliknya segala yang tiba dari Aisyah Umm'l-Mu'-minin oleh mereka dihalang-halangi.
CERITA-CERITA TIDAK MASUK AKAL DAN TIDAK ILMIAH
Yang aneh lagi dalam hal ini ialah apa yang diceritakan oleh Ibn 'Asakir dari Abu Sa'd Isma'il bin Muthanna al-Astrabadhi. Tatkala ia sedang berkhutbah di Damsyik, salah seorang yang hadir bertanya perihal hadis Nabi yang berbunyi: "Saya gudang ilmu dan Ali pintunya" Ismail menekur sebentar, kemudian diangkatnya kepalanya seraya katanya: "Ya, tak ada yang mengetahui hadis ini dari Nabi, kecuali yang hidup pada masa permulaan Islam. Akan tetapi Nabi berkata: "Saya gudang ilmu, Abu Bakr fondasinya, Umar dindingnya, Usman atapnya dan Ali pintunya." Dengan demikian para hadirin puas rasanya. Tetapi ketika diminta kepadanya supaya menerangkan sanadnya, ia merasa gusar sekali lantaran memang tidak mampu.
Begitulah hadis-hadis itu dipalsukan orang lantaran memang ada maksud politik atau kemauan-kemauan insidentil lainnya. Demikian banyaknya hadis-hadis palsu itu sehingga kaum Muslimin kemudian terkejut sekali, lantaran ternyata banyak pula yang tidak cocok dengan yang ada dalam Kitabullah. Usaha hendak menghentikannyapun sudah banyak pula dikerahkan pada zaman Umayya, tapi tidak juga berhasil.
Bagaimanapun juga pada masa dinasti Abbasia, dan Ma'mun yang berkuasa dua kurun kemudian setelah Nabi wafat, puluhan atau ratusan ribu hadis-hadis maudzu' (buatan) itu sudah tersebar - diantaranya terdapat banyak yang lemah dan pertentangan sekali, yang tidak diduga semula. Pada waktu itulah para penghimpun hadis dan penulis-penulis biografi Nabi juga menuliskan biografinya. Al-Waqidi, 'Ibn Hisyam dan Al-Mada'ini hidup dan menuliskan buku-buku itu pada masa Ma'mun. Baik mereka ini atau yang lain pada waktu itu, lantaran takut akibatnya, tidak ada yang berani menentang pendapat Khalifah. Oleh lantaran itu, sesuai dengan apa yang harus mendapat penelitian mana kriterium yang berdasarkan suatu sumber berasal dari Nabi a.s., yakni dengan mencocokkannya kepada Qur'an sebagaimana mestinya, tidak mereka pakai lagi, yaitu: mana-mana yang cocok dengan Qur'an, yakni dari Rasul dan yang tidak, bukan dari Rasul.
Sekiranya kriterium itu digunakan dengan penelitian sebagaimana mestinya, segala yang sudah ditulis oleh tokoh-tokoh itu pasti akan berubah. Kritik ilmiah berdasarkan metoda modern sama sekali tidak berbeda dari kriterium ini. Akan tetapi situasi masa itu mengharuskan tokoh-tokoh tersebut menyesuaikan kriterium mereka itu untuk sesuatu golongan, sedang untuk golongan lain tidak pula demikian. Cara-cara ini dalam penulisan sejarah hidup Nabi oleh penulis-penulis kemudian telah diwarisi juga dari orang-orang dahulu, dengan pertimbangan-pertimbangan yang lain dari pertimbangan mereka itu. Kalau orang mau berlaku jujur terhadap sejarah, tentu mereka menyesuaikan hadis itu dengan sejarah hidup Nabi, baik dalam garis besar, maupun dalam perinciannya, tanpa mengecualikan sumber lain, yang tidak cocok dengan yang ada dalam Qur'an. Mana yang tidak sejalan dengan aturan alam dan tidak tersebut pula dalam Kitabullah tidak perlu mereka catat. Yang tidak sejalan dengan aturan alam itu diteliti dulu dengan saksama, setelah itu gres diperkuat dengan yang ada pada mereka, disertai pembuktian yang positif, dan mana-mana yang tak sanggup dibuktikan seharusnya ditinggalkan.
Pendapat cara ini telah dijadikan pegangan oleh imam-imam terkemuka dari kalangan Muslimin dahulu, dan beberapa imam lainpun mengikuti mereka hingga sekarang. Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi dalam kata perkenalan buku ini menyebutkan: "Kekuatan mujizat Muhammad s.a.w. hanyalah dalam Qur'an, dan mujizat ini sungguh rasional adanya. Sajak Bushiri berikut ini memang indah sekali:
"Tidak juga hingga kita dicoba Yang akan meletihkan kebijaksanaan karenanya Karena sayangnya kepada kita Kitapun tak ragu, kitapun tak sangsi."
Almarhum Sayid Muhammad Rasyid Ridza, Redaktur majalah Al-Manar dalam menjawab kritik orang yang menentang buku kita ini, menulis: "Kalangan Al-Azhar dan pengikut-pengikut tarekat yang paling keberatan terhadap Haekal sebagian besar mengenai mujizat-mujizat dan hal-hal yang ajaib-ajaib di luar kebiasaan. Pada pasal dua bahagian dua dan pasal lima dalam buku Al-Wahy'l-Muhammadi, dari segala segi dan persoalannya mengenai hal ini, ada saya tulis, bahwa hanya Qur'anlah satu-satunya pembuktian Tuhan yang positif khusus perihal kenabian Muhammad s.a.w. dan kenabian para nabi yang lain. Ciri-ciri mereka zaman kita kini ini tak sanggup dibuktikan tanpa kenyataan tersebut.
"Masalah-masalah alam mistik (supernatural) yakni masalah-masalah yang diragukan, bukan suatu pembuktian yang meyakinkan berdasarkan para ahli. Hal tersebut terdapat juga pada zaman kita ini, dan terdapat juga pada setiap zaman. Mereka yang masih terpesona oleh kasus semacam itu, yakni orang-orang yang suka pada takhayul yang memang terdapat pada setiap aliran kepercayaan. Saya terangkan juga alasannya yakni timbulnya daya tarik itu serta perbedaan-perbedaan mana yang umumnya termasuk aturan alam, aturan rohani dan lain-lain." [Majalah Al-Manar, 3 Mei 1935].
Syaikh Muhammad Abduh pada bahagian pertama buku Al-Islam wan-Nashrania ("Islam dan Kristen") menyebutkan: "Dengan adanya aliran dan tuntutan terhadap keimanan kepada Allah dan keesaanNya, Islam tidak memerlukan apa-apa lagi selain pembuktian rasional dan pemikiran insani yang sejalan dengan ketentuan yang wajar. Orang tidak perlu gundah terhadap hal yang gaib, tidak perlu menutup mata terhadap kejadian-kejadian yang tidak biasa, tidak perlu diam lantaran ada ledakan dari langit; dan pikiran kitapun jangan terputus lantaran pekikan yang membawa bunyi suci. Kaum Muslimin sudah sepakat - kecuali sejumlah kecil dengan pendapat yang tidak berarti - bahwa kepercayaan kepada Allah yakni mendahului kepercayaan kepada nabi-nabi. Tidak mungkin orang percaya kepada rasul-rasul, sebelum ia beriman kepada Allah; sedang beriman kepada Allah melalui ucapan para rasul atau melalui kitab-kitab suci, tidak dibenarkan. Sungguh tidak masuk kebijaksanaan orang akan percaya kepada adanya kitab yang diturunkan Allah, jikalau sebelum itu kita tidak percaya akan adanya Allah. Maka Dialah yang harus menurunkan kitab dan mengutus rasul."
Saya kira mereka yang pernah menulis sejarah hidup Nabi akan lebih condong pada pandangan semacam ini, kalau tidak lantaran situasi pada masa mereka dahulu dan kalau tidak lantaran dugaan mereka yang tiba kemudian bahwa dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa mistik dan mujizat-mujizat yang tidak terdapat dalam Qur'an itu akan menanamkan rasa keimanan dalam hati orang lebih dalam lagi. Oleh lantaran itu mereka mengira pula, bahwa dengan menyebutkan mujizat-mujizat itu akan mempunyai kegunaan sekali, dan tidak akan merugikan. Sekiranya mereka hidup pada masa kita kini ini dan menyaksikan betapa musuh-musuh Islam itu mempergunakan apa yang mereka sebutkan itu sebagai argumen mereka menghantam Islam dan umat Islam, pasti mereka akan berpegang pada apa yang ada dalam Qur'an, mereka akan berkata menyerupai Imam Ghazali, Muhammad 'Abduh, Maraghi dan pemuka-pemuka lain yang cukup teliti. Sekiranya mereka hidup pada masa kita kini ini, dan menyaksikan betapa cerita-cerita demikian itu menyesatkan hati dan kepercayaan orang - bukan sebaliknya, menanamkan dan menguatkan iman - pasti cukuplah mereka menyebutkan saja ayat-ayat Qur'an yang begitu terang dengan dalil-dalil yang memang sudah tak sanggup dibantah lagi.
Adapun dari segi yang merugikan cerita-cerita yang tidak diterima oleh kebijaksanaan dan tidak pula ilmiah itu sudah jadi terang sekali: bagi setiap orang yang mau menggarap masalah-masalah serupa ini hendaknya selalu berpegang pada segi ketelitian ilmiah dalam mengadakan pengujian, demi pengabdiannya kepada kebenaran, kepada Islam dan kepada sejarah Nabi. Kebenaran-kebenaran yang diungkapkan oleh hasil penyelidikan dalam sejarah yang besar ini, yakni sebagai penyuluh yang akan membawa umat insan kepada peradaban yang sebenarnya.
QUR'AN DAN MUJIZAT
Kalau beberapa kasus yang terdapat dalam buku-buku sejarah hidup Nabi dan kitab-kitab hadis kita perbandingkan dengan apa yang terdapat dalam Qur'an, tentu tak bisa lain kita akan mendapatkan pendapat-pendapat para imam yang sangat teliti itu. Pada waktu itu penduduk Mekah minta kepada Nabi berbangsa Arab itu supaya Tuhan menurunkan mujizat-mujizat kepadanya, kalau ia ingin supaya mereka mempercayainya. Maka Qur'an tiba menyebutkan apa yang mereka minta itu dan menolaknya dengan beberapa argumen: "Dan kata mereka: 'Kami takkan percaya kepadamu, sebelum kaupancarkan mata air untuk kami dari bumi ini. Atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, dan di tengah-tengahnya memancar sungai-sungai yang deras mengalir. Atau menyerupai kauterangkan kepada kami kaujatuhkan langit berkeping-keping. Atau kaudatangkan Tuhan dan malaikat-malaikat itu berhadap-hadapan dengan kami. Atau engkau mempunyai sebuah mahligai berhiaskan emas. Atau engkau naik ke langit, dan kenaikanmu itu tidak akan kami percayai, sebelum kaubawakan sebuah kitab kepada kami yang akan kami baca' Ya, katakan: Maha suci Tuhanku. Bukankah saya hanya seorang insan yang diutus?" (Qur'an 17:90-93)
"Mereka bersumpah sungguh-sungguh demi Allah, bahwa jikalau sebuah tanda (mujizat) dibuktikan kepada mereka, pasti mereka akan mempercayainya. Katakan: tanda-tanda itu hanya ada pada Allah. Tapi, sadarkah kamu, bahwa kalaupun itu dibuktikan, mereka tidak juga akan percaya? Juga akan Kami balikkan jantung dan pandangan mata mereka; lantaran tidak mempercayainya pada pertama kali. Dan akan kami biarkan mereka mengembara membawa durhaka. Kalaupun Kami kirimkan malaikat-malaikat kepada mereka dan mayat-mayatpun mengajak mereka bicara, kemudian segalanya Kami kumpulkan di depan hidung mereka, tidak juga mereka akan mau beriman; kecuali bila Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti." (Qur'an 6:109-111)
Di dalam Qur'an tidak ada disebutkan sesuatu mujizat yang oleh Allah dimaksudkan supaya segenap insan - berdasarkan zamannya masing-masing - mempercayai kerasulan Muhammad, selain daripada Qur'an. Padahal, beberapa mujizat disebutkan dengan ijin Allah terhadap para rasul yang tiba sebelum Muhammad sama halnya menyerupai apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada Muhammad serta dari percakapan yang ditujukan kepadanya. Apa yang tersebut dalam Qur'an perihal Muhammad, samasekali tidak bertentangan dengan aturan alam.
Kalau memang sudah itu yang digariskan oleh Qur'an dan begitu pula yang terjadi terhadap diri Rasulullah, apa lagi yang mendorong setengah kaum Muslimin - baik pada masa dahulu ataupun kini - menerapkan mujizat-mujizat kepada Nabi? Mereka terdorong demikian, lantaran mereka membaca dalam Qur'an adanya mujizat-mujizat pada para rasul sebelum Muhammad. Lalu mereka berkeyakinan, bahwa keajaiban-keajaiban materi (mujizat-mujizat) semacam itu perlu juga melengkapi kerasulan Muhammad. Mereka kemudian percaya perihal itu sekalipun dalam Qur'an tidak disebutkan. Merekapun menduga, bahwa makin banyak jumlah mujizat-mujizat itu, akan makin kuat mengambarkan kedudukan Nabi, akan makin besar pula merangsang orang beriman kepada kerasulan itu. Memperbandingkan Nabi dengan para rasul yang sebelumnya, ada perbedaannya. Muhammad yakni Nabi dan Rasul terakhir. Sekalipun begitu dia yakni Rasul pertama diutus Allah kepada seluruh umat manusia- bukan diutus hanya kepada bangsanya saja - supaya memberi penerangan.
MUJIZAT TERBESAR
Oleh lantaran itu Allah menghendaki supaya mujizat Muhammad itu yakni mujizat insani yang rasional, yang masuk akal, yang takkan sanggup ditiru, baik oleh insan maupun jin, sekalipun mereka satu sama lain saling membantu. Mujizat itu ialah Qur'an. Ini yakni mujizat terbesar yang pernah diberikan Allah. Dengan itu Tuhan menghendaki akan memperkuat kerasulan NabiNya itu dengan argumen yang terang dan dalil yang tak sanggup dibantah. Ia menghendaki - dengan itu - supaya agama ini mendapat kemenangan pada masa hidup Rasul, supaya dalam kemenangan itu orang melihat kemahakuasaanNya. Kalau Tuhan menghendaki adanya mujizat yang akan membuat mereka yang hidup pada masa Nabi merasa puas, tentu itu akan disebutkan dalam Qur'an. Tapi ada orang yang tidak mau percaya kalau tidak dibuktikan dengan akal. Karena itu maka ayat yang akan meyakinkan seluruh umat insan akan kerasulan Muhammad itu ialah yang bersahabat sekali hubungannya dengan jantung dan pikiran mereka. Maka Allah telah memperlihatkan itu dalam bentuk Qur'an, sebagai argumen yang paling konkret dan sebagai mujizat kepada mereka dari Nabi yang ummi itu. Ia memperlihatkan kemenangan agama dan kekuatan iman kepadanya itu dengan melalui dalil dan keyakinan yang positif. Agama yang dibangun atas dasar inilah yang lebih kuat menanamkan iman ke dalam hati umat insan sepanjang zaman, kepada pelbagai bangsa dan aneka macam bahasa.
Sekiranya ada segolongan masyarakat yang bukan Islam beriman kepada agama ini sekarsng, dan sebagai argumennya supaya ia yakin dan percaya, tidak ada sesuatu mujizat lain daripada Qur'an, pasti itu tidak akan mengurangi imannya, juga tidak akan pula kurang Islamnya. Selama wahyu itu memang bukan bertugas membawa mujizat-mujizat semacam itu, tak ada salahnya apabila orang yang sudah beriman kepada Allah dan kepada RasulNya itu rnau menguji lagi segala yang mengenai mujizat, yang ada hubungannya dengan wahyu itu. Mana yang sanggup dibuktikan dengan alasan positif sanggup saja diterima; dan mana yang tak dapat.dibuktikan, terserah pada pendapatnya sendiri. Iapun tidak salah. Beriman kepada Allah yang tunggal tiada bersekutu memang memerlukan suatu mujizat, dan untuk itu cukup dengan merenungkan alam semesta yang telah diciptakan Allah. Begitu juga, sebagai bukti kerasulan Muhammad, yang dengan perintah Tuhan mengajak insan beriman serta menyelamatkan mereka supaya jangan berpaling hati, juga tidak memerlukan sesuatu mujizat selain Qur'an: tidak diharapkan lebih daripada membacakan Kitab Suci yang telah diwahyukan Allah kepadanya itu.
Sekiranya ada segolongan masyarakat yang bukan Islam beriman kepada agama ini sekarang, dan untuk meyakinkan itu tidak diharapkan sesuatu mujizat lain daripada Qur'an, pasti orang yang pernah beriman itu akan terdiri dari dua macam: pertama orang yang sudah tidak tergoyahkan lagi hatinya; semenjak pertama kali ia mendapat ajakan, hatinya sudah terbuka mendapatkan iman, menyerupai halnya yang terjadi dengan Abu Bakr. Ia berimam dan percaya tanpa ragu-ragu lagi. Yang kedua, orang yang untuk imannya itu sudah tidak perlu lagi mencari mujizat-mujizat lain dari balik aturan alam, melainkan dicarinya di dalam penciptaan alam yang luas ini. Jangkauan persepsi kita terbatas sekali. Perbatasan alam dalam arti ruang dan waktu, tak sanggup kita tangkap. Sungguhpun demikian ketentuan-ketentuan itu berjalan berdasarkan aturan yang tidak berubah-ubah dan tidak pula bertukar-tukar. Melalui undang-undang Tuhan yang ada dalam alam itu ia akan terbimbing hingga kepada Penciptanya.
Buat dua macam golongan ini sama saja: baik dengan mujizat atau tidak. Bahkan keduanya tak pernah memikirkan perihal mujizat-mujizat itu selain daripada, bahwa itu yakni bukti karunia Tuhan. Iman yang semacam inilah yang berdasarkan pendapat bilangan besar pemuka-pemuka Muslimin sebagai bentuk iman yang tertinggi. Yang sebagian lagi berpendapat, bahwa sumber iman yang sejati seharusnya jangan lantaran takut kepada siksa Allah atau lantaran mengharapkan pahalaNya, melainkan harus iman itu semata-mata lantaran Allah serta fana total ke dalam Ego Tuhan. KepadaNyalah semua dilema itu akan kembali. Kita yakni kepunyaan Allah dan kepadaNya pula kita kembali.
ORANG-ORANG MUKMIN PADA MASA NABI
Orang-orang kini yang sudah beriman, mereka beriman kepada Allah dan Rasul tanpa didorong oleh adanya mujizat-mujizat, sama halnya menyerupai mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul itu pada masa hidup Nabi. Sejarah tidak menyebutkan, bahwa mujizat-mujizat itu pernah membuat orang jadi beriman Malah bukti mujizat Tuhan terbesar ialah wahyu yang diturunkan melalui NabiNya, dan peri hidup Nabi sendiri dengan akhlaknya yang begitu tinggi, itulah yang mengajak orang jadi beriman. Semua buku sejarah hidupnya menyebutkan bahwa ada segolongan orang yang sudah beriman kepada kerasulan Muhammad sebelum Isra, telah jadi murtad dari imannya tatkala Nabi menyebutkan, bahwa Tuhan telah memperjalankannya pada malam haji dari Mesjid Suci ke Mesjid Aqsha. Tatkala mengejar Muhammad yang sedang hijrah ke Medinah, dengan maksud supaya membawanya kembali ke Mekah, hidup atau mati, dengan harapan akan mendapat hadiah uang, Suraqa b. Ju'syum tidak juga beriman meskipun buku-buku riwayat hidup Nabi menceritakan adanya mujizat Tuhan sehubungan dengan insiden Suraqa dan kudanya itu. Juga sejarah tidak pernah menyebutkan bahwa ada orang musyrik yang beriman kepada kerasulan Muhammad hanya lantaran salah satu mujizat, menyerupai tukang-tukang sihir Firaun yang beriman setelah melihat tongkat Musa menelan semua yang telah mereka buat itu.
GHARANIQ DAN TABUK
Lalu apa yang terdapat dalam buku riwayat hidup Nabi dan hadis perihal mujizat itu kadang berbeda-beda pula. Sekalipun berdasarkan buku-buku hadis sudah dipastikan benar tapi kadang masih merupakan target kritik juga. Masalah gharaniq misalnya, dalam pengantar ini ada juga kita sebutkan sepintas lalu, dan akan kita sebutkan lagi lebih terperinci dalam teks nanti. Cerita membelah dada juga sudah berbeda-beda sebagaimana diceritakan oleh Halima inang pengasuh Nabi kepada ibunya; begitu juga mengenai waktu terjadinya sehubungan dengan usia Muhammad.
Apa yang diceritakan oleh buku-buku riwayat hidupnya dan buku-buku hadis perihal dongeng Zaid dan Zainab sudah sanggup ditolak dari dasarnya, dengan alasan-alasan yang kita kemukakan ketika membicarakan insiden tersebut dalam buku ini juga terdapat perbedaan-perbedaan mengenai beberapa insiden selama perjalanan pasukan 'Usra (yang mengalami kesukaran) itu ke Tabuk. Dalam Shahih Muslim melalui Mu'adh b. Jabal diceritakan, bahwa Nabi berkata kepada mereka yang pergi bahu-membahu ke Tabuk itu: "Besok kau akan hingga ke mata air Tabuk, dan kau gres akan hingga ke sana setelah siang hari. Barangsiapa di antara kau hingga ke tempat itu jangan ada yang menjamah air itu samasekali sebelum saya sampai." Kamipun kemudian hingga tapi sudah ada dua orang yang sudah hingga terlebih dulu ke tempat tersebut. Mata air itu memercik menyerupai tali. Katanya: Lalu Rasulullah s.a.w. bertanya kepada dua orang itu: Adakah air itu kau jamah? Jawab mereka: Ya. Lalu Nabi s.a.w. memakinya dan dikata-katakannya mereka itu. Katanya: Lalu mereka menciduk mata air itu dengan tangan mereka sedikit-sedikit hingga sanggup ditampung dalam sebuah tempat. Katanya: Rasulullah s.a.w. kemudian mencuci kedua tamgan dan mukanya dengan itu. Kemudian dikembalikan lagi ke tempatnya. Maka mata air itupun kemudian memercikkan air berlimpah-limpah - atau katanya deras - Abu Ali sangsi yang mana yang dikatakan - sehingga orang-orangpun mendapatkan air itu. Kemudian katanya: Mu'adh, kalau kau masih akan pamjang umur kau akan melihat di sini penuh dengan kebun-kebun" (Shahih Muslim, jilid 7, p. 60, cetakan Astana, 1382H).
Sedang buku-buku sejarah hidup Nabi menceritakan kisah Tabuk itu lain lagi gambarannya. Dalam dongeng itu soal mujizat tidak disebut-sebut. Tapi ceritanya berjalan lain sekali, tidak sama dengan yang terdapat dalam Shahih Muslim. Di antaranya menyerupai yang diceritakan oleh Ibn Hisyam dengan menyebutkan:
"Ibn Ishaq mengatakan: Sesudah tiba waktu pagi dan air tidak ada, mereka mengadukan hal itu kepada Rasulullah s.a.w. Lalu Rasulullah s.a.w. berdoa. Maka Allah mengirimkan awan dan hujanpun turun. Orang-orang sanggup minum dan sanggup membawa air berdasarkan keperluan mereka. Ibn Ishaq mengatakan: Maka 'Ashim b. 'Umar b. Qatada menceritakan kepada saya, lewat Mahmud b. Labid melalui orang-orang dari Banu Abd'l Asyhal, mengatakan, kataku kepada Mahmud: Adakah diantara orang-orang itu yang sudah sanggup membeda-bedakan saudara, bapa, paman dan keluarganya. Lalu kata Mahmud lagi: Beberapa orang dari golongan saya menyampaikan perihal adanya orang munafik yang sudah dikenal kemunafikannya. Ia selalu pergi bersama Rasulullah s.a.w. ke mana saja. Demikian juga mengenai soal air di Hijr dan mengenai Rasulullah s.a.w. yang berdoa, sehingga Allah mengirimkan awan, dan turunnya air hujan. Orang-orang sanggup minum. Kata mereka kami mendatanginya seraya mengatakan: Apalagi setelah itu!? Katanya: Awan lalu."
METODA SAYA DALAM PENYELIDIKAN INI
Adanya perbedaan ini di mata ilmu pengetahuan sesungguhnya tidak gampang untuk sanggup dipastikan. Orang yang mau menguji ini jangan hanya berpegang pada pendapat yang lebih besar dan kuat saja dengan dua macam sumber yang berlain-lainan, yang satu tak sanggup menguatkan, yang lain tak sanggup pula membantah. Apabila mereka memang tak sanggup menguatkan sumber itu, paling kurang mendiamkannya. Jika nanti ada orang lain yang menemukan bukti-bukti positif, sudahlah; kalau tidak, dalam arti ilmiah ia tetap belum sanggup dipastikan.
Inilah metoda yang saya pakai dari semula, ketika saya mengadakan penyelidikan mengenai peri hidup Muhammad pembawa risalah Islam ini. Sejak terniat oleh saya akan membuat karangan ini, memang yang saya kehendaki ialah suatu studi ilmiah sesuai dengan metoda ilmu pengetahuan sekarang, demi kebenaran semata-mata. Itu jugalah yang saya sebutkan dalam prakata buku ini, dan yang menjadi harapan saya pada epilog cetakan pertama buku ini. Mudah-mudahan maksud saya itu sanggup terealisasi dan usaha inipun sudah merupakan suatu penyelidikan ilmiah demi kebenaran ilmiah semata. Saya harapkan dengan ini bahwa saya telah merintis jalan ke arah penyelidikan-penyelidikan dalam bidang yang sama dengan lebih luas dan dalam, mencakup masalah-masalah psikologi dan spiritual, yang intinya akan mengantarkan umat insan kepada peradaban modern yang sama-sama kita cari itu. Saya yakin bahwa dengan mendalami penyelidikan demikian ini, rahasia-rahasia akan banyak diketemukan orang, suatu hal yang pada mulanya diduga tak ada jalan bagi ilmu pengetahuan akan sanggup mengungkapkannya. Tetapi kemudian ternyata, penyelidikan-penyelidikan psikologis dalam hal ini sanggup menawarkan analisa dan menjelaskan sejelas-jelasnya kepada segenap kaum cendekiawan. Rahasia-rahasia alam semesta dalam arti spiritual dan psikologis itu makin dikenal oleh umat manusia, hubungannya dengan alampun akan makin erat, dan akan bertambah pula ia merasa bahagia. Ia akan merasa makin senang terhadap segala yang ada dalam alam ini bilamana ia makin mengenal segala belakang layar gerak dan tenaga yang tadinya masih tersembunyi, menyerupai tenaga listrik dan gerakan ether, yang kemudianpun diketahui orang pula.
Oleh lantaran itu, setiap orang yang mau menggarap penyelidikan menyerupai ini, seharushya itu ditujukan kepada seluruh umat manusia, bukan hanya kepada kaum Muslimin saja. Tujuan pekerjaan inipun sesungguhnya tidak bersifat agama semata-mata - menyerupai mungkin ada yang menduganya demikian - melainkan tujuan sesungguhnya ialah supaya umat insan mengenal bagaimana ia harus menempuh jalan yang akan mengantarkannya kepada hidup yang lebih sempurna, yang oleh Muhammad sudah ditunjukkan jalannya kepada kita. Guna memahami tujuan itu memang tidak mudah, bila orang belum mendapatkan jalan ini dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang. Sumber daripada ini semua ialah pengetahuan dan iImu yang sebenarnya. Pemikiran yang tidak dilandasi oleh pengetahuan, tidak didasarkan kepada metoda-metoda ilmiah, sering akan membawa hasil yang salah dan meleset. Karena itu malah jauh dari tujuan sebenarnya. Kodrat kita sebagai insan akan membuat pemikiran kita besar sekali terpengaruh oleh temperamen (watak) kita sendiri. Sering juga mereka yang bersamaan ilmunya berbeda-beda pula pemikirannya. Tidak lain sebabnya ialah lantaran adanya perbedaan temperamen itu, sekalipun dalam mencapai maksud dan tujuan mereka sama jujur. Ada orang yang temperamennya tinggi, pemikirannya tajam, cepat bereaksi. Ada pula yang punya kecenderungan sufi, bawaannya stoik (tenang), menjauhi segala yang bersifat kebendaan serta pengaruhnya. Ada juga yang punya kecenderungan materialistik yang begitu besar, terpengaruh oleh segi materialismanya saja, sehingga tak sanggup lagi ia memikirkan adanya tenaga-tenaga lain yang sanggup dirasakan, yang ada di sekitarnya, yang sesungguhnya menguasai benda (materi) itu.
Di samping itu banyak lagi yang lain. Karena temperamen mereka yang berbeda-beda, maka berbeda pula pandangan dan evaluasi mereka terhadap sesuatu. Dalam bidang kulturil dan kehidupan praktis, perbedaan ini merupakan suatu kenikmatan besar bagi umat manusia, tapi dalam bidang ilmu dan nilai-nilai hidup yang lebih tinggi, yang hendak mencari kebaikan bagi seluruh umat manusia, hal ini merupakan suatu bencana. Tujuan studi sejarah hendaknya mencari nilai-nilai yang lebih tinggi dari hakekat hidup itu, dan hendaknya sanggup pula menghindari pengaruh-pengaruh emosi dan temperamen itu. Tak ada jalan lain dalam menghindarkan diri dari hal semacam itu kecuali bila orang benar-benar mau disiplin terhadap metoda ilmiah, dan jangan pula ilmu dan pembahasan ilmiah perihal sejarah atau bukan perihal sejarah itu hanya sebagai alat guna memperkuat nafsu dan tingkah lakunya sendiri.
PENYELIDIKAN-PENYELIDIKAN ORIENTALIS
Dari kalangan Orientalis yang dalam penyelidikan mereka disusun dalam pola ilmiah itu, masih banyak yang terpengaruh oleh tingkah laris dan temperamen demikian itu, juga tidak sedikit dari kalangan penulis-penulis Muslimin sendiri yang demikian. Dan anehnya, kedua mereka itu masing-masing mengikuti apa yang lezat saja berdasarkan selera dan kecenderungan mereka sendiri - dengan mengambil peristiwa-peristiwa yang dipakainya sebagai dasar penulisan mereka, yang katanya ilmiah, dengan maksud demi kebenaran. Dalam pada itu ia masih terpengaruh sekali oleh temperamen dan kecenderungan nafsunya sendiri. Sebagai bukti, bagaimanapun mereka masing-masing berusaha secara jujur dan teliti mau menguji satu sama lain perihal apa yang mereka tulis, namun pasti yang terbayang depan mata mereka, ialah peristiwa-peristiwa yang diciptakan oleh khayal mereka sendiri juga.
Sekiranya orang mau berusaha berdasarkan kemampuannya, melepaskan diri dari hawa-nafsu, dan berpegang hanya pada cara-cara ilmiah saja, tentu goresan pena demikian itu akan lebih kuat kuat dalam jiwa, tidak menyerupai goresan pena yang dipengaruhi oleh nafsu belaka. Saya sudah mencoba seperlunya menerangkan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan itu masing-masing - dalam pengantar cetakan kedua ini - seringkas mungkin, diubahsuaikan dengan tempat yang ada ini pula. Mudah-mudahan berhasil juga kiranya saya mencari kejujuran yang dimaksud itu.
Memang tidak gampang bagi kaum Orientalis itu dalam memeriksa masalah-masalah Islam demikian atau mengadakan penelitian dengan bersikap jujur, betapapun mereka mau berniat baik dan bersikap bebas dalam penelitian ilmiah itu. Tidak gampang bagi mereka menguasai semua seluk-beluk bahasa Arab sekalipun ilmu bahasa itu sudah mereka kuasai. Ditambah lagi mereka masih terpengaruh oleh cara hidup Katolik Eropa demikian rupa, sehingga kebanyakan mereka memandang agama-agama itu dengan pandangan penuh prasangka pula, sedang sebagian kecil lagi, yang masih memegang aliran Kristennya, terpengaruh pula oleh adanya pertentangan agama Katolik dengan ilmu pengetahuan. Maka dalam penyelidikan-penyelidikan mereka perihal Islam, merekapun kemudian terpengaruh menyerupai dalam penyelidikan-penyelidikan mereka perihal Katolik atau perihal agama pada umumnya. Maksud saya ialah terpengaruh oleh pertentangan yang merusak. Bagi kaum Orientalis yang jujur ini bukan suatu hal yang tereela. Tak ada orang yang sanggup membebaskan diri dari ketentuan-ketentuan lingkungannya sesuai dengan tempat dan waktu.
KAUM MUSLIMIN DAN PENYELIDIKAN
Akan tetapi, penyelidikan-penyelidikan mereka dalam masalah-masalah Islam masih diliputi oleh kabut purbasangka, yang jauh dari kebenaran. Karena itu juga, beban yang berat dan penting itu, hendaknya dipikulkan ke atas pundak para cendekiawan dari kalangan dunia Islam sendiri, baik yang aktif dalam ilmu agama atau dalam bidang ilmu lainnya, yakni beban melaksanakan pembahasan-pembahasan mengenai Islam secara teliti dan jujur, dalam lingkungan metoda yang ilmiah. Kalau mereka melaksanakan itu, dengan pinjaman pengetahuan mereka mengenai seluk-beluk bahasa Arab dan kehidupan orang Arab, maka penyelidikan mereka ini akan ada artinya sehingga akan membuat Orientalis-orientalis itu - atau sekurang-kurangnya sebagian dari mereka - meninjau kembali sebagian besar pendapat mereka itu. Mereka akan sanggup diyakinkan dengan hasil yang diperoleh oleh kaum cendekiawan dunia Islam itu dengan rasa puas dan senang hati.
Untuk mencapai hasil demikian inipun bukan soal yang mudah. Ia memerlukan kesabaran dan kegigihan dalam penyeIidikan itu, perlu mengadakan perbandingan dan pemikiran yang bebas. Tapi itu bukan suatu hal yang tidak mungkin, juga bukan soal yang terlalu sulit. Sungguhpun begitu ini yakni soal penting sekali dan akan besar pula pengaruhnya bagi hari kemudian Islam dan hari kemudian seluruh umat manusia.
Menurut ekonomis saya, melaksanakan pekerjaan ini sebaiknya harus dibedakan dulu antara dua perioda yang berlain-lainan dalam sejarah Islam: Yang pertama, dari permulaan Islam hingga terbunuhnya Usman. Yang kedua, dari terbunuhnya Usman hingga tertutupnya pintu ijtihad. Pada perioda pertama kaum Muslimin masih sepenuhnya kompak, belum dirusak oleh cerita-cerita perbedaan perihal khilafat, juga tidak oleh perang Ridda atau oleh penaklukan kaum Muslimin atas beberapa tempat yang sudah mereka kuasai.
Tetapi setelah Usman terbunuh, perselisihan di kalangan kaum Muslimin mulai berjangkit. Perang saudara antara Ali dan Muawiya pecah dan pemberontakan-pemberontakan terus berkecamuk, kadang terang-terangan, kadang dengan sembunyi-sembunyi. Ambisi politik telah memegang peranan penting dalam kehidupan agama. Guna menilai adanya pertentangan itu, dapatlah orang membandingkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam pidato Abu Bakr setelah pelantikannya (sebagai Khalifah) tatkala ia berkata: "Kemudian, saudara-saudara. Saya sudah dijadikan penguasa atas kau sekalian, dan saya bukanlah orang yang terbaik di antara kamu. Kalau saya berlaku tidak baik, luruskanlah saya. Kebenaran yakni suatu kepercayaan dan dusta yakni pengkhianatan. Orang lemah di kalangan kau yakni kuat setelah haknya nanti saya berikan kepadanya insya Allah, dan yang kuat bagi saya yakni lemah setelah haknya itu nanti saya ambil, insya Allah. Apabila ada golongan yang meninggalkan usaha di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila kejahatan itu meluas pada suatu golongan, maka Allah akan membuatkan peristiwa pada mereka. Taatilah saya selama saya taat kepada (perintah) Allah dan RasulNya. Tapi apabila saya membangkang terhadap (perintah) Allah dan Rasul, maka gugurlah kesetiaanmu kepada saya. Laksanakanlah shalat kamu, Allah akan merahmati kau sekalian," - dengan pidato Mansur dari Banu 'Abbas, yang setelah ia mencapai puncak mahligainya mengatakan: "Saudara-saudara, saya yakni penguasa kau dengan anugerah dan dukunganNya. Saya yakni pengawal hartaNya. Saya melaksanakan ini atas kehendakNya dan keinginanNya, menawarkan harta atas perkenanNya. Allah telah menjadikan saya sebagai kunci. Kalau dikehendakiNya akan dibuka, maka dibukaNyalah saya, supaya dapat.memberikan dan membagi-bagi rejeki kamu. Kalau Ia menghendaki menutup saya, maka ditutupNyalah saya ..."
Biarlah orang membandingkan sendiri kedua macam pidato itu supaya sanggup melihat perubahan yang begitu besar atas prinsip-prinsip kehidupan Islam selama masa kurang dari dua abad, suatu perubahan yang mengalihkan cara musyawarah kaum Muslimin, kepada kekuasaan mutlak yang diambil atas nama hak suci itu.
Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang hingga membawa jawaban perubahan dasar-dasar hukum, yakni kenyataan yang telah mengakibatkan kedaulatan Islam kemudian menjadi lemah dan mundur. Di samping berkembangnya Islam dan peradaban Islam selama dua kurun berturut-turut setelah terbunuhnya Usman, di samping adanya kegiatan Islam memasuki beberapa kerajaan, menaklukkan raja-raja di bawah Mongolia dan Saljuk - setelah yang pertama mengalami kehancuran - maka perioda pertama yang berakhir dengan terbunuhnya Usman, yakni perioda yang telah membina prinsip-prinsip yang sesungguhnya dalam kehidupan Islam pada umumnya. Hanya ini yang boleh dijadikan pegangan yang pasti dan positif akan segala yang telah terjadi itu supaya orang mengetahui prinsip-prinsip yang sebenarnya.
Adapun setelah perioda itu, di samping adanya perkembangan ilmu dan pengetahuan pada masa dinasti Umayya - lebih-lebih pada masa dinasti 'Abbasia, tangan-tangan kotor sudah mulai menodai prinsip-prinsip pokok yang sesungguhnya itu, untuk kemudian diganti dengan ajaran-ajaran yang sering sekali bertentangan dengan jiwa Islam, dan kebanyakannya malah untuk maksud-maksud politik syu'ubia [1] (rasialisma).
[1] Suatu paham politik pada masa permulaan persekemakmuran Islam bangsa-bangsa yang menolak hak-hak istimewa orang-orang Arab (A).
Adanya orang-orang asing, orang-orang Yahudi dan Nasrani yang akal-akalan masuk Islam, mereka itulah pula yang turut membuatkan cara-cara gres itu, mereka tidak ragu-ragu turut mendorong diciptakannya hadis-hadis yang dihubung-hubungkan kepada Nabi 'alaihissalam, atau mendakwakan sesuatu kepada para Khalifah yang mula-mula, yang memang tidak sesuai dengan sejarah hidup dan sifat-sifat mereka itu.
Apa yang ditulis orang mengenai perioda belakangan ini, tidak sanggup dijadikan pegangan secara ilmiah tanpa mengadakan penelitian kembali dan kritik yang benar-benar mendalam dengan tidak dipengaruhi oleh nafsu atau kecenderungan-kecenderungan pribadi. Yang pertama sekali perlu kita lakukan ialah menolak segala yang bersifat pertentangan dan tidak sesuai dengan Qur'an, meskipun tumbuhnya pertentangan itu dihubung-hubungkan kepada Nabi. Yang boleh dipercaya dari apa yang pribadi diceritakan dan sanggup juga digunakan sebagai dasar menguji yang tiba kemudian, ialah masa permulaan Islam hingga waktu terbunuhnya Khalifah yang ketiga. Saya kira kalau semua ini kita lakukan dengan segala ketelitian ilmiah, kita akan sanggup menawarkan suatu lukisan yang sesungguhnya perihal aliran Islam yang murni, dan dari kehidupan Islam yang pertama pula; yakni kehidupan intelektual dan spiritual yang begitu kuat dan luhur, sehingga membuat Arab pedalaman dari jazirah itu dalam waktu beberapa puluh tahun saja sanggup tersebar di muka bumi ini, guna menegakkan - dalam pelbagai negara - dasar-dasar peri kemanusiaan yang paling luhur yang pernah dikenal sejarah. Kalau dalam hal ini kita berhasil, kepada umat insan tentu kita akan sanggup mengungkapkan suatu ufuk gres yang akan mengantarkan kita hingga sanggup mengetahui seluk-beluk alam dalam arti psikologis dan spiritual, dan dengan mengetahui ini, akan makin erat pula kekerabatan itu dan akan membawa kenikrnatan dan kebahagiaan hidup bagi umat manusia. Ia akan merasa makin senang terhadap segala yang ada dalam alam ini bilamana ia makin mengenal segala belakang layar gerak dan tenaga yang tadinya masih tersembunyi menyerupai tenaga listrik dan gerakan ether, yang kemudianpun diketahui orang pula.
Kalau dalam hal ini kita berhasil, tentu itu yakni jasa Islam terhadap umat insan sekarang, menyerupai yang juga sudah terjadi pada permulaan sejarah Islam dahulu, tatkala orang-orang Arab keluar dari lingkungan jazirahnya, keluar membuatkan prinsip-prinsip Islam yang luhur ke seluruh dunia.
Langkah pertama yang perlu kita lakukan dalam hal ini - dalam mengabdi kepada kebenaran dan kemanusiaan - ialah benar-benar mendalami studi perihal sejarah hidup Nabi, sehingga sanggup membukakan jalan bagi umat insan ke arah peradaban yang selama ini menjadi cita-citanya. Dalam melaksanakan studi ini Qur'an yakni sumber yang paling otentik, sebagai kitab yang tidak akan membawa kepalsuan dan tidak pula dicampur dengan segala hal yang masih meragukan. Kitab yang selama tigabelas kurun ini tetap dan akan tetap terus demikian selama hidup manusia, sebagai suatu mujizat sejarah dalam kemurnian teksnya, sebagaimana sudah dikuatkan oleh firman Allah: "Kami yang telah menawarkan Qur'an ini dan Kami pula yang menjaganya" (Qur'an, 15: 9). Seperti semenjak dahulu juga, ia akan tetap sebagai mujizat Muhammad yang hidup, semenjak diwahyukan Allah kepadanya hingga berakhirnya dunia dengan segala isinya ini. Segala yang bekerjasama dengan sejarah hidup Muhammad harus dihadapkan kepada Qur'an, mana yang cocok itu yakni benar, dan mana yang tidak cocok samasekali tidak benar.
Dalam studi permulaan ini, memang ke arah itu yang saya usahakan, sekuat kemampuan saya. Sesudah selesai cetakan pertama buku ini saya tinjau kembali, saya bersyukur kepada Allah atas taufikNya itu. Sayapun berharap semoga Tuhan akan memberi petunjuk dan pertolongan serta membukakan jalan bagi barangsiapa yang akan meneruskan studi demikian ini secara ilmiah dengan lebih mendalam lagi.
Tuhan, kepadaMu juga kami mempercayakan diri, kepadaMu juga kami kembali dan kepadaMu juga kesudahan segala ini.
Related Posts
Contributors
Label
- 2016 2
- 2017 2
- 2018 1
- 2019 1
- 4 karakter manusia 1
- 4 sifat manusia 1
- 9 Mei 2017 1
- abdurrahman wahid 1
- About 1
- Aceh Tengah 2
- administrasi 3
- Admob 4
- Admob Auto 1
- Admob Auto Impression 2
- Admob Blackhat 1
- Admob HK 1
- Admob Impression 1
- Admob Pilot 1
- Admob Terbaru 1
- Admob Trick 1
- Admob Trik 1
- AdSense 87
- Adsense Mobile 2
- Advan 9
- Advertorial 2
- adword 2
- AdWords 2
- Africa 1
- AGC 1
- AGC Baru 2018 1
- AGC Dojo 1
- AGC Ecomobi 1
- AGC Terbaru 1
- ahlulbait 1
- Air 2
- Akhir Zaman 2
- Akhlaq 62
- Aksi Peduli Kosmetik Aman & Obat Tradisional Bebas Bahan Kimia Obat 2
- AksiPeduliOTKosAman 2
- al amin 1
- Al-Quran 1
- Alat Bekam 1
- Album 2
- Aldo 1
- alfashdu 1
- Ali bin abi thalib 4
- ali perang khandaq 1
- aliansi 1
- All About 7 8
- Allah 1
- Alquran 7
- Amalan 11
- Amanah 1
- America 1
- AMP Blogger Template 1
- ampas 1
- anak 1
- android 117
- aneh 2
- aneh tapi nyata 1
- ANEKA AYAM 34
- ANEKA BUBUR KOLAK 5
- ANEKA CAMILAN 18
- ANEKA DAGING 24
- ANEKA ES 5
- ANEKA GORENGAN 17
- ANEKA IKAN SEAFOOD 35
- ANEKA JAJANAN 30
- ANEKA KUE 10
- ANEKA KUE BASAH 11
- ANEKA KUE KERING 11
- ANEKA MIE PASTA 6
- ANEKA MINUMAN 7
- ANEKA NASI 6
- ANEKA PUDING 9
- ANEKA ROTI 4
- ANEKA SAMBAL 12
- ANEKA SAYUR MAYUR 50
- ANEKA SUP SOTO 12
- ANEKA TAHU TEMPE 25
- ANEKA TELUR 13
- angin 1
- Animasi 1
- Animation 1
- Anime 9
- antivirus 16
- Aplikasi 1
- App web 3
- Aqidah 43
- Arab 113
- arab badui 1
- arah kiblat 1
- Artikel 106
- Artikel Review 14
- Artis 6
- asal mula 3
- asal usul 1
- Asam Urat 2
- Asia 2
- Asuransi 2
- Asuransi Jiwa 2
- Asus 1
- Australia 2
- Awards 2
- Ayat Hadist Sedekah 3
- Ayat Kursi 1
- bacaan dalam sholat 1
- Bacaan Ringan 10
- bacaan shalat 1
- bacaan shalawat 1
- Bacaan Sholat 4
- bacaan tasbih 1
- BackPacker 7
- Badminton 1
- Bahasa 6
- bahasa arab 1
- Bahasa Gaul 1
- Bahasa Indonesia 13
- bahasa indonesia inggris 2
- Bahasa Inggris 17
- bahasa jawa 1
- Bahasa Jurnalistik 2
- Bahasa Media 2
- Bahaya Bekam 1
- Bali 1
- Bandung 1
- barang bekas 1
- barang sisa 1
- BBM 3
- bbm dp 2
- bbm dp unik 3
- bbm keren lucu 157
- bbm unik dp 2
- BebasBayar 1
- Bekam 6
- Bekam Insisi 2
- Bekam Jarum 1
- bekam seksual pria 1
- Bekam Steril 5
- Bekam Tusuk 1
- Bellphone 1
- BEO 1
- bergerak dp bbm 1
- Berhijab 1
- Berita 85
- berita aneh 1
- Berita Islami 1
- bermanfaat 1
- bersiul 1
- Bersuci 2
- Bersyukurlah 5
- Bhs Jawa 2
- Bid'ah Hasanah 1
- Big TV 1
- binary options 1
- Biodata 12
- Biodata dan Profil Pemain 1
- Biodata Youtuber Indonesia 2
- Biografi 20
- Biografi (Sirah) 1
- Biologi SMA 4
- Biologi SMP 6
- Bisnis 15
- Bisnis Afiliasi 1
- Bisnis Internet 23
- Bisnis Online 75
- BlackBerry 1
- Blackhat 1
- Blackhat Adsense Mobile 1
- Blitar 1
- Blog 408
- Blogger 93
- Blogger Tips 107
- Blogging 119
- Blogging Competition 1
- blogging tips 6
- Blogpedia 86
- Blogspot 37
- BPOM 2
- broker 1
- browser 15
- budaya 2
- budidaya jahe merah 2
- Buku Pelajaran 1
- Bulan Mulia 1
- bung karno 2
- BURGER 1
- Cake 12
- Canon IP 2770 2
- Canon mp237 1
- Cantik 2
- cara 2
- Cara Membangun Blog Yang Baik 18
- cara membayar tagihan 1
- Cara Membuat 2
- Cara Mempercantik Blog 11
- cara menanam jahe merah 2
- Cara Merawat Rambut Kasar 1
- Cara Merawat Rambut Rontok 1
- Cara Merawat Rambut Rusak 1
- Cara Merawat Rambut Rusak Dan Kasar Dengan Produk Creambath 1
- cara tanam jahe 2
- cari uang di internet 3
- cegah kerontokan dengan creambath 1
- CENDET 1
- ceramah 1
- Cerita 4
- Cerita Inspirasi 4
- CILILIN 1
- Cinta 2
- cinta khadijah 1
- ciri psikologis manusia 1
- Cloud Hosting 3
- COC 1
- Codeigniter 17
- Combination 60
- Contact 2
- Content Promotion 1
- Contoh 31
- Contoh Majas 1
- Contoh Motto 2
- Contoh Pantun 2
- Contoh Pribahasa 1
- Contoh Puisi 9
- Contoh Surat Izin 4
- Coolpad 1
- CPS Ecomobi 1
- CSS 78
- CUCAK IJO 5
- Dajjal 1
- dapur 2
- Daun kemangi 1
- daun kemangi manfaatnya 1
- daun tembakau 1
- Depresi 2
- Desain 2
- Desain Blog 3
- Desain Dapur 2
- Desain Halaman Rumah 4
- Desain Klasik 8
- Desain Minimalis 21
- Desain Modern 15
- Desain Ruang Keluarga 2
- Desain Ruang Tamu 3
- Desain Rumah 1
- Desain Website 1
- Design 1
- Diet 32
- diri sendiri 1
- Disclaimer 1
- Disqus 8
- DNS 7
- Doa Harian 1
- Doa Sholat 3
- Dojo Official 1
- Dollaer dari Ecomobi CPS 1
- Dollar Ecomobi 1
- domain 9
- Dosa 1
- Download 6
- download dp bbm lucu bahasa jawa lucu dan unik terbaru 1
- download dp lucu 2
- Download Film 1
- Download Template Evomagz Gratis 1
- Download Tools Admob Auto Impression 1
- Download Windows 10 1
- Download Windows 10 Update Redstone 4 Build 17133.1 1
- Download Windows 10 Update Redstone 4 Build 17133.1 x64 x86 bit Final Terbaru Gratis 1
- DP BBM 3
- dp bbm bergerak 1
- DP BBM Keren 1
- DP BBM lucu 2
- dp bbm lucu terbaru 2
- dp bbm terbaru 2
- DP BBM unik 3
- dp bbm unik dan aneh 1
- dp bergerak 1
- dp lucu 1
- Drama 3
- Drama China 1
- Drama Jepang 1
- Drama Korea 138
- Drama Korea 2003 1
- Drama Korea 2005 3
- Drama Korea 2008 3
- Drama Korea 2009 7
- Drama Korea 2010 6
- Drama Korea 2011 6
- Drama Korea 2012 11
- Drama Korea 2013 11
- Drama Korea 2014 15
- Drama Korea 2015 57
- Drama Korea 2016 93
- Drama Korea 2017 74
- Drama Korea 2018 10
- Drama Korea Sedih 7
- Drama Korea Terbaru 213
- Drama Mandarin 1
- Drama Memasak 1
- Drama On Going 21
- Drama Taiwan 2
- Drama Turki 4
- Drama Yang di Bintangi 6
- Dunia 17
- dzikir sesudah sholat 1
- Dzikir Sholat Dhuha 1
- Ecomobi AGC Terbaru 1
- efek rokok 1
- Ekonomi SMA 1
- elektronik 2
- Email 7
- Enable ADB 1
- Entertainment 14
- Epson 1
- Epson L120 1
- Epson L1300 1
- Epson l1800 1
- Epson L3110 2
- Epson L360 1
- Epson L805 1
- Error Facebook Sahabat AGC 1
- Errorr Breadcrumb 1
- Europe 1
- Evercoss 5
- Evo Magz 1
- Exmobile 1
- facebook 60
- Facebook. Facebook error 1
- Fact & Hoax 1
- Fadilah 1
- Fakta Menarik 14
- fakta tembakau 1
- Fasapay 1
- fashd 1
- Film 1
- Film 2005 3
- Film 2018 1
- Film Barat 1
- Film Mandarin 1
- Films 1
- finansial 1
- Fiqih 44
- Fiqih Puasa 2
- Fiqih Shalat 1
- Fiqih Wanita 1
- Fisika 1
- Fisika SMA 4
- Fisika SMP 6
- Font 1
- Foto Jurnalistik 1
- Foto Lee Min Ho 5
- Foto Park Shin Hye 2
- Fresh 66
- Frp 28
- Furniture 15
- Gadget 17
- gambar bergerak 1
- gambar dp lucu 1
- Gambar Kata Kata 275
- gambar kata mutiara 2
- gambar lucu bbm 1
- Game 14
- gandarwa 1
- Garis Insisi 1
- Gaya hidup 21
- Gaya Rambut 2
- General 17
- Genre Action 18
- Genre Crime 11
- Genre Detektif 3
- Genre Family 39
- Genre Fantasi 35
- Genre Historical 19
- Genre Horor 1
- Genre Kerajaan 10
- Genre Komedi 70
- Genre Kriminal 8
- Genre Legal 3
- Genre Medis 10
- Genre Melodrama 50
- Genre Musik 7
- Genre Mystery 7
- Genre Office 2
- Genre Romantis 124
- Genre Sekolah 23
- Genre Sports 3
- Genre Supernatural 1
- Genre Thriller 20
- Genre Web Drama 2
- Geografi SMA 2
- Gmail 3
- Google 15
- Google Adsense 25
- google drive 1
- Gratis Evo magz 1
- Gus Dur 1
- Hadis dan Ilmunya 15
- Hadist motivasi akhlak terpuji 1
- Hadits 49
- Hadits Arbain 42
- Haid 1
- Hajar Aswad 2
- Haji 2
- Hakikat 1
- hantu 1
- Haram 1
- Hardware 11
- Harga 9
- Harga HP 2
- Harga Mesin 5
- Harga Sony Xperia 1
- Harus Tahu 6
- Herba 1
- Hiburan 1
- Hikam 3
- Hikmah 5
- hikmah islam 2
- Himax 1
- History 9
- Hobby 4
- Hobi 4
- Hosting 5
- Hosting Gratis 1
- Hotel 1
- HP HTC 1
- HP Samsung 2
- HTML 80
- Huangmi 1
- Hubungan 2
- Hukum 2
- hukum islam 1
- Humor 1
- Idul Adha 18
- Idul Fitri 16
- Ijtihad 1
- Iklan Facebook 1
- Ilmu Fiqih 1
- ILMU SEDEKAH 1
- imam ali 1
- imam ali bin abi thalib 1
- imam ali tentang puasa 1
- Index 42
- Indonesia 4
- Indonesiaku 20
- infinix 1
- Info 123
- info aneh 3
- info kesehatan 4
- Info Menarik 1
- Info Penyakit 12
- info unik 3
- info unik terbaru 1
- informasi 1
- Informasi Terbaru 1
- informasi unik 3
- Information 40
- Inspirasi 11
- inspiratif 1
- instagram 14
- Instagram Tutorial 1
- Intemezo 1
- Internasional 3
- Internet 140
- Internet Marketing 18
- investasi 10
- IPA 2
- ir soekarno 2
- Iridology 1
- Islam 6
- Islami 196
- islami kata bijak 1
- Islamic History 13
- Islamophobia 1
- Istighfar 3
- Jadwal 2
- Jajanan 3
- JALAK 3
- Jantung 1
- Javascript 55
- Jawa 5
- jawa kuno 2
- jawa lucu 1
- Jenaka 1
- Jihad 1
- Jodoh 1
- Joo Won 1
- jQuery 26
- JTBC 6
- Jual Beli Rumah 2
- jual bibit jahe merah 2
- Jualan Online 1
- Jumat dan Sabtu 4
- Jumlah 10
- Jurnalis Online 1
- Jurnalisme 1
- Jurnalisme Warga 1
- Jurnalistik 21
- Jurnalistik Mahasiswa 1
- Jurnalistik Online 4
- KACER 7
- Kalimantan 1
- kalimat Motivasi 1
- Kalkulator Matematika 1
- Kamar Mandi 1
- Kamera 1
- Kampus 2
- Kang Min-Hyuk 2
- Karangan 7
- karir 3
- Karya Ilmiah 4
- Kata Baku 1
- Kata Bijak 21
- kata bijak cinta 1
- kata bijak cinta romantis 1
- kata bijak islam 1
- kata bijak islami 3
- kata bijak islami kehidupan 1
- kata bijak islami terbaru 1
- kata bijak kehidupan 1
- kata bijak wanita 1
- kata cinta romantis 1
- kata indah 1
- kata islam motivasi 1
- kata islami bijak 1
- Kata Kata 3
- Kata Kata Bahagia 2
- Kata Kata Bijak 30
- kata kata bijak cinta 1
- kata kata bijak islam 1
- kata kata bijak islami 1
- kata kata bijak kehidupan 1
- kata kata bijak tentang kehidupan 1
- Kata Kata Bijak Yusuf Mansyur 1
- Kata kata Cinta 21
- kata kata cinta bijak 1
- kata kata cinta romantis 1
- Kata Kata Galau 7
- Kata Kata Hikmah 2
- kata kata indah 2
- Kata Kata Inspiratif 3
- kata kata islam motivasi 1
- kata kata islam motivasi diri 1
- Kata Kata Islami 10
- Kata Kata Kecewa 2
- Kata Kata Keren 1
- Kata Kata Lucu 5
- Kata kata Mohon Maaf 1
- Kata Kata Motivasi 11
- kata kata motivasi bahasa inggris 1
- Kata kata Motivasi Bahasa Inggris dan artinya 1
- kata kata motivasi islam 2
- kata kata motivasi islami 1
- kata kata motivasi kehidupan 2
- kata kata Motivasi kehidupan bahasa inggris 1
- kata kata motivasi kerja 2
- Kata Kata Mutiara 10
- kata kata mutiara islam 1
- Kata Kata Pendidikan 2
- Kata Kata Perpisahan 3
- Kata Kata Romantis 4
- kata kata romantis cinta 1
- Kata kata Sedih 3
- Kata Kata Sindiran 2
- kata kata tentang kehidupan bijak 1
- Kata Kata Tokoh 6
- Kata Kata Ucapan Wisuda 1
- kata motivasi 5
- kata motivasi belajar 1
- kata motivasi belajar siswa 1
- kata motivasi islam 2
- kata motivasi islam singkat 1
- kata motivasi islami 1
- kata motivasi kata 2
- kata motivasi pelajar 1
- kata mutiara bahasa inggris dan artinya 2
- kata mutiara cinta 1
- kata mutiara imam ali tentang puasa 1
- kata mutiara islami 3
- kata mutiara islami imam Ali 1
- kata mutiara islami tentang puasa 1
- kata mutiara kehidupan 1
- kata penyemangat 1
- kata perjuangan 2
- Kata-kata 15
- kata2 islam 1
- kata2 mutiara cinta 1
- katakata 1
- KBS1 1
- KBS2 9
- keadilan 1
- Keajaiban Sedekah 11
- Kebenaran 2
- kebijaksanaan 2
- Kecantikan 19
- kediri 1
- kegunaan pasta gigi 1
- Kehamilan 12
- kehidupan 1
- Keikhlasan 2
- Kelas Menulis 6
- Keluarga 1
- kemangi 1
- kemangi herbs 1
- kemangi leaves 1
- Kematian 4
- KENARI 2
- keperawatan islam 1
- kepercayaan 1
- Kerajaan 1
- kerajaan daha 1
- kerajaan majapahit 1
- kerajaan sunda galuh 1
- Kesehatan 172
- keturunan dewa 1
- Keuangan 5
- Keutamaan Ramadhan 23
- khadijah 1
- Khasiat 4
- khasiat daun 1
- khasiat pasta gigi 1
- Khotbah Jumat 1
- khutbah 1
- khutbah jumat 1
- Khuthab 3
- Kim Tae Hee 1
- Kimia SMA 3
- Kisah 14
- kisah ali 1
- kisah cinta romantis 1
- kisah haru 1
- kisah hidup 2
- kisah hikmah 1
- kisah hikmah sufi. 1
- kisah hikmah teladan 2
- kisah imam ali 1
- kisah inspiratif 1
- kisah inspiratif islami 2
- kisah inspiratif motivasi 1
- kisah inspiratif penuh hikmah 1
- kisah islam 1
- Kisah Islami 15
- kisah lucu 1
- kisah nabi 1
- KISAH NYATA 29
- KISAH NYATA 2 18
- kisah perang nabi 1
- kisah sahabat 1
- kisah wayang kulit 1
- Kisi-Kisi UKG 1
- Kisi-Kisi UN 2014 2
- Kisi-Kisi UN 2017 1
- Kisi-Kisi UN 2018 1
- Kitab 33
- kitab kuno jawa 1
- Knowledge 13
- Koleksi Gambar 30
- koleris 1
- Komedi 1
- Komputer 84
- Komunikasi 1
- Komunitas Blogger Jakarta 2
- kontes 1
- Kontes SEO 1
- kopi 1
- Korea 2
- Korea Updated 11
- KPR 1
- KSBS 3
- KSM 2
- Kubur 1
- Kuliah Online 6
- Kultum 74
- Kumpulan 4
- kumpulan DP BBM 1
- kumpulan kata bijak islami 1
- kumpulan kata motivasi belajar 1
- kumpulan motivasi untuk pelajar 1
- Kurikulum 2013 SMA 1
- Kurikulum 2013 SMP 1
- KUTILANG 1
- kutipan islami tentang puasa 1
- kutipan kata bijak islami tentang puasa 1
- kutipan kata motivasi 3
- kutipan pidato 1
- lahirnya para dewa 1
- Lain 30
- Lain-lain 19
- lainnya 232
- laravel 10
- Lauk 7
- Lava 1
- layang-layang 1
- Leagoo 1
- Lee Min Ho 9
- Lee Seung Gi 2
- leluhur jawa 1
- Lenovo 4
- Lifestyle 5
- Lirik Lagu 2
- Listrik 38
- Liverpool 11
- Liverpool FC 35
- Logo 1
- LOVEBIRD 14
- lucu 1
- luka 1
- mahasiswa 1
- majapahit runtuh 1
- Makalah 4
- Man Jadda Wajada 2
- Mandi Besar 1
- manfaat daun kemangi 1
- manfaat kopi 1
- manfaat lain 1
- manfaat lain pasta gigi 1
- manfaat odol 1
- manfaat rokok 1
- manfaat rokok bagi kesehatan 1
- manfaat tembakau 1
- manfaat unik kopi 1
- manfaat yoghurt 1
- manusia jawa pertama 1
- manusia sifat 1
- MANYAR 1
- marketing 2
- Marketplace 10
- Mas Sugeng 1
- Masker Alami 5
- Matematika 2
- Matematika SMA 20
- Matematika SMK 4
- Matematika SMP 3
- Maxtron 10
- Mazhab 1
- MBC 7
- Media 3
- Media Online 3
- Media Siber 1
- Media Social 8
- Media Sosial 1
- melamar khadijah 1
- melamar muhammad 1
- melankolis 1
- memanfaatkan 1
- membagi roti 1
- menikmati hidup 1
- Menjual Asuransi 3
- Menuju ALLAH SWT. 1
- Menulis 1
- Merawat kulit 48
- Merawat Mata 9
- Merawat Rambut 7
- merek dunia 2
- merek terkenal dunia 2
- merk 2
- Metafisis 2
- Misteri 1
- mitologi 1
- mitologi jawa 2
- mitos 1
- Modem 1
- moh ridwan meuraksa 2
- Monetisasi 40
- motivasi 12
- motivasi bahasa inggris 1
- motivasi belajar 1
- motivasi diri 1
- motivasi hidup 1
- motivasi islam kata kata 1
- motivasi kata islam 1
- motivasi kata kata 2
- motivasi kata kata islam 1
- motivasi kehidupan 1
- motivasi kerja 1
- motivasi perjuangan 1
- motivator 1
- Motor 1
- Movie 12
- MP3 TADABUR AL-QURAN 1
- Ms Excel 2
- Ms Word 6
- Muallaf 1
- Mufradat 189
- Muhadatsah 38
- muhammad 1
- Muharram 1
- Muhasabah 3
- Multimedia 17
- multipenyakit 1
- MURAI BATU 28
- murid 1
- Music 17
- Musik 34
- Muslim 2
- muslimah 1
- My Creativity 1
- My Diary 13
- nabi adam 1
- Nabi Muhammad 2
- Nabi Muhammad SAW. 6
- nahdatul ulama 1
- nama aneh 2
- nama merek 2
- Nasehat 2
- Nasional 2
- Naskah Drama 3
- NAVER tvcast 2
- nenek moyang jawa 1
- Neraka 1
- Networking 10
- News 49
- Nexcom 2
- Niagahoster 1
- Niat Puasa 3
- Niat Shalat 1
- niat sholat 3
- nisfu syaban 1
- NOAH 26
- noda 1
- Nokia 2
- Notepad 3
- NU 1
- Nuansa Alam 2
- OCN 1
- Off Topic 2
- Office 5
- Olahraga 7
- omepros 1
- Optimasi blog 6
- orang jawa 2
- origin of java 1
- OSN Matematika 12
- PageSpeed 4
- Paket Internet 6
- Palestine 1
- Panduan 6
- Pantun Cinta 1
- Papua 1
- Parenting 4
- Park Min Young 4
- Park Shin Hye 6
- pasta gigi untuk kecantikan 1
- patih gajah mada 1
- payoneer 6
- Paypal 2
- Pelatihan Jurnalistik 1
- PELATUK 1
- pelopor bekam steril 1
- peluang bisnis 2
- peluang bisnis jahe merah 2
- peluang usaha 56
- pemasaran jahe merah 2
- Pembahasan Soal 38
- Pembawa Acara 1
- Pembekam 1
- Pemula 3
- penelitian 1
- Pengetahuan 5
- penghuni jawa 1
- Pengobatan 1
- Penjasorkes 3
- Penyakit 36
- Penyakit Wanita 2
- Penyedia SSL 1
- penyejuk hati 1
- Peradilan 1
- Perang 1
- perang ali bin abi thalib 1
- Perang bubat 1
- perang jawa 1
- perang nabi muhammad 1
- perang nabi muhammad saw di madinah 1
- perang nabi terbesar 1
- perang sunda 1
- Perbuatan 4
- Peristiwa 3
- perjuangan hidup 1
- PERKUTUT 4
- pernikahan khadijah 1
- pernikahan muhammad 1
- Pers Kampus 1
- Pers Mahasiswa 1
- Persib Bandung 1
- Personal Branding 1
- Personal Growth 9
- Pertanyaan 1
- Pertolongan Allah 2
- perusahaan 2
- pewayangan 2
- PICOpad 1
- Pictures 1
- pidato 2
- Pinjaman Online 1
- PKL 2
- PLECI 3
- plegmatis 1
- Plugin Wordpress 4
- POKSAY 1
- Poligami 1
- Politik 1
- Posting Blog 1
- Powerpoint 1
- PPKN 12
- Prabu Hayam Wuruk 1
- Prediksi UN 167
- presiden 1
- Presiden Soekarno 1
- Printer 22
- Privacy 2
- Pro Tips 15
- Pro Tricks 34
- produk mendunia 2
- Profil 4
- Profile 2
- psikologi galen 1
- Puasa 8
- Puasa Daud 2
- Puasa Ramadhan 4
- Puasa Senin Kamis 5
- Puasa sunat 3
- Public Speaking 2
- Puisi Ayah 1
- Puisi Cinta 1
- Puisi Perpisahan 1
- pulau jawa 1
- Qasas 16
- Qmobile 1
- Qunut 1
- Quotes 5
- quotes love 1
- Qurban 7
- Ragam 6
- RAHASIA SEDEKAH 15
- raja jawa 1
- Ramadhan 13
- Rambut 1
- Rasul SAW 1
- Registry 3
- Renungan 41
- Repair Firmware 1
- Replika 2
- Reportase 1
- Resep 95
- Resep Cemilan 10
- resep daun kemangi 1
- Resep Kue 16
- Resep Masakan Eropa 2
- Resep Masakan Italy 1
- Resep Masakan Korea 1
- Resep Masakan Nusantara 24
- Resep Masakan Thailand 1
- Resep Minuman 13
- review 17
- Review Buku 1
- Review Website 16
- Risalah 3
- riset keyword 2
- ritual 1
- rokok 1
- Romantis 7
- RSMRM 5
- Ruang Makan 2
- Rumah Idaman 4
- Rumah Klasik 3
- rumah sakit 2
- Rumah Type 36 2
- Rumah Type 45 2
- Rumah Type 60 2
- Sabtu dan Minggu 2
- sahabat 1
- Sahabat AGC 1
- samsung 7
- sang hyang 1
- sanguinis 1
- sayyidina ali ra 1
- SBMPTN 49
- SBS 7
- Scan 2
- Sclerology 1
- Script 3
- security 12
- Sedih 1
- Sejarah 8
- sejarah jawa 1
- sejarah kolonial 1
- sejarah perang nabi 1
- sejarah sunda 1
- Sekolah 12
- self motivation 1
- self motivator 1
- semangat 2
- semangat belajar 1
- semangat hidup 1
- Senin dan Selasa 4
- SEO 283
- SEO brief 15
- SEO Offpage 11
- SEO Onpage 20
- SEO Tip 4
- SEO tips 13
- Sepakbola 29
- Serba - Serbi 30
- Serba Serbi 6
- Serba-serbi 2
- Setelah Sholat Dhuha 1
- Shalat 2
- Shalat Istikharah 1
- Shalat Jamak 3
- shalat jenazah 1
- Shalat Jumat 1
- Shalat Sunat 2
- Shalat Witir 5
- shalawat nabi 2
- sholat 4
- Sholat Dhuha 9
- Sholat Fardhu 1
- sholat hajat 1
- sholat istikhoroh 2
- Sholat Jenazah 6
- sholat jumat 3
- Sholat Subuh 1
- Sholat Sunat 1
- Sholat Tahajud 2
- sholat tasbih 1
- Sholat Wajib 1
- sholehah 1
- Shopee 3
- Shopee Paylater 1
- Siaran 1
- sifat dasar manusia 1
- sifat psikologis manusia 1
- Silahturrahmi 13
- Silaturahim 1
- siluman 1
- SIMAK UI 2
- Simulasi Matematika 1
- Sinetron 1
- Sinopsis Drama Filipina 2
- Sinopsis Drama India 15
- Sinopsis Drama Jepang 1
- Sinopsis Drama Korea 232
- Sinopsis Drama Turki 3
- Sinopsis Film 15
- Sinopsis Film 1998 2
- Sinopsis Film 2014 3
- Sinopsis Film Barat 13
- Sinopsis Film Indonesia 2018 1
- Sinopsis Gopi 5
- Sinopsis Mohabbatein 10
- Sinopsis Telenovela 1
- sirah nabi perang khandaq 1
- Sirah Rasul 1
- SIRTU 2
- Situs Berita 1
- siulan 1
- Skema 1
- SKL UN 2014 2
- SKL UN 2017 1
- SKL UN 2018 1
- Slang 1
- Smart Solution 8
- Smartphone 13
- SNMPTN 20
- Soal Listening 2
- Soal SBMPTN 27
- Soal SNMPTN 19
- Soal Ujian Nasional 46
- Soccer 37
- social media 1
- soeharto 1
- Software 54
- Solat Dhuha 1
- Song Joong-Ki 1
- Song Lyrics 11
- Sosial Media 51
- Sosiologi SMA 3
- Spaylater 1
- SPC 2
- Speaking 2
- Spinjam 2
- Sport 57
- SRIGUNTING 1
- SRINDIT 2
- SSL Certificate 1
- STAI 3
- STAN 2
- Sterilisasi 1
- Story 4
- Subtitle Indonesia 1
- Sulawesi 1
- Sumatra 1
- Sunnah 2
- Surat Bisnis 8
- Surat Keterangan 16
- Surat Lamaran Kerja 29
- Surat Pemberitahuan 14
- Surat Pendek 1
- Surat Perjanjian 10
- Surat Permohonan 5
- Surat Pernyataan 5
- Surat Resmi 3
- Surat Undangan 9
- Surga 6
- syaikh anwar 1
- syair cinta khadijah 1
- Syi'ah 7
- Syi'ar 3
- Symphony 1
- System 2
- Tafsir dan Ilmunya 35
- Tahukah Anda 24
- Taiwan Update 2
- Takdir 3
- tanaman jahe 2
- Tangga Lagu 3
- tangisan nabi 1
- Tarawih 2
- Tarjamah 1
- Tashawwuf 3
- tata cara sholat 1
- Tausyah 1
- Techno 3
- Technology 7
- Teknik MC 1
- Teknologi 42
- Telegram 18
- Televisi 1
- Tema Wordpress 1
- tembakau manfaat 1
- tembakau manfaat rokok 1
- Template 67
- Template Blog 6
- Template Gratis 13
- Template Mas Sugeng Gratis 1
- Template Premium 11
- TENGKEK 1
- tentang kehidupan 1
- tentang tembakau 1
- tentang wanita 2
- teori 1
- teori galen 1
- teori psikologi 1
- Terapi 4
- Terbaik 3
- thawaf 1
- Thibb Nabawi 1
- Timnas Indonesia 2
- Tips 27
- Tips & Trik 5
- Tips and Tricks 6
- Tips and Trik 3
- tips bisnis 15
- Tips Blogger 341
- Tips Blogging 5
- TIPS DAN INFO 7
- Tips dan Trik 132
- Tips Islami 1
- Tips Kecantikan 35
- Tips Kesehatan 115
- Tips Matematika 1
- Tips Menulis 4
- Tips n Trick 137
- tips promosi 6
- Tips SEO 5
- tips unik 1
- Tipu Muslihat Setan 6
- Titik Bekam 5
- titik bekam seksual pria 1
- titik fashd 1
- TLEDEKAN GUNUNG 1
- TNI 1
- TNI - AU 1
- Toko Online 2
- tokoh 1
- Tokoh Indonesia 1
- tool 1
- Tools 12
- Top 10 27
- TOP 7 15
- trading forex 10
- Transport Aircraft 1
- Trik Admob Blackhat 1
- Trik Admob Terbaru 1
- Trik Superkilat 8
- troubleshooting 4
- TRUCUKAN 1
- Tryout UN 163
- Tube 1
- Tumbuhan Obat 1
- Tumor 1
- Tumor Payudara 1
- Turki Update 4
- Tutorial 19
- Tutorial artikel 18
- Tutorial Blog 57
- Tutorial template 1
- Tutorial Youtube 33
- tvN 8
- Twitter 7
- Ucapan Happy Anniversary 1
- Ucapan Selamat 15
- Ucapan Selamat Malam Minggu 3
- Ucapan Selamat Ulang Tahun 6
- Ujian Nasional 209
- ulama 1
- Ummu Mughits 1
- UMUM 9
- Uncategorized 3
- Unduh 19
- Unik 12
- Unik - Aneh 7
- unik dp bbm 2
- Unique 17
- Update Tools Admob 1
- Updates 38
- usaha jahe merah 2
- utilities 35
- Video 39
- Wanita 17
- wanita islami 1
- Wartawan 2
- WarungSSL 1
- Wawancara 1
- Wawasan 1
- Wawasan blogging 20
- wayang 1
- Webhosting 5
- Webmaster 5
- Website 5
- whatsapp 2
- Widget 82
- windows 2
- Windows 10 Terbaru Full 1
- Wisata 5
- Wordpress 28
- Workout 1
- Writing 9
- Wudhu 1
- Wuquf 1
- Xcom 1
- Xiaomi 5
- Yahudi 1
- Yang Bukan Fiqih 2
- Yoona SNSD 1
- Youtube 40
- Youtube Fanfest 2017 4
- youtuber 3
- Youtuber Indonesia 13
- Youtuber Terkenal 3
- Yusuf Mansyur Network 8
- zakat fitrah 1
Contact Form
Popular
-
5 Cara Download Video Facebook Terbaru Dengan Mudah Tanpa AplikasiJika sebelumnya kita bisa mendownload video di Facebook hanya dengan mengubah www menjadi m.faceboo…
-
13 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat/Mampet Dengan MudahCara Mengatasi HidungTersumbat/Mampet – Menderita sekali rasanya ketika hidung tersumbat atau mam…
-
10 Brand Power Bank Terbaik Harga Murah Dan Terjangkau [Update 2018]Merk power bank terbaik - Power bank yaitu sebutan untuk perangkat baterai portabel atau portable b…
-
Sinopsis Gopi Episode 1 – 200 Antv Drama India Lengkap DisiniSinopsis Gopi Episode 1 – 200 yaitu salah satu drama india yang juga ditayangkan di channel ANTV…
-
Domain Web.Id Untuk Blogger: Manfaat Dan PenggunaannyaPernahkah kamu menemukan website dengan ekstensi web.id? Jika ya, maka situs tersebut dapat dikateg…
Post a Comment
Post a Comment