![]() |
Susahnya Bersedekah |
Seabrek karya lainnya. Sedekah sudah merupakan makanan sehari-hari saya. Tidak ada lewat satupun. Cuman ini cara pandang beda. Makara pas hari kelahiran saya, saya coba praktekan sekali lagi dengan beling mata berniaga dengan Tuhan.
Tepat, jam 18 sore. Saya gres saja pulang dari sebuah minimarket. Memasukan mobil, dan masuk kerumah. Dikagetkan oleh sebuah bunyi dari luar pagar. Nada jawa barat. Serombongan keluarga, bapak,ibu dan 3 belum dewasa yang masih kecil. Mereka dengan nada sopan, bahkan takut-takut mengatakan.
“Pak, maaf menggangu sebentar. Pagar tidak usah dibuka, tidak apa-apa. Saya hanya ingin minta nasi sedikit untuk istri saya.”
Seperti tersambar geledek, bagaimana orang serombongan itu tidak membawa uang sama sekali dan tidak meminta makanan utuh atau minta uang untuk dapat dimakan satu keluarga. Hanya meminta sedekah nasi untuk istrinya saja. Anaknya ? Dia sendiri?
Langsung saya jawab iya. Dan saya masuk kedalam dan mempersiapkan apa yang ada. Semua nasi saya masukan kedalam kotak nasi, telor yang gres saja di goreng untuk makan malam tanpa pikir 2x kali pribadi saya masukan. Kebetulan ada beberapa aqua gelas. Langsung saya masukan kedalam 1 tas plastik dan bergegas keluar untuk menunjukkan itu kepada mereka. Dan masih sempat-sempatnya saya sisipkan uang Rp.50.000,- didalam tas itu
Tapi ternyata , sekeluarga itu telah menghilang entah kemana. Saya dan keluarga memutuskan untuk mengambil kendaraan beroda empat dan mengejar satu keluarga malang itu. Niat baik saya, kebetulan di hari jadi saya, saya diingatkan Tuhan untuk membuatkan kepada sesama. Maka itulah ketika yang sempurna untuk saya melaksanakan itu semua. Dan saya putari desa,kompleks perumahan dan tempat sekitarnya, untuk mencari mereka. Tapi ternyata tetap tidak menemukan dan berjumpa dengan mereka. 30 menit saya mencari mereka tetapi nasib berkehendak lain. Mereka tetap tidak dapat saya temukan.
Tuhan , maafkan aku. Aku kurang cepat bertindak, saya terlalu banyak berpikir, saya terlalu banyak pertimbangan. Tuhan, saya mencar ilmu satu hal. Bahwa bersedekat itu tidak perlu pakai lama, tidak perlu pakai mikir, tidak perlu pakai pertimbangan. Langsung kasih, maka berkatMu akan semakin mencerahkan aku.
Ah…susahnya berzakat bagi orang pemula.
(Oleh : Ridwan )
Post a Comment
Post a Comment