oleh Network ustadz Yusuf mansyur pada 10 Juli 2010 jam 0:00
Amal Tabungan
Bagi yang cepat dikabulkannya, barangkali lantaran ia sudah punya duluan amal tabungannya, hingga kemudian Allah menganggapnya cukup amal untuk hajat yang diinginkannya.
Peserta KuliahOnline yang dirahmati Allah. 3 esai sudah Saudara-saudara semua pelajari. Ada yang barangkali berkernyit, “Koq belajarnya se-emprit se-emprit, sedikit sedikit?”. Ada yang merasa sedang diburu waktu, kemudian karenanya beliau menentukan materi Kuliah Terapan Sedekah. Dan lantaran pintu materi itu masih ditutup kecuali menuntaskan Kuliah Tauhid ini dulu, mereka tidak bisa mengakses dulu Kuliah Terapan tersebut. Ada yang enjoy saja dengan cara penyajian yang ibarat ini. Ga masalah. “Memang mencar ilmu itu mesti pelan-pelan”, begitu kata sebagian yang setuju.
Lepas dari itu semua, saya meyakinkan diri saya, kawan-kawan Pengelola KuliahOnline, dan penerima semua, bergotong-royong sungguh, bila Kuliah Tauhid ini saja diikuti, diresapi, dan dijalankan pelan-pelan, insya Allah Kuliah Tauhid ini sudah lebih dari cukup.
Insya Allah sedang dalam proses editing audio penyerta yang berjudul: “Kenapa Harus Khawatir Padahal Ada Allah? Audio tausiyah pencerahan ini merupakan rekaman ketika saya berceramah di perusahaan Toshiba – Tambun. Saat itu ada satu unitnya yang mau ditutup, dan adik saya ada di sana. Bahagian dari salah satu karyawan yang menghadapi kemungkinan PHK.
Karyawan-karyawannya gelisah. Lalu mereka dikumpulkan serikat pekerjanya, dikumpulkan kawan-kawan Rohis nya, untuk diadakan semacam pencerahan semoga tidak gelisah, tidak khawatir dan tidak takut. Dan sebaliknya, bersemangat untuk berdoa semoga Allah menawarkan Petunjuk-Nya dan Pertolongan-Nya.
Alhamdulillah, ketika itu saya datang. Saya memberi materi Kuliah Tauhid. kuliah Iman. Saya yakinkan diri mereka semua, bahwa rizki itu bukan di tangan manusia. Bukan lantaran mereka bekerja. Bukan lantaran perusahaan itu beroperasi. Tapi lebih lantaran Allah mengizinkan semua itu terjadi. Bagi mereka yang sudah percaya bahwa Allah yang ada di balik semua kejadian, gampang. Tinggal tiba kepada Allah, mengaku salah atas setiap perbuatan yang mengakibatkan ada nikmat-nikmat-Nya yang ditarik-Nya kembali, dan memohon ampun seraya berharap ada Keajaiban Allah dalam kehidupannya. File audio tersebut saya sertakan untuk Saudara-saudara semua. Mudah-mudahan akibat dalam 2-3 hari ke depan.
Dan kali ini, saya minta komentar dari penerima semua perihal 3 esai Kuliah Tauhid pendahuluan, termasuk esai yang kini ini. Silahkan diimel di imel nya Web Admin KuliahOnline. Atau, dibawa pas ketemuan darat (kopi darat) di Sekolah Daarul Qur’an Internasional di Kampung Ketapang. Sedianya tanggal 30 besok, sore, jam 16.00 ketemuannya. Bawa dah. Untuk sama-sama menjadi materi pembelajaran. Komentari, kasih catatan-catatan, dan kita diskusikan bersama.
Ketika nanti saudara-saudara mendengar audio tausiyah yang berjudul: “Kenapa Harus Khawatir Padahal Ada Allah?”, Saudara akan mendengar pembahasan Kuliah Tauhid, Kuliah Iman. Saya berdoa semoga kita semua menjadi yakin bahwa HANYA ALLAH YANG MENGATUR SEGALA-GALANYA dan DIA BEGITU KUASA UNTUK MENGATUR YANG TERBAIK UNTUK SEGALA URUSAN KITA.
***
Para Peserta KuliahOnline yang berbahagia. Sesuai dengan kesepakatan dari ujung esai yang sebelumnya, bahwa kita akan membahas sedikit dari lanjutan kisahnya Ibu Yuyun. Yang lupa bagaimana kisahnya, lihat lagi ya kisah Bu Yuyun tersebut. Bahwa ia dalam satu malam bisa mendapatkan solusi bagi putranya yang mau masuk ke perguruan tinggi tinggi.
Buat saya, menarik sekali membahasa kisah tersebut. Kalau kisah itu saya penggal hanya di hari itu, maka kesannya memang yaitu doanya Bu Yuyun DIKABUL ALLAH DALAM SEHARI SEMALAM.
Ya, sorenya Bu Yuyun mendapatkan khabar bahwa anaknya lulus. Lalu malamnya bangkit malam bersama anaknya. Kemudian besoknya Allah menurunkan pinjaman lewat seorang paman yang menanggung biaya anaknya Bu Yuyun yang tidak lain yaitu ponakannya.
Terlihat sangat Kun Fayakuun ya? Satu malam jadi. Satu malam selesai.
Jawabannya, bisa ya bisa tidak.
Bisa ya, lantaran kita lagi mencar ilmu nih bahwa Allah itu Begitu Kuasa. Jangankan hitungan jeda satu malam. Tanpa ada jeda pun Allah bisa. Namun bukan mencar ilmu namanya kalau kita tidak mengupas lebih jauh lagi.
Coba lihat detail kisah sebelumnya:
Bu Yuyun, sebut saja begitu, punya anak semata wayang yang ia besarkan tanpa suami. Sejak putranya ini masuk Sekolah Menengan Atas kelas 1, suaminya meninggal. Dari hari ke hari ia kuatkan batinnya bahwa ia tidak sendirian dalam membesarkan anaknya. Ia bersama Allah. Allah selalu menemaninya. Ini yang ia yakini. Saban shalat ia berdoa semoga diberi kemampuan membesarkan anaknya dan mempunyai rizki yang cukup.
Lihat, nampak Bu Yuyun tiba ke Allah, jauh-jauh hari sebelum anaknya dinyatakan lulus. Bukan gres malam itu saja ia tiba ke Allah. Sekali lagi, dari jauh-jauh hari.
Kita buka lagi lembaran esai kuliah sebelumnya yang mencar ilmu dari kisah Bu Yuyun. Saya kembali menukilkan sedikit:
Bu Yuyun berdebar-debar. Ia tahu, kalau anaknya lulus, ini kasus buat dirinya. Kalau anaknya tidak lulus, pun kasus buat dirinya juga. Tentu saja ia senang sanggup kasus dalam bentuk anaknya lulus. Masalahnya tentu saja apalagi kalau bukan uang kuliah anaknya. Tapi segera ia banting sesuai dengan pengalamannya selama ini. Ada Allah Yang Maha Memberi Rizki. Dan ini yang membuatnya tenang.
Ia tahu bahwa Allah Maha Tahu. Kondisi ini sudah ia sampaikan ke Allah jauh-jauh hari, bahwa ia butuh biaya buat anaknya lulus. Dia yakin, Allah niscaya akan memenuhi kebutuhan anaknya, dan atau menawarkan yang terbaik. Ia malah bersemangat sekali untuk menambah kedekatan dirinya dengan Allah.
Dan ini yang kita perlu belajar. Bu Yuyun mendatangi Allah semenjak pagi-pagi ia mendapatkan masalah. Bahkan, sebenernya, jauh sebelum ia menghadapi duduk kasus biaya masuk anaknya ke perguruan tinggi tinggi ini, ia sudah berangkat menuju Allah. Ya, ia berdoa dan menitipkan kejadian-kejadian rizki di masa yang akan datang, sedari awal.
Bu Yuyun juga punya tabungan yang banyak sekali. Sementara insya Allah kalau melihat kepribadian dari story singkatnya, ia kelihatannya ibu yang salehah, yang sedikit dosanya.
***
Beda Bu Yuyun, beda pula dengan kita. Kebanyakan kita, mendatangi Allah, sehabis kita mendapatkan masalah. Atau ketika kita ada keperluan. Meskipun mendatangi Allah, atau mendekatkan diri kepada Allah lewat pintu ini – pintu kasus dan hajat – yaitu diperbolehkan (bahkan dianjurkan), namun sering menciptakan tauhid orang suka rusak.
Rusak bagaimana? Andai Allah tidak segera mengabulkan, maka ia akan putus asa. Ia cenderung marah-marah, dan bahkan tidak sedikit menyalahkan orang yang menasihatinya.
Saya sering juga “disesali” orang. Ketika saya suruh seseorang bersedekah, kemudian ia berinfak di pertemuan pertama, dan ia tidak mendapati pinjaman Allah segera tiba kepadanya, ketika itulah tidak sedikit saya kemudian “disesali” oleh orang tersebut. Bahkan tidak jarang saya “diadili” dan “dipergunjingkan”. Padahal andai ia terusin ngajinya, ia lengkapi lagi pengetahuannya, dan ia sabarkan dirinya, insya Allah sedekahnya akan bekerja, ibadahnya akan bekerja.
Dengan mencar ilmu esai-esai Kuliah Tauhid, saya kepengen kita semua bergerak menuju Allah. Tidak ada yang pernah terlambat mendatangi Allah, hingga ia meninggal dunia. Sedang, meskipun sudah meninggal dunia, Allah masih berbaik-baik sama kita, dengan terus menyuburkan amal kebaikan kita ketika di dunia hingga saatnya nanti kita dihadapkan dengan Hari Hisab.
***
Sebagai penyerta KuliahOnline, saya sertakan juga Program Riyadhah 40 Hari. Semacam pesantren personal bagi setiap individu yang bertujuan menjaga rutinitas/keistiqamahan ibadah selama 40 hari. Insya Allah akan diberitahu di esai-esai berikutnya. Tunggu saja.
Nah, kelak, bagi yang ikut serta Program Riyadhah 40 Hari, saya betul-betul meminta jamaah yang ingin ikut, membuka diri akan Kebesaran Allah, dan masuk ke aktivitas riyadhah dalam kepercayaan penuh dan masuknya juga dengan kekuatan penuh. Namun, sebelum itu, saya meminta kawan-kawan shalat taubat dulu seraya memohon ampun atas segala kesalahan yang barangkali belum sempat dimintakan ampunannya kepada Allah.
Sungguhpun demikian, tidak sedikit juga yang kemudian tidak menampakkan hasilnya, walaupun ia sudah menuntaskan riyadhah di hari ke-40 nya. Dan sebaliknya, banyak juga yang kemudian mendapatkan berkah padahal ia belum menuntaskan riyadhahnya. Mengapa? Banyak jawabannya. Dan insya Allah di lembaran-lembaran sehabis lembaran ini, satu demi satu akan terkuak dengan izin-Nya.
Oh ya, barangkali ada yang ga paham apa itu riyadhah ya? Riyadhah itu exercises. Latihan-latihan. Latihan apa? Latihan ibadah. Ditulis, dicatet, dan dilihat detail sanksi ibadahnya satu demi satu, hari demi hari, sampe hari ke-40. Dimulai dari tahajjudnya jam berapa? Berapa rakaat? Witirnya ada apa engga? Istighfar di waktu sahurnya? Baca Qur’an di penghujung malamnya? Shubuhannya di masjid apa engga? Dan amalan-amalan yang diharapkan cek-lis nya secara jujur. Mirip ibarat anak SD yang membawa buku Ramadhan yang harus ditandatangani oleh ustadz-ustadznya.
Namun satu hal yang saya mau jadikan pembelajaran buat diri saya pribadi. Bahwa ketika saya langsung masuk dan mendekatkan diri kepada Allah, saya kudu sadar, saya pun usang sekali meninggalkan Allah atau usang sekali tidak memperhatikan Allah sepenuh-penuhnya perhatian. Lalu, kuliner ketika gres masuk sudah mau minta diperhatikan dan dijawab? Riangkan hati, bahwa mendekatkan diri saja kepada Allah, sudah merupakan satu keberuntungan.
Sampe ketemu di esai berikutnya. Kita berdoa untuk diri kita, keluarga kita, dan bangsa kita, semoga hanya Allah saja yang menjadi Tuhan kita. Jangan ada yang lain. Dan semoga kita menjadi hamba-Nya yang baik, yang ringan mengerjakan amal saleh, berakal dan manis keyakinan dan imannya kepada Allah.
Post a Comment
Post a Comment