Report Abuse

Stats

Comment

Pemimpin Yang Teguh

Post a Comment
Pada suatu waktu, Abu Ubaidah bin Jarrah menemani Khalifah Umar bin Khattab dalam sebuah perjalanan ke Syam (Suriah). Mereka bersepakat untuk bergantian dalam menaiki dan menuntun kuda yang mereka gunakan.



Menjelang masuk Kota Syam, datang giliran Umar yang harus menuntun. Merasa tidak lezat dan khawatir penduduk Syam melihatnya, Abu Ubaidah mengusulkan biar beliau yang menuntun dan Khalifah Umar tetap di kendaraan.

Related: Belajar Iklas
Tetapi, Umar menolak. Ia berkata, ’’Kami yaitu kaum yang dimuliakan Allah SWT dengan Islam. Aku tak peduli apa kata mereka.’’

Sungguh menarik yang dikatakan Umar dalam cerita di atas. Kalau mau, sebagai khalifah beliau dapat menikmati banyak sekali akomodasi negara.

Misalnya, kendaraan, ajudan, pengawalan, dan lain-lain. Namun, beliau menolak semua itu. Ia tetap sederhana, jujur, adil, berani, dan merakyat. Inilah huruf yang diharapkan seorang pemimpin. Karakter yaitu kekuatan.

Kehebatan insan tersembunyi di balik karakternya. Dan huruf menunjuk pada tiga makna. Pertama, keutamaan universal yang dipandang baik oleh semua insan di sepanjang sejarah dan semua kebudayaan.

Contohnya yaitu ilmu, kearifan, keberanian, kejujuran, dan keadilan. Kedua, puncak kualitas adab yang berarti bertindak benar meski ada tekanan besar lengan berkuasa berbuat sebaliknya. Ketiga, huruf menunjuk pada kesejatian diri.

Karakter menunjuk pada perilaku dan laris perbuatan yang dilakukan seseorang pada dikala tak ada seorangpun mengetahui. Karakter merupakan apa yang sejatinya mengenai diri kita. Di sinilah huruf dibedakan dengan pencitraan.

Citra yaitu anggapan orang ihwal diri kita yang belum tentu diri yang sebenarnya. Hal yang diharapkan pemimpin, tentu bukan gambaran melaikan karakter. Dalam huruf ada kesejatian sedangkan dalam gambaran ada kamuflase kemunafikan.

Karakter menunjuk sesuatu pada yang genuine. Sementara, gambaran merujuk pada sesuatu yang bersifat artificial. Sengaja dibentuk untuk membangun imaji yang positif. Pemimpin yang berkarakter ibarat tampak pada diri Khalifah Umar.

Dia tampil genuine dan otentik. Ia tidak menyandarkan kemuliaan dan kehormatan diri pada sesuatu di luar dirinya ibarat pangkat pakaian, kekayaan, dan hal-hal yang bersifat aksesoris duniawi. Ia cukup percaya diri.

Untuk melapangkan jalan kepemimpinannya beliau tak perlu mencela dan menjelek-jelekkan pihak lain. Pemimpin yang berkarakter yaitu pemimpin optimistik. Berangkat daru integritas dan dedikasinya untuk kemajuan bangsa, beliau tak pernah ragu bertindak.

Ia pun tak memedulikan olol-olok musuh atau orang yang tidak menyukainya. ‘’Mereka adalag orang-orang yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut pada cekaab orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehandaki-Nya dan Allah maha luas (pemberian-Nya) dan maha mengetahui.’’ (QS Al Maidah: 54).

Maka, berguru dari kepemimpinan Umar, satu hal mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu karakter. Perlu diketahui huruf merupakan takdir keberhasilan pemimpin. Wallahu a’alam.

Post a Comment