Report Abuse

Stats

Comment

Strategi Keyword: Memprioritaskan Dan Menerapkan Keyword Dari Hasil Riset Ke Dalam Website

Post a Comment

Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan.
Keyword mana yang dipilih?
Bagaimana cara memakai keywordnya?
Harus disertakan berapa kali di dalam konten?
Percuma kita melaksanakan riset berjam-jam atau berhari-hari jikalau kita tidak tahu bagaimana menentukan keyword yang terbaik dan bagaimana menggunakannya.
Itulah yang dibahas dalam panduan ini.
Ini ialah penggalan keempat dari seri panduan riset keyword

1. Melakukan analisa tingkat kesulitan

Pertama, maka kita harus tahu tingkat kesulitannya dulu.
Cara menganalisa persaingan keyword sudah kita bahas di penggalan sebelumnya, ada beberapa cara mulai dari yang manual (dengan MozBar atau SEOQuake) atau yang otomatis (dengan TermExplorer).
Kita bahas mulai dari yang manual.

Analisa manual tahap 1 – Filter keyword yang volumenya cukup tinggi

Karena jumlah keywordnya sangat banyak, maka kita harus kurangi dulu. Untuk itu, yang volume pencariannya sangat rendah kita sembunyikan.
Kita cari yang volumenya cukup tinggi.
Pertama, buka file CSV anda di Microsoft Excel atau Google Sheets.
(File CSV dari Keyword Planner, sudah dibahas di sini)
Blok kolom-kolom berikut:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Kemudian klik kanan di kepala kolom > Delete selected columns.
Setelah itu, blok kolom sisanya dan klik tombol filter:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
(kiri: Google Sheets, kanan: Excel)
Klik tanda panah di sebelah Avg. Monthly, kemudian filter yang lebih besar dari angka yang anda inginkan:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Volumenya terserah harapan anda.
Ini tergantung masing-masing orang, jadi saya tidak sanggup mengatakan angka pas.
Dalam pola di atas, saya menghapus keyword yang volume pencariannya lebih kecil dari 1000 per bulan.
Terakhir, klik tanda panahnya lagi kemudian sort largest to smaller (sort Z-A untuk Google Sheets).

Analisa manual tahap 2 – Mendapatkan nilai kesulitannya

Sekarang kita akan analisa keyword yang tersisa.
Lakukan pencarian di Google dengan keyword yang tersisa:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Klik tombol hijau “Get Keyword Difficulty”.
(Kalau tidak ada, install MozBar)
Tunggu beberapa detik hingga keluar angka persentasenya.
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Setelah itu, buat kolom pelengkap di sebelah paling kanan dalam spreadsheet tadi, judulnya “Difficulty”.
Masukkan angkanya:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Itulah cara yang manual.
2 tahap tersebut hanya versi praktisnya saja, jikalau anda ingin melaksanakan riset yang lebih akurat silahkan baca kembali penggalan sebelumnya.
Buat anda yang ingin lebih praktis, ada cara yang lebih gampang untuk melaksanakan analisa ribuan keyword sekaligus:

Analisa otomatis – dengan TermExplorer

Yang ini jauh lebih mudah.
  1. Klik sajian Keyword Analyzer di penggalan atas, klik ‘Start a Keyword Analyzer Project’.
  2. Paste keyword dari file Excel yang sudah anda simpan.
  3. Sebelum menekan tombol ‘Start Project’ ubah negaranya
Tunggu beberapa detik/menit.
Setelah selesai, klik tombol Download CSV:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Kemudian file ini sanggup anda buka di Microsoft Excel atau Google Sheets.
Dibandingkan cara manual, TermExplorer akan menghasilkan analisa yang jauh lebih lengkap.
Difficulty Score sanggup anda lihat di kolom paling kanan:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Selesai!
Dalam satu langkah saja kita sanggup mengetahui tingkat kesulitan banyak keyword sekaligus, yang ini jauh lebih mudah.
Ada satu cara lagi, analisa semi-otomatis memakai Long Tail Pro.

Analisa semi-otomatis – dengan Long Tail Pro

Satu-satunya kelemahan dari TermExplorer yaitu jumlahnya dibatasi. Kalau kita ingin analisa banyak keyword, maka kita harus bayar lebih.
Kalau daftar keyword kita sedikit sih tidak masalah.
Tapi jikalau kita punya banyak keyword, bakal jadi mahal.
Karena itu, jalan tengahnya ialah Long Tail Pro.
Dengan Long Tail Pro, kita sanggup dengan gampang mem-filter, mengurutkan, dan mendapatkan tingkat kesulitannya.
Tahapannya:
1. Klik Find Keywords, kemudian klik ‘Add My Own Keywords’
Paste semua keyword anda, kemudian klik ‘Generate Keywords & Fetch Data’
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Tunggu hingga selesai.
2. Klik ‘Calculate’ untuk mendapat tingkat persaingannya
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Meskipun lebih lambat daripada TermExplorer, tapi anda sanggup melaksanakan analisa sebanyak-banyaknya.
Prosesnya juga lebih gampang daripada manual.

2. Menentukan prioritas keyword

Caranya mudah.
Kira-kira menyerupai ini pertimbangannya:
  1. Hindari keyword dengan volume (Avg. Monthly Searches) rendah tapi difficulty tinggi
  2. Prioritaskan keyword dengan volume tinggi dan difficulty rendah
  3. Prioritaskan keyword dengan volume menengah dan difficulty sangat
  4. Prioritaskan keyword dengan volume rendah, difficulty rendah, tapi sangat relevan dengan sasaran pasar anda
  5. Prioritaskan semua keyword yang sangat relevan, terlepas dari difficulty-nya
  6. Hapus keyword yang tidak masuk akal
Ada 2 hal lagi:
Pertama, jangan hapus keyword-keyword dengan volume dan difficulty tinggi. Ini masih bisa digunakan nanti dikala website anda sudah cukup besar.
Kedua, ada baiknya anda lakukan analisa manual lagi menurut panduan sebelumnya untuk website-website di halaman pertama Google untuk tiap keyword yang anda incar.
…karena angka persaingan tidak selalu akurat.
Untuk mencatat prioritasnya, buat kolom gres berjulukan Priority di Excel anda. Kemudian masukkan angka dari 1, 2, 3,… sesuai prioritas yang anda inginkan.
Seperti ini:
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website
Setiap kali ingin menciptakan konten baru, anda sanggup memakai keyword tersebut menurut urutan prioritasnya.

Prioritas berdasarkan jenis keyword

Selain persaingan dan volume, ada satu pertimbangan lagi: search intent.
Sudah kita pelajari di penggalan sebelumnya bahwa ada 4 jenis keyword menurut intent-nya:
  • Informational
  • Navigational
  • Commercial investigation
  • Transactional
Belum paham? Baca di panduan search intent.
Karena navigational tidak kita gunakan, maka kita kini hanya punya 3. Kalau anda mengikuti panduan keyword research dari bab-bab sebelumnya, anda kini punya 3 file masing-masing untuk 1 intent.
Jenis mana yang kita utamakan?
Ini sanggup kita lihat dari 2 sisi: kualitas dan kuantitas.
Secara kualitas, kualitas untuk konten di keyword transactional harus yang paling tinggi…sedangkan informational paling rendah.
Secara kuantitas, sebaliknya.
Kuantitas keyword informational lebih tinggi daripada transactional.
Kaprikornus upayakan biar halaman-halaman website anda yang mengincar keyword transactional jumlahnya tidak terlalu banyak tapi harus SANGAT berkualitas.
Alasannya?
Pengunjung tidak suka melihat banyak konten yang mengatakan produk.
Tujuan utama orang-orang browsing online adalah untuk mencari info dan mencari solusi permasalahan, maka dari itu sediakanlah banyak konten yang bermanfaat bagi mereka.

3. Memahami jenis konten yang tepat untuk keyword tertentu

Sebelum itu, satu hal dulu:
Konten itu bukan cuma artikel…
…bukan juga cuma video atau gambar.
Saat saya bicara konten, selain yang tadi juga sanggup termasuk tool, file untuk didownload, review dari pembeli, halaman penjualan produk, dan yang lainnya.
Intinya apapun yang ada di sebuah halaman website ialah konten.
Oke, lanjut…
Untuk keyword commercial investigation dan transactional, biasanya yang kita butuhkan bukan konten artikel, video, atau gambar.
Tidak cukup.
Misalnya keyword “promo tiket pesawat”.
Untuk keyword tersebut, anda tidak akan sanggup masuk ke halaman 1 di Google jikalau hanya menciptakan artikel baru yang berisi promo tiap bulan.
Google paham bahwa orang-orang tidak butuh artikel.
Kualitasnya harus lebih tinggi.
Maka dari itu, coba anda search di Google dengan keyword tersebut. Dari peringkat 1-10 isinya tool untuk mencari harga-harga tiket pesawat promo. Bukan artikel.
 Ada kebingungan besar yang terjadi sesudah proses riset keyword dan analisa persaingan Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website

Cara mengetahui tipe konten yang tepat

Sebetulnya tidak sulit…tapi sayangnya, banyak pemilik website yang tidak peduli. Mereka lebih suka menciptakan konten artikel, alasannya mudah.
Padahal justru percuma.
Kaprikornus caranya begini:
Posisikan diri anda sebagai orang yang ingin mencari di Google.
Bayangkan andalah yang sedang mencari keyword tersebut di Google. Konten menyerupai apa yang kira-kira anda harapkan?
Coba saya berikan pola kasus:
  • Keyword: “jual canon 60d”. Konten: halaman penjualan produk Canon 60D.
  • Keyword: “jual kamera dslr”. Konten: homepage dari toko online yang menjual kamera (karena keywordnya tidak spesifik).
  • Keyword: “kamera dslr”. Konten: klarifikasi kamera DSLR.
  • Keyword: “kamera dslr terbaik”. Konten: artikel berisi daftar kamera DSLR terbaik
  • Keyword: “canon 60d”. Konten: halaman produk Canon 60D dari website resmi Canon
Seperti itu.
Mulai sekarang, jangan lagi buru-buru menciptakan artikel untuk semua jenis keyword.
Perhatikan kebutuhan kontennya.

4. Menggunakan keyword di dalam konten

Disinilah banyak orang melakukan kesalahan fatal.
SEO kini berbeda dengan sebelum tahun 2013, semenjak Google meluncurkan algoritma berjulukan Hummingbird.
Dulu, menyerupai ini:
Praktisi SEO memakai keyword hasil riset secara berulang-ulang di dalam halaman websitenya. Tujuannya biar Google paham bahwa halaman tersebut mengincar keyword tersebut.
Misalnya artikel dengan keyword “cara menghilangkan virus komputer”.
Keyword tersebut ditulis berulang-ulang kali, dan penulisannya persis menyerupai keyword yang muncul dari Google Keyword Planner.
Setelah itu, diberikan hiasan bold/underline/italic.
Sekarang, menyerupai ini:
Kita tidak perlu pusing-pusing memakai keyword di dalam konten. Asalkan kita menciptakan konten yang isinya wacana keyword tersebut, Google akan paham.
Jadi, untuk keyword tadi, anda tinggal menciptakan artikel yang berisi panduan menghilangkan virus komputer. Tidak perlu menulis keywordnya persis menyerupai itu.
Seperti itu cara kerjanya.
Dengan adanya Hummingbird, Google sanggup paham TOPIK dari sebuah halaman meskipun kita sama sekali tidak menulis keywordnya.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Pertama, ini yang terpenting:
Jangan pedulikan SEO sama sekali dikala anda menciptakan konten.
Gunakan keywordnya sebagai topik saja, kemudian buatlah konten yang “apa adanya” tanpa perlu pusing dimana menempatkan keyword tersebut.
Selain itu, anda juga tidak perlu mem-bold/italic/underline setiap kali keywordnya muncul.
Kalau terlalu dipikirkan, justru konten anda jadi tidak lezat dinikmati.
Tapi bukan berarti keywordnya tidak dipakai sama sekali…
…ada 3 tempat dimana kita sebaiknya menyertakan keyword:
  1. Judul halaman
  2. URL
  3. Backlink
Itu saja.

Related Posts

Post a Comment