Report Abuse

Stats

Comment

Allah, Tuhan, The God

Post a Comment
Dalam pengucapan sehari-hari, terkadang kita mendengar ada orang menyebut Allah, Tuhan atau dalam Bahasa inggris disebut The God. Semua istilah itu mengacu kepada makna yang sama. Berbeda maknanya bila ditulis ilah, ilahi atau god. Dimana letak perbedaannya? Berikut penjelasannya.

Karena kata "Allah" berasal dari Bahasa Arab, maka perlu dijelaskan makna kata ini berdasarkan asal bahasanya. Menurut Muhammad Husain al-Thabâthabâ’î, ketika menjelaskan makna kata الله dalam kalimat الحمد لله رب العالمين  pada surat al-Fâtihah, kata الله berasal kata الإله lalu dihilangkan abjad hamzahnya (ء) berdasarkan banyaknya pemakaian dan penggunaan kalimat menyerupai itu sehingga menjadi الله

Kata إله sendiri berasal dari kata أله الرجل يأله dengan arti عبد (menyembah). Kata ini juga berasal dari kata أله الرجل atau kata وله الرجل dengan arti تحيّر (mencengangkan/ mengherankan). Kata إله itu setimbangan dengan فعال dengan arti yang sama denganالمفعول  seperti kata كتاب dengan arti مكتوب (yang ditulis). Oleh alasannya yaitu itu, dinamakan ilahi dengan إله karena Ia yaitu zat yang disembah atau juga alasannya yaitu Ia yaitu zat yang mencengangkan dan mengherankan secara akal, tidak sanggup dijangkau oleh budi manusia.

Secara penamaan, Tuhan dengan sebutan الله sudah terkenal di kalangan bangsa Arab. Istilah الله sudah dipakai oleh orang Arab jahiliyah jauh sebelum al-Qur`ân diturunkan kepada mereka sebagaimana terdapat dalam firman Allah surat al-Zukhruf dan al-An'âm.

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ(87)
Dan sungguh bila kau bertanya kepada mereka: "Siapakah yang membuat mereka, pasti mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka sanggup dipalingkan (dari menyembah Allah)?, (QS. Al-Zukhruf/43: 87)

وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ(136)
Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bahagian dari flora dan ternak yang telah diciptakan Allah, kemudian mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak hingga kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu hingga kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. (QS. Al-'An'âm/6: 136)

Begitulah pemakaian kata الله sebagai sebutan Tuhan pada masa Arab jahiliyah. Indikasi yang mengatakan bahwa الله adalah sebutan atau nama bagi Tuhan yaitu pensifatan-Nya dengan banyak sekali nama yang baik-baik (al-asmâ al-husnâ) dan semua perbuatan-Nya diambilkan dari nama-nama tersebut.[1]

Antara istilah "Allah, Tuhan dan The God"

Jika dipahami dari makna kebahasaan dan praktek penggunaannya oleh orang Arab jahiliyyah--yang notabene mereka tidak beriman--maka dipahami bahwa sebutan Allah yaitu sebutan bagi Tuhan yang sudah dikenal. Dalam bahasa Arab disebut jenis katanya dengan kata yang ma'rifah, tidak nakirah. Atau dalam Bahasa Inggris diistilahkan kata itu definitif alasannya yaitu ada infinitif "the" yang mengatakan bahwa kata itu sudah diketahui sebelumnya. Lebih lanjut sanggup kita pahami dalam teladan berikut ini.

Dalam Bahasa inggris, dikala disebut the book, berarti buku yang disebut itu sudah terang atau paling tidak sudah diketahui oleh si pengucapnya buku apa yang dimaksud. Bisa juga kata ini mengacu kepada kata book yang sebelumnya sudah disebut. Begitu juga dalam istilah Bahasa Arab, kata Allah yaitu bentuk ma'rifah dari kata إله (Ilah). Sebagaimana kata alkitab yaitu sudah jelas atau paling tidak sudah diketahui oleh si pengucapnya buku yang dimaksud. Bisa juga kata ini mengacu kepada kata kitab yang sebelumnya sudah disebut.

Berdasarkan budi bahasa ini, maka kata "Allah" bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggiris akan menjadi "The God". Namun bila disebut God saja, tidak sanggup diterjemahkan dengan Allah, tapi "Ilah".

Agak sedikit berbeda dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Merujuk pendapat Nurcholis Madjid, kata Tuhan dengan abjad "T" yang ditulis secara Kapitalisasi/ huru besar (Tuhan) dipahaminya sebagai Allah (dalam Bahasa Arab) atau The God (dalam Bahasa Inggris). Namun, bila ditulis dengan abjad "t" kecil (tuhan) dipahami sebagai ilah atau god, tidak Allah atau The God. Dari sini muncul istilah "tidak ada ilahi selain Tuhan". Artinya, tidak ada satupun ilahi selain Tuhan yang definitif/ sudah diketahui.


[1] Muhammad Husain al-Thabâthabâ’î, al-Mîzân fî Tafsîr al-Qur`ân, (Beirut: Muassasah al-A’lâmî li al-Mathbû’ah, 1991), jilid ke-1, h, jilid ke-1, h. 21.

Related Posts

Post a Comment