Report Abuse

Stats

Comment

Kisah Dan Misteri Ya'jud & Ma'jud Berdasarkan Al-Quran

Post a Comment
Kisah Dan Misteri Ya'jud & Ma'jud - Ya’juj dan Ma’juj telah dikisahkan di dalam Al-Qur’an sebagai sekelompok orang yang membawa kehancuran bagi muka bumi. Mereka akan keluar ketika menjelang hari kiamat, yang bergerak dengan cepat dari kawasan yang tinggi, melahap habis semua tumbuh-tumbuhan dan mengeringkan semua sumber air yang mereka minum. Kelak ketika mereka muncul, hanya Nabi Isa as. dan Imam Mahdi yang sanggup melawan mereka.

Kepercayaan terhadap keberadaan Ya’juj dan Ma’juj tidak hanya ada pada agama Islam saja, alasannya yaitu orang Katolik dan Yahudi juga mengakuinya dengan nama yang berbeda, yaitu Gog dan Magog (dalam Perjanjian Lama). Saat ini atas izin Allah Ya’juj dan Ma’juj masih terkurung dalam penjara besi tak kasat mata yang tidak sanggup mereka tembus kecuali kalau hari selesai zaman sudah dekat.

Ciri-ciri dan Sifat Ya’juj dan Ma’juj

Kaum Ya’juj dan Ma’juj yaitu sekelompok dari golongan manusia, hanya saja secara fisik dan kekuatan mereka berbeda dari insan biasa. Sebagian beranggapan Ya’juj dan Ma’juj berasal dari keturunan Adam as. dan Hawa, namun ada juga yang beropini mereka merupakan keturunan Nabi Nuh as. Ya’juj dan Ma’juj tidak akil dan fasih dalam berbicara, mereka sangat suka menciptakan kerusakan di bumi, dan jumlah mereka sangatlah besar.

Secara fisik, badan mereka hanya setengah dari insan biasa, mempunyai wajah yang lebar, mata sipit, hidung kecil, rambut merah kecoklatan dan warna kulit yang kemerahan. Wajah mereka seolah-olah terlihat menyerupai perisai. Ya’juj dan Ma’juj bergerak sangat cepat menyerupai air yang mengalir deras dari atas gunung.

[ Baca juga : Fakta-Fakta Benua Antartika Menurut Hasil Penelitian ]

Peristiwa Dikurungnya Ya’juj dan Ma’juj

Ketika Ya’juj dan Ma’juj  menyerang penduduk dan mengakibatkan binasanya tumbuhan, ternak dan sumber air, datanglah seorang raja berjulukan Dzulkarnain. Para penduduk memohon kepada raja tersebut untuk mengurung Ya’juj dan Ma’juj semoga sanggup terbebas dari kejahatan yang mereka perbuat.

Kisah Ya’juj dan Ma’juj telah disebutkan di dalam surah Al-Kahfi menyerupai berikut ini.

"Hingga apabila dia telah hingga di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: 'Hai Dzulqarnain, bekerjsama Ya'juj wa-Ma'juj itu orang-orang yang menciptakan kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memperlihatkan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kau menciptakan dinding antara kami dan mereka.' Dzulqarnain berkata: 'Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya yaitu lebih baik, maka tolonglah saya dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), semoga saya mengembangkan dinding antara kau dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi.' Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: 'Tiuplah (api itu)', hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: 'Berilah Aku tembaga (yang mendidih) semoga saya tuangkan ke atas besi panas itu.' Maka mereka tidak sanggup mendakinya dan mereka tidak sanggup (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: 'Ini (dinding) yaitu rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah tiba kesepakatan Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur lu luh; dan kesepakatan Tuhanku itu yaitu benar." (QS. Al-Kahfi: 93-98).

Juga firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiyaa’:

"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh kawasan yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan kesepakatan yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); "Aduhai celakalah kami, bekerjsama kami yaitu dalam kelalaian ihwal ini, bahkan kami yaitu orang-orang yang zalim" (QS. Al-Anbiyaa’: 96)

Ya’juj dan Ma’juj dikurung hingga tiba masa yang telah dijanjikan Allah SWT. Mereka setiap hari menggali tembok kawasan mereka ditahan, ketika keesokannya kawasan yang merreka gali akan kembali menyerupai semula. Sampai nanti suatu ketika mereka menggali dan keesokan paginya kawasan tersebut tetap menyerupai kemarin, ketika itulah mereka akan bebas. Baginda Rasulullah SAW juga pernah beberapa kali menyebutkan perihal Ya’juj dan Ma’juj, salah satunya menyerupai berikut ini.

"Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj membongkarnya setiap hari, hingga ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang, kita teruskan besok'. Lalu Allah mengembalikannya lebih besar lengan berkuasa dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: 'Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Ta'ala'. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke kawasan mereka menggali, mereka mendapat galian menyerupai kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air hingga kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata: 'Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit."

Kisah Antara Ya’juj dan Ma’juj dengan Dzulkarnain

Dzulkarnain yaitu seorang raja dari kerajaan At-Tababi’ah. Dzulkarnain sendiri merupakan julukan dari Abu Karb AlHimyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy, yang artinya pemilik dua tanduk. Disebut demikian alasannya yaitu wilayah kekuasaannya yang begitu luas mulai dari ujung tanduk matahari cuilan timur hingga barat.

Ketika raja Dzulkarnain mengembara dan tiba di sebuah desa antara gunung Armenia dan Azzarbaijan, dia mendapat keluhan dari penduduk setempat dan memintanya untuk melindungi mereka dari Ya’juj dan Ma’juj. Atas izin Allah SWT dia sanggup menciptakan tembok besi yang sangat besar lengan berkuasa sehingga tidak sanggup ditembus oleh kaum Ya’juj dan Ma’juj.

Demikian dongeng dan misteri Ya’juj dan Ma’juj, semoga sanggup dijadikan pelajaran dan renungan untuk umat Muslim bahwa hari selesai zaman niscaya akan tiba dan salah satu tandanya yaitu kemunculan Ya’juj dan Ma’juj. Kita harus mengimaninya dan selalu memohon kepada Allah SWT untuk tetap dalam lidungan-Nya seraya memperbaiki diri.

Related Posts

Post a Comment